9 - Pindah

36 6 1
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.




" Apa ini satu-satunya keputusan yang bisa di buat pa?" tanya Gyuri.

" Iya, papa yakin kalau kamu sudah lulus, lebih baik kamu urusin cabang perusahaan kita yang ada di Amerika Serikat sebelum kamu pindah ke induk perusahaan,"

" Kalau emang itu keputusan nya, Gyul akur aja pa,"

" Oke, nanti papa urusin perpindahan kamu, kamu sediain diri kamu aja ya," kata Mr. Jang lalu keluar dari bilik Gyuri.

Gyuri hanya mampu melihat papanya keluar dan enggak mampu melawan keputusan itu. Dia merasa lemah. Gimana caranya dia mau memberitahu perkara ini ke rakan-rakannya terutama pacarnya Jisun.

Gyul itu bukan nggak mau bantah namun papanya itu kalo sudah bikin satu keputusan susah untuk diubah lagi. Mamanya aja nggak bisa luluhin keputusan apalagi dia.

Gyuri nggak mau buang masanya jadi dia terus aja ngechat Jisun buat ketemu. Jisun setuju dan mereka nanti bakal makan di sebuah restoran pilihan Jisun.

.
.
.

" Kamu kok kayak nggak punya nafsu makan? Kamu nggak sehat?" Jisun nanya, karena dia lihat Gyuri dari tadi cuman aduk-aduk makanannya aja.

Dia kan jadi risau kalo-kalo Gyuri lagi kenapa napa.

Gyuri menyangkalnya.
" Nggak kok, sudah kenyang aku, makanan kamu gimana? Enak gak?"

Gyuri cuba untuk mengubah topik percakapan mereka. Dia belum mau menceritakan hal yang sebenarnya.

"Enak, mau coba? Sini aku suapin," Jisun terus aja menyendok makanannya dan memberikan pada Gyuri.

Gyuri terima aja, dia itu sebenarnya suka jika Jisun memperlakukan dia kayak gitu.

" Enak ni, kamu tau nggak kali kamu yang milih menu makannya pasti makanan kita bagus,"

Jisun tersenyum mendengar itu. Dia juga selalu dengar itu dari temannya yang lain.

"Iya sih, aku kan Roh Jisun,"

Setelah mereka itu habis makan, mereka ke Han River. Mau ambil angin katanya.

Gyuri memegang tangan Jisun, mereka lagi jalan-jalan.
" Oppa, kalo udah lulus, oppa mau melamar pekerjaan di mana?"

Oh iya, Jisun itu nggak tahu kalo Gyuri itu holkay. Ya kerna Jisun itu kenal sama Gyuri pas udah masuk kuliah. Gyuri juga orangnya tertutup.

Soalan Jisun itu membuat Gyuri diam sebentar.

"Nggak tau lagi sih," katanya.

Jisun iyain aja.
"Tapi jangan yang jauh-jauh ya Oppa, pilih yang dekat aja, aku nggak mau ldr sama oppa,"

Nah, perkataan Jisun itu ngebuat Gyuri lemah. Gimana caranya dia mau ngasi tau kalo dia itu harus kerja ke oversea. Kalo bisa dia juga nggak mau ldr sama Jisun. Mereka kan baru jadian juga.

Mereka duduk di satu bangku, Jisun letakin kepala di bahunya Gyuri.

" Jisun," kata Gyuri lembut.

Jisun mengangkat kepalanya ngelihat Gyuri. Mereka lagi bertentangan mata.

Jisun nggak tau apa dia salah lihat atau apa tapi dia bisa tau kalo Gyuri kayak sedih gitu.

Gyuri senyum, dan dia menutup jarak di antara mereka. Gyuri mencium Jisun dengan lembut. Jisun juga membalas ciuman Gyuri itu. Ciuman mereka itu nggak berdasarkan nafsu melainkan rasa cinta mereka antara satu sama lain.

Mereka terus bercium beberapa kali. Gyuri kemudiannya mencium dahi Jisun.

"Aku sayang kamu,"
"Aku juga"





To be continue...

Tsundere GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang