Lapangan futsal berkonsep outdoor di tengah sudut pusat kota di dalam perumahaan, merupakan salah satu asset dari Bapak Haryono pensiunan TNI-AU. Beliau membuka dan meresmikan lapangan besar itu 2 tahun yang lalu dan di buka secara umum.
Lapangan besar itu terdiri dari lapangan futsal, basket, dan Tenis, bahkan ada lapangan khusu untuk senam juga yang sengaja di buka untuk para lansia.
Menjadi member karena terlalu sering menyewa lapangan untuk bermain dengan teman satu tongkrongan yang secara kebetulan merupakan teman kampusnya.
Jaehyun, pemuda itu sudah sering bolak-balik menyewa bahwak sudah menjadi member penyewa lapangan untuk futsal.
Sore ini Jaehyun dan teman-temannya yang lain akan bermain untuk 3 jam nonstop. Sebagian sudah berkumpul dengan peralatan yang biasa di gunakan dan beberapa minuman yang mereka bawa.
“Nunggu siapa lagi ini?” Tanya Jhonny dengan keringat basah mengguyur setengah badannya
Jhonny sudah latihan peregangan sebelum bermain seperti yang biasa dia lakukan, namun karena cuaca hari ini sedikit panas walau sudah pukul 5 sore pun masih terasa panas.
“Mark..” …
Mark tidak biasanya dia terlambat seperti ini, namun ini bukan hal yang pertama dia juga pernah satu kali datang terlambat karena ban sepeda motornya yang kempes.
“Tuh dia.” Tunjuk Doyong kearah berlawannan tempat Jaehyun berdiri saat ini
“Bawa siapa tuh?” Tanya Taeyong kecil melihat Mark dengan beberapa orang di belakangnya yang ikut masuk ke lapangan dari arah parkiran
“Wih siapa nih?” Ten menyambut hangat dan bertos ria dengan Mark
Permainan futsal sudah berjalan dengan kedua tim yang bermait, di ketuai oleh Jaehyun dari tim Merah dan Jhonny tim Biru.
“Win oper…”
“Anjing Tae tae tae Taeyooooong…”
“Arghhhh…”Taeyong menjambak rambutnya kesal karena tendangannya meleset dari gawang lawan.
Terlihat sengit di lapangan dengan permainan yang sedikit panas dan cepat, meskipun kedua tim ini merupakan teman satu sama lain namun berbeda di saat di lapangan. Mereka akan menjadi Singa lapar.Yang yang keluar kelas bersamaan dengan Renjun dan Jeno yang satu kelas. Kelas sore memang sangat tidak menguntungkan sebab hanya sisa stamina yang dipaksakan untuk masuk, bahkan Pelajaran yang di jelaskan pun sama sekali tidak masuk. yang penting absens ceklis!!
seperti ketiga laki-laki tanggung ini memilih duduk di kantin yang mulai sepi dan beberapa warung yang sudah tutup.
“Jaemin gak bisa gabung, Nyokapnya ngehubungi suruh balik cepet.” Jeno
Kedua temannya yang lain mengangguk.
Ponsel Renjun berdering, bukan hal baru lagi baginya setelah menjalin hubungan bersama Chenle, dia selalu mendapatkan pesan singkat pemberitahuan dari Chenle seperti Alarm hidup, ujarnya.
“Mau jalan sama Chenle?” Tanya Yangyang setelah Renjun menutup panggilan.Renjun mengelengkan kepala. “Gue udah 2 minggu ini gak jalan sama dia, katanya lagi sibuk” Renjun
“Tiati…” celetuk Jeno
“Kenapa?” Tanya Renjun. Jeno menggeleng dengan tawa yang tiba-tiba“Maksudnya hati-hati, dia selingkuh sama tugasnya” lanjutnya kemudian.
Renjun tidak menanggapi celotehan Jeno, lagipula dia percaya Chenle tidak akan bermain di belakangnya, sebab kepercayaan dirinya karena Chenle yang menyukainya lebih dulu
Hari memang sedikit gelap, ketiga orang gabut ini memilih bangkit dari tempat peristirahat setelah kelas sore.
Di lain tempat pemuda yang masih bermain futsal itu kini telah berganti skor berbeda dengan tim Merah yang unggul 9-7
KAMU SEDANG MEMBACA
We Never End - JAEREN
Teen FictionSemua orang tidak mengetahui bahwa Jaehyun dan Renjun merupakan teman semasal kecilnya, hingga keduanya berakhir berpisah. Dipertemukan kembali dengan pembawaan berbeda, meskipun seperti kucing garong keduanya masih menyimpan perasaan satu sama lain