Perkembangan Perasaan

388 48 0
                                    

Renjun mendengus sebal kala dirinya baru saja membaca pesan singkat yang sudah masuk 6 jam lamanya di group kepanitiaan yang baru dibentuk kemarin sore,

Guys, kita kumpul di Aula Balai Sastra jam 09.00 sudah kumpul

sedangkan anak ini sudah berdiri di depan Aula dari 10 menit yang lalu di pukul 07.00
Bukan salah si ketua yang menginfokan di tengah malam, bukan juga salahnya. Salahkan ponselnya yang mati karena pengisi daya ponsel hilang tiba-tiba malam itu.

   “Astaga, dia lagi…!” Renjun mendengus, Ketika melihat seorang pria berjalan menghampirinya. Bukan! bukan menghampirinya hanya melewatinya dengan sedikit sindiran

   “Acara ini hanya buat orang mau belajar, kalau mau main-main lebih baik keluar. Pintu Exit masih kebuka” Ucapnya tepat dihadapan Renjun.

Renjun mencabik kesal, ingin rasanya dia mencakar wajahnya itu atau melubangi pipi bolongnya dengan jarinya sendiri.

   “Jangan nilai diawal, silahkan nilai setelah acara selesai” Jawab Renjun tak kalah sensi.
Jaehyun, orang itu menyeringai meledek ucapan Renjun yang dianggap terlalu klise.


   “Gua serius!” Terang Renjun, disaat itulah dia mengutuk ucapannya barusan. Karena terdengar sedikit merengek

Jaehyun berusaha menahan tawa, kala mendengar suara Renjun yang sedikit menggelikan

   “Gak ada yang lucu!” Kesalnya
Renjun memilih masuk kedalam Aula dan duduk di salah satu kursi yang dekan jendela. Jaehyun pun sama demikian dia ikut duduk di salah satu kursi yang memang sengaja disiapkan untuk rapat kepanitiaan.

   ‘Masih lama lagi, ke jam 9’ Gerutu Renjun memainkan ponselnya, dia gak mau berlama-lama di ruangan besar apalagi berduaan dengan Jaehyun manusia yang dihindarinya.

   ‘telephone Jeno Haechan aja apa yah?’ …
   ‘Bangsat, gak di angkat lagi’ ….
   ‘Haechan, kemana sih ko gak diangkat juga’ ….

Renjun sibuk dengan ponselnya, Jaehyun pun demikian dia sibuk dengan notebook yang dibawanya. Sepertinya dia akan menjadi panitia utama di acara ini.

   “Renjun,,,,” ....

Renjun mengalihkan pandanganya, senyumnya terpatri Ketika seorang yang dikenalnya ternyata menjadi anggota kepanitiaan.
Jaehyun memperhatikan kedua orang itu dari jauh.

  “Jaemin. juga ikut daftar panitia?” Tanya Renjun, dia sedikit keheranan karena ini merupakan Hajatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sedangkan Jaemin sendiri di jurusan Psikologi

   “Iya Jun, Lihat nih gue sampe dibawain sarapan sama nyokap karena tahu bakal ikutan rapat kepanitiaan” Ucapnya, renjun tertawa terbahak lucu juga mendengar Jaemin cerita dengan sedikit mengadu

   “Nyokap lu eksaited banget dah” Renjun.
   “Iya, lu tahu gak. Gue gak pernah ikutan acara begini, jadi Mommy gue seneng banget gue ikutan jadi aktivis kampus. Padahal Cuma jadi panitia acara aja” Tawanya diakhir.

   “Nih. pasti belum makan kan?” Renjun menerima sandwich dari Jaemin, benar juga Renjun meninggalkan sarapannya tadi pagi hanya karena takut terlambat.

Setelahnya beberapa orang mulai berdatangan, begitu pun dengan Jeno dan Haechan yang kini duduk disamping Renjun. Mereka juga berkenalan dengan Jaemin.

Tepat di jam makan siang, rapat kepanitiaan dibubarkan. Ketiga orang ditambah Jaemin memilih untuk singgah disalah satu tempat makan rekomendasi Haechan.

   “Lu ajak Mark?” Tanya Jeno, Ketika mata sabitnya menangkap sosok Mark si seniornya memasuki tempat makan rekomendasi haechan

Haechan menggeleng rebut. “Nggak ko,” Jawabnya

We Never End - JAEREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang