"Akh!!" Tubuh kecil Jihan di hempaskan oleh pemuda berbadan besar dan tinggi itu ke sebuah ruangan.
"Maaf ya jika sakit. Tapi nanti akan lebih sakit lagi."
"S-sebenarnya lo siapa?! Kenapa lo culik gue!" teriak Jihan.
"Siapa gue? Siapa gue itu ga penting, nanti juga lo tau kok.." pemuda itu mengelus pipi Jihan intens yang membuat Jihan sendiri merinding.
"J-jangan sentuh gue! Singkirkan tangan lo dari wajah gue!!" ucap nya sembari berontak.
"Ssstt.. Jangan berontak sayang. Oh iya, daripada kau duduk disini lebih baik kau duduk di kursi dengan tangan dan kaki diikat ya! Supaya nyaman."
"Nggak! Gak mau!!" Jihan terus berontak supaya dilepaskan tapi tenaga pemuda itu lebih besar daripada tenaga Jihan.
"Diam!" bentak nya.
Jihan ketakutan sekarang, entah siapa yang menculik nya karna kedua mata nya ditutup oleh sebuah kain agar dia tak melihat sekitar.
"G-gue harus bisa keluar sendiri dari sini! Pria bejat itu pasti mau lakukan sesuatu yang aneh aneh." gumam Jihan.
"Emmh! Ih tali nya diiket kenceng banget.. Gimana lepasin nya!" Terlihat pergelangan tangan Jihan memar akibat ikatan dari tali itu dan pergerakan Jihan.
"Rese!! Akh! Pokoknya gue harus keluar dari sini sebelum orang itu dateng lagi."
Namun saat Jihan hendak melepaskan tali nya tiba-tiba dia terjatuh ke samping yang membuat lengan kanan nya memar.
"Akh auwh.. Sialan, kenapa harus jatuh sih! Argh gimana caranya berdiri kayak tadi!" Saat itu pintu terbuka terlihat pemuda yang menculik Jihan masuk keruangan itu.
"Ohh.. Cup cup.. Sudah ku bilang kan diam saja, kalau kau begini kau melukai dirimu sendiri. Kenapa terjatuh? Mau kabur ya?"
"Lo itu sebenarnya siapa sih bangs*t!! Lepasin gue!!"
"Ouh.. Gak mungkin dong gue lepasin lo, susah susah gue culik lo dan bawa lo kesini." Pemuda itu membenarkan lagi tubuh Jihan menjadi duduk, pemuda itu mendengar dan melihat bahwa Jihan kesakitan karna jatuh tadi.
"Makannya jangan banyak bergerak ya, sayang. Nanti sakit seperti tadi. Oh iya aku kesini hanya mau melihat kondisi mu bagaimana.." pemuda yang tak Jihan kenal itu mengelus pipi Jihan sensual yang membuat Jihan sendiri merinding.
"Emmh!! Lepas! Singkirkan tangan kotor lo dari wajah gue!" ketus Jihan.
"Oh ya ampun.. Bayi marah, lalu aku harus apa? Aku terobsesi dengan mu.. Kau tau? Aku tergila-gila akan dirimu."
"Fu*k! Pria bajing*n!!"
"Sudah berani mengeluarkan kata kata mutiara??"
"Diam kau bodoh!" teriak Jihan menggema di ruangan itu.
"Kalo gue pikir.. Perkataan pemuda ini mirip dengan Haruto, apa..? Dia Haruto? Apakah yang menculik gue Haruto?? Kalau iya, ini sangat gawat" batin Jihan.
"Kenapa terdiam, hm?" Jihan hanya menggeleng untuk membalas pertanyaan pemuda itu.
"Yasudah. Kalau begitu gue tinggal, ingat jangan banyak bergerak kau akan tau akibat nya"
Muach!
"Apa apaan?! Pria sengklek ini cium pipi gue?! Anjir mesum banget. ya Tuhan cepet lepaskan akuu, serius gue gak mau begini. Sebenarnya siapa sih pria bajing*n itu! Kalau sudah begini gue tau tujuan dia culik gue apa, gue yakin dia Haruto" Jihan tetap keukeuh meronta supaya ikatan nya lepas dan ia sangat jijik sekarang akibat pemuda itu mencium pipi nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dance or Dansa? || •TAMAT •[REVISI]
Romance"Jihan, gue ngaku kalo gue suka sama lo" ==== "Gue gak akan pernah jatuh hati sama dia!" ==== "Dia itu musuh gue! Gue gak akan pernah jatuh cinta sama dia!" ==== Dan pada akhirnya mereka tau bahwa tak selamanya mereka harus saling membenci. Ener...