➳ bagian satu ➳

6.5K 389 10
                                    

Langkah demi langkah menghasilkan suara sepatu yang beradu dengan keheningan, pada waktu menjemput senja, koridor salah satu kampus telah mulai sepi, hanya ada satu atau dua orang yang masih betah berlalu lalang di sana.

Sebenarnya mahasiswa kelas sore lah yang menempati kampus pada jam segini, memang lebih sedikit daripada mahasiswa yang mengambil kelas pagi, adapun mereka semua telah masuk untuk kelas, maka dari itu menyisakan keheningan di sepanjang koridor kampus pada hari ini.

Salah satu mahasiswa yang menyusuri lantai dingin pada sore itu adalah Revian, seorang mahasiswa semester empat yang mengambil jurusan sastra. Langkah nya gontai, membawa tubuhnya masuk ke dalam perpustakaan yang kondisinya telah sunyi sepi, hanya ada penjaga perpustakaan, pria tua dengan kacamata tebal.

Helaan napas berat lagi-lagi Revian keluarkan, harusnya sekarang ia telah pulang, duduk santai pada balkon kamar sambil nikmati indahnya cahaya senja ditemani secangkir coklat panas.

Tapi, kenyataan sungguh terlalu pahit, bukannya menikmati semilir angin sore, namun malah menikmati bau perpustakaan kampus yang membuat muak.

Revian bukanlah mahasiswa yang mengambil kelas sore, seharusnya ia sudah pulang beberapa jam lalu, tetapi tagihan dosen akan tugas membuatnya harus menjelajahi perpustakaan yang sungguh luas ini.

Mata kuliah mitologi Yunani. Awalnya Revian heran, tidak percaya jika mempunyai matkul itu dalam jurusan yang ia ambil, entah itu hanya ada di kampusnya atau tidak, intinya itu adalah satu dari banyaknya mata kuliah yang Revian benci dalam jurusannya, mungkin hampir semua matkul. Bayangan ketika memasuki jurusan sastra sungguh sangat mudah dalam kepala kecil miliknya, tapi siapa sangka ternyata rangakaian sederhana dalam kepala dihancurkan dengan hebatnya.

Sebenarnya tugas matkul mitologi Yunani ini telah diberikan pada minggu lalu, namun sampai hari ini pun Revian belum menemukan satu judul pun, hingga berakhir dosen wanita tua memberikannya sebuah judul, namun bukannya berterima kasih, Revian malah terus menghela napas berat, karena mulai hari ini, ia harus mengerjakan tugas penelitian sebuah kisah, tepatnya sebuah cerita mitos.

Selesai berpindah pindah dari rak satu ke rak lainnya, Revian akhirnya bawa tubuh untuk duduk pada ujung salah satu meja yang dirangkai menjadi sebuah meja panjang dengan banyak kursi yang mengelilingi. Sekitar lima buku telah tersedia di depan mata, laptop juga telah ia keluarkan bersama dengan buku lumayan lebar, yang biasa Revian jadikan sebagai buku catatan segala hal.

Halaman mulai dibolak-balik, coretan pada buku kosong juga mulai menjadi isi, sesekali suara ketikan keyboard juga terdengar, temani diri yang mulai dihampiri lelah.

Saat kelopak mata ingin tertutup, suara dari belakang membuat Revian kembali sadar, ingin kembali merebahkan kepala di atas meja ketika mengetahui hanya temannya yang datang.

"Lo belum pulang Rev?" ucap suara itu, Revi adalah panggilan, namun sering disingkat lagi menjadi tiga huruf itu. Pria yang tadi menyapa membawa tubuhnya ikut menarik kursi dan duduk di sebelah Revian. Tidak lama setelah menyelesaikan kalimat, sebuah anggukan kepala Nathan dapatkan.

Pria bernama Nathan itu melirik kekacauan di atas meja temannya. "Makanya kerjain yang awal dong, kayak gue."

Mendengar kalimat angkuh teman satu jurusannya, Revian balas dengan jelingan tidak minat. "Iya deh. Tapi ngapain lo kembali ke kampus, pengen bantuin gue?"

Nathan menggeleng, kemudian memperlihatkan sebuah buku yang ingin ia pinjam. "Gue butuh buku ini untuk tambahan sumber.” jawab nya meluruskan.

"Memangnya lo ngambil kisah apa deh?" Revian hentikan sejenak otaknya, memilih mengobrol dengan Nathan, ia biarkan kerangka kisahnya terlantar, masih belum menemukan versi lengkap nya.

𝑬 𝑹 𝑶 𝑺 [𝒉𝒚𝒖𝒄𝒌𝒓𝒆𝒏] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang