"Jihan, lo beneran yakin nih masih mau bersaing sama Jungwon? Dia itu kan pinter banget tau gak sih! Lo aja taun ini kalah kan ke peringkat dua?"
"Ish! Lo itu bukannya semangatin gue kok malah bandingin gue sama Jungwon sih? Iya, gue kalah gak bisa dapetin peringkat satu di semester satu, tapi gue yakin banget di semester dua ini gue bisa dapet peringkat satu!"
"Ah terserah lo deh. Yaudah gue semangatin lo nih, semangat Jihan! Oh ya, lo udah tanya belom sama guru seni lo? Kan lo gamau masuk bidang seni dansa, protes gih!"
"Ihh! Lo tau ga sih? Gue udah protes dua kali malahan! Gue kan udah bilang sama guru seni kalo gue gamau masuk ke bidang itu! Ahh gurunya demen banget sih masukin gue gitu aja." keluh Jihan.
"Yaudah deh, coba lo tanya lagi! -Eh! Eh, liat! Itu Jungwon kan?? Samperin gihh!!" tiba-tiba kakak kelas nya yang hanya beda dua tahun (Park Chaeyoung atau panggil saja Rose) mendorong Jihan.
Karna tidak sempat menghindar ia jadi menabrak tubuh Jungwon dengan ehm tak masuk akal (?).
Jungwon menampuh tubuh Jihan agar tak jatuh. Mereka bertatapan selama 1 menit lamanya, dan saat Jungwon sadar itu Jihan, ia langsung mendorong tubuh mungil Jihan.
"Jihan! Lo ngapain sih?!"
"Aish! Bisa ga lo gak usah dorong gue gitu? Gue.. Gue di dorong!"
"Dihh, bilang aja mau dapet kesempatan biar deket sama gue kan??" pede nya.
"Hih! Moh banget! Kok lo jadi orang pede banget sih? Gue gak bohong! Kak ro-" saat Jihan menoleh Rose menghilang begitu saja.
"Hah? Siapa? Kak rose? Gak ada tuh, ngarang ya lo!"
"Ap-apa..? T-tadi.. Tadi ada kak Rose! A-arghh! Kak Rose!! Awas kak!" gerutu Jihan.
"Ahahaha, ehh lo di panggil noh sama guru seni. Minggir dari pandangan gue!" Jungwon pun menggeser tubuh Jihan sedikit dan pergi meninggalkan Jihan di koridor.
"Dih! Tuh anak kok pede banget sih, bisa-bisanya gue kenal sama makhluk kayak dia. Eh iya, kenapa ya guru panggil gue doang?" tanpa pikir panjang Jihan menuju kantor guru seni itu.
"Apaa?!! Bu! Kok ibu main iyain aja ke BK dan kepsek kalo aku mau ke bidang seni Dansa dan ikut lomba nya??!! Bu! (Jihan menggeprak meja) ibu tau kan kalo aku gak bisa dansa?! Aku cuma bisa Dance." kesalnya.
"Ibu bisa lihat dari cara mu."
"Cara? Cara apa yang ibu maksud?"
Gurunya memanggil petugas sekolah yang kebetulan lewat untuk memanggil Jungwon Juga.
...
"Apa?!" tiba-tiba Jungwon menggeprak meja gurunya sana seperti Jihan tadi.
"Astaga! Jungwon jangan digeprak berisik tau gak sih!" ucap Jihan yang sedang duduk didepan gurunya karena disuruh duduk.
"Diem lo jangan ikutan! Bu, kenapa seenaknya masukin aku ke bidang itu sedangkan aku sendiri belum setuju? Aku kan gak suka Dansa bu, pokoknya batalin!"
"Iya! Aku setuju dengan Jungwon." tambah Jihan.
Gurunya lagi-lagi terdiam dan bingung ingin bicara apa jika menghadapi dua anak ambis namun tak ambis di bidang Seni dansa ini.
...
"Oke deh bu! Kita udah buat keputusan kalo kita bakal ikut di dua bidang itu sekaligus." sepakat Jungwon dan di jawab anggukan dari Jihan.
...
Besoknya.
"Jungwon! Sebetulnya gue gak mau temuin lo, tapi ini kata guru seni kita pulang sekolah harus kumpul di ruang tari sekolah."
"Iya, tar gue dateng." jawab Jungwon lalu dibalas anggukan dengan Jihan.
Pulang nya.
"Ish! Jungwon mana sih, udah nunggu sejam kok gak dateng dateng sih tuh anak." gerutu Jihan yang sedang duduk di lantai ruangan.
"Bu, mending batalin aja deh latihan nya." kesal Jihan.
"Sabar dulu ya, mungkin dia ada urusan."
"Urusan? Mungkin aja sih."
Tak berselang lama Jungwon pun datang dengan terengah-engah karna habis berlari.
"Maaf semua! Aku telat, hhaahh.." ucap Jungwon yang terengah-engah berlari seperti habis dikejar oleh biawak dari arah kelas.
"Jungwon! Lo kemana aja sih? Gue sama bu Soodam udah nunggu sejam disini tau!" kesal Jihan pada Jungwon.
"Sorry lah! Gue tadi ada telfon dari bokap dan ada urusan sama anak basket." jelas nya.
"Seenggaknya lo bilang daritadi sebelum itu!"
"Udah udah, stop! Ayo mulai dansa nya, bulan depan kalian akan tampil loh, latihan ini butuh waktu lama." kesal bu Soodam yang terpendam selama ini, namun dengan lembut.
"Iya bu."
...
"Jihan, kamu dansa nya harus terlihat elegan! Angkat sedikit kepala mu Jihan, dan Jungwon, saat dansa kau harus bisa terlihat elegan! Da--"
"Auuwhh!! Jungwon aahh!! Jangan diinjek kaki gue???!!! Sakit tau gak sih?!" ringis Jihan saat kakinya diinjak oleh kaki besar Jungwon.
"Sorry! Gue gak sengaja!"
"Sengaja atau ga sengaja, hah??!!"
"Stop?! Jangan ribut terus!" gurunya hanya bisa menghela nafas jika murid nya begini.
...
Selesai latihan.
"Jungwon, pokoknya lo tanggung jawab! Anterin gue sampe depan gerbang, kalo bisa gendong. Sakit tau ga kaki gue di injek terus sama lo." gerutu Jihan pada Jungwon.
"Kok gue sih?!!"
"Karna kan elo yang udah injek kaki gue berkaki-kali! Sakit nih, penyek deh kaki gue." ucap Jihan dan ada sedikit lawakan nya disana.
Ia sempat terinjak kakinya lebih dari 5x, jatuh dan sudah 3x di tindih badan besar Jungwon. Kalo kata saya ini sih, Nissstaaaaa??!!!!
"Pokoknya gue gamau tau."
...
"Papa!" ucap Jihan lalu berdiri dari duduknya dan memeluk papa tersayang nya.
"Iya sayang, gimana? Sekolah nya." tanya papa nya.
"Iyaa.. Kayak biasa deh pa."
"Halo, om!" ucap Jungwon lalu membungkuk hormat pada papa Jihan.
"Oh, halo juga Jungwon!" ucap papa nya Jihan.
"Bukan pa! Dia itu siluman!" ejek Jihan.
"Apaan?!! Lo sebut gue siluman? Wahh bener-bener ya lo ngajak ribut, udah gue bantuin juga!" ucap Jungwon tak Terima karna ia habis menggendong Jihan sampai gerbang dan seenaknya ia bilang siluman?
"Wleeee!"
...
Tbc.
Jangan lupa vote nya, ya~Perhatian ‼️: kalau ada yang bilang cerita ini sama dengan cerita yang dibuat Jujifa208 , emang sama karna saya pemilik akun itu.
Saya cuma memindahkan cerita itu ke akun ini, akun yang itu sudah ga bisa dipakai buat menulis lagi. Jadi, jangan ada yang salah faham, ya! Saya cuma pindahkan cerita nya!
See yaaaa!! ❤
![](https://img.wattpad.com/cover/345770181-288-k399206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dance or Dansa? || •TAMAT •[REVISI]
Romans"Jihan, gue ngaku kalo gue suka sama lo" ==== "Gue gak akan pernah jatuh hati sama dia!" ==== "Dia itu musuh gue! Gue gak akan pernah jatuh cinta sama dia!" ==== Dan pada akhirnya mereka tau bahwa tak selamanya mereka harus saling membenci. Ener...