SEPULUH

22 1 0
                                    

Esoknya

"Ma Jihan berangkat dulu ya, udah telat."

"Iya nak hati-hati. Bekal mu udah dibawa? Uang jajan nya udah? Jangan lupa botol air minum mu."

"Iya ma udah semua, yaudah Jihan berangkat dah ma,"

"Ya sayang, semangat sekolah nya."

"Makasi ma."

Jihan bergegas menuju ke supir nya, namun dia bilang, "Non, ada temen non nungguin di luar." ucap supir nya.

"Hah siapa? Yaudah makasih ya pak."

"Iya non."Saat Jihan keluar gerbang rumah, ia dapat melihat ada Jungwon disana.

"Lo? Kenapa kesini."

"Ya bareng sama Lo lah."

"Idih, ntar lo telat. Udah jam berapa ini." ucap Jihan.

"Nggak akan, udah buruan ayok naik. Pake helm nya nih."

"Ya iya." Tanpa disadari Jungwon mengantar Jihan, entah kesambet apa dia ini jadi rajin antar jemput.

"Jungwon bangs*t!!! Jangan ngebut anjir!! Gue tau kita telat tapi jangan ngebut woi! Udah turunin kecepatan nya!!"

"Udah han, lo mau sampe sana telat?"

"Ya gak mau, tapi gak gini caranya woi! Please, lo kalo mau mati jangan ngajak gue dong, gue masih ada masa depan yang harus dikejar!!"

"Tenang, gak akan kenapa-kenapa kalo ngebut sama gue, jamin deh!"

"Kalo gak??!!!"

Sesampainya di sekolah.

"Tuhkan gak telat, gue bilang apa."

"Udahlah anjir telat semenit tau! Buruan deh." Jihan menarik tangan Jungwon kemudian berlari masuk ke kelas. Mana kelasnya jauh pula.

"Pelan pelan Jihan! Gue mau jatoh ini."

"Gak peduli, gue cuma peduli kita gak dihukum Bu Veronica!"

"Eh iya gue lupa ini pelajaran Bu Veronica!" kemudian Jungwon menarik balik tangan Jihan mengajak nya berlari lebih cepat menuju ke kelas.

"Ah syukurlah belum ada Bu Veronica, Hyunseok, Bu Veronica belum dateng kan?" tanya Jihan pada Hyunseok.

"Belom katanya bakal telat. Tumben lo berdua telat 5 menit ke kelas, ada apaan nih?"

"Nggak ada apa apaan. Capek banget sumpah." ucap Jungwon.

"Percuma kita lari kalo bu Veronica juga telat." kali ini ucap Jihan.

"Jungwon, Jihan. Ciee kalian udah gak musuhan nih? Jangan jangan kalian pacaran yaa~ tumben pegangan tangan." ucap Teresa tiba-tiba. Lalu satu kelas pun ikut-ikutan cie-ciein mereka berdua.

"Udah diem lo semua. Lo semua mau gue sikut dan gue hajar hah?! Kita gak pacaran ya Teresa, dia aja itu megangin tangan gue."

"Fitnah! Lo duluan yang megang tangan gue, narik-narik tangan gue!" ucap Jungwon tak Terima.

"Apaan jir, lo juga narik tangan gue kan sampe sini!" sangar Jihan.

"Uhmm mesra nyaa~" ejek Teresa lagi.

"Teresa, diem! Hadehh ada apa dengan makhluk di kelas ini ya Tuhan. Ku mohon beri mereka hidayah." ucap Jihan pasrah kemudian menuju ke meja nya.

"Ih ampun!! Apalagi ini! Woi semua, siapa ini yang naro sampah di bangku gue lagi?! Ngaku gak lo semua!" teriak Jihan.

Dance or Dansa? || •TAMAT •[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang