Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih
.
.
.
•••○•••Kota Neo-Seoul mulai terjaga dari tidurnya saat fajar menyingsing, membawa harapan dan aktivitas baru. Di sebuah lantai tinggi gedung JeongTech yang megah, Jeongwoo duduk di belakang meja kerjanya yang besar, menatap keluar melalui jendela kaca dari lantai ke langit-langit. Gedung-gedung lain di kota itu tampak seperti mainan miniatur dari ketinggiannya.
Dinding kantor Jeongwoo dihiasi dengan berbagai penghargaan dan paten. Namun, di antara semua pengakuan itu, sebuah foto keluarga tua menonjol. Seorang pria muda dengan dua anak kecil, seorang laki-laki dan seorang perempuan, tersenyum lebar ke arah kamera.
Sebuah deringan lembut dari pintu kantornya membuyarkan kenangannya. "Masuk," serunya.
Seorang wanita muda dengan seragam JeongTech masuk, "Tuan Jeongwoo, tim R&D sedang menunggu untuk presentasi pagi ini."
Jeongwoo mengangguk dan bangkit dari kursinya, "Terima kasih, Soo-min. Aku akan ke sana sekarang."
Ruangan rapat penuh dengan anggota tim R&D, semua tampak bersemangat dan penuh energi. Sebagai pemimpin perusahaan, Jeongwoo selalu berusaha menjaga keterlibatannya dalam setiap aspek bisnisnya, khususnya riset dan pengembangan.
"Selamat pagi semuanya," sambut Jeongwoo saat dia memasuki ruangan. "Mari kita mulai."
Seorang insinyur muda berdiri dan memulai presentasinya, menunjukkan prototipe terbaru mereka yang dirancang untuk interaksi lebih intuitif antara dokter dan perangkat medis.
Jeongwoo melihat dengan penuh perhatian, menanyakan pertanyaan kritis dan memberikan masukan saat presentasi berlangsung. Setelah beberapa jam intensif, tim R&D telah menyelesaikan presentasi mereka.
"Saya sangat terkesan dengan semua yang telah Anda kerjakan," kata Jeongwoo, memberi pujian kepada timnya. "Tapi, kita harus terus berinovasi. Masa depan medis adalah integrasi teknologi. Dan saya ingin JeongTech menjadi pelopor di bidang ini."
Saat rapat berakhir, Jeongwoo kembali ke kantornya. Dia merenung sejenak, memikirkan masa lalu perusahaannya. Dari awal yang sederhana sebagai startup kecil, JeongTech telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di industri teknologi medis. Namun, di balik kesuksesan itu, ada banyak pengorbanan dan malam-malam panjang.
Dekat jam makan siang, Jeongwoo menerima panggilan video dari saudaranya, Junghwan, yang bekerja di cabang perusahaan di Amerika.
"Hei, hyung!" kata Junghwan dengan ceria. "Bagaimana semuanya di sana?"
Jeongwoo tersenyum, "Semuanya baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Apa kabar di sana?"
Junghwan mengangguk, "Semua lancar. Tapi, aku mendengar kabar tentang kolaborasi potensial dengan rumah sakit di Neo-Seoul. Adakah hubungannya dengan dokter cantik yang aku dengar?"
Jeongwoo tertawa, "Kau selalu punya cara untuk mengetahui gosip terbaru. Ya, kami sedang mempertimbangkan kolaborasi dengan Dokter Minji."
Junghwan mengangkat alisnya dengan tanda tanya, "Kenapa? Apa yang spesial tentangnya?"
Jeongwoo menjelaskan pertemuannya dengan Minji dan bagaimana dia terkesan dengan dedikasi dan keahliannya. "Dia memiliki visi yang sama dengan kita. Menggabungkan medis dan teknologi untuk menciptakan solusi yang lebih baik."
Junghwan mengangguk, "Aku mendengar hal-hal baik tentangnya. Jika hyung merasa dia adalah pasangan yang tepat, maka aku mendukungmu."
Jeongwoo tersenyum, "Terima kasih. Semoga kita bisa membuat perubahan nyata."
Panggilan berakhir dengan salam hangat, dan Jeongwoo duduk kembali di kursinya, memikirkan masa depan yang cerah dan penuh harapan.
Jeongwoo memandang foto keluarganya, berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan meneruskan warisan keluarganya dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua orang.
•••○••••
Ketika matahari siang menerobos melalui tirai kaca, Jeongwoo membiarkan pandangannya melayang ke luar jendela. Gedung-gedung Neo-Seoul berdiri menjulang, menampilkan kemegahan era teknologi baru. Namun, di antara kilau futuristik kota, Jeongwoo merenung tentang masa kecilnya yang sederhana.
Pada usia 12 tahun, Jeongwoo sering bermain di bengkel kecil milik ayahnya, tempat ayahnya memperbaiki berbagai peralatan elektronik. Ayahnya selalu mengajarkannya tentang pentingnya inovasi dan bagaimana teknologi bisa mengubah dunia. "Jeongwoo," ayahnya sering berkata, "selalu cari cara untuk memperbaiki dan memajukan apa yang sudah ada. Dunia ini selalu bergerak maju."
Dengan kenangan ini, Jeongwoo membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah jam tangan tua. Jam ini adalah hadiah terakhir dari ayahnya sebelum meninggal. Meskipun sudah usang dan tidak lagi berfungsi, jam tersebut tetap menjadi kenangan berharga tentang nilai-nilai yang ditanamkan ayahnya padanya.
Saat dia memegang jam tersebut, Soo-min masuk ke kantornya dengan berita mendesak. "Maaf mengganggu, Tuan Jeongwoo, tapi ada panggilan dari Rumah Sakit Metropolitan Neo-Seoul. Mereka ingin membahas kemajuan potensi kolaborasi dengan Dokter Minji."
Jeongwoo menaruh jam tangan itu dengan hati-hati dan mengangguk, "Terima kasih, Soo-min. Sambungkan panggilannya."
Sebuah layar holografik muncul di depannya, menampilkan wajah Dokter Minji. "Selamat siang, Tuan Jeongwoo," katanya dengan ramah.
"Selamat siang, Dokter Minji," balas Jeongwoo. "Bagaimana saya bisa membantu Anda?"
Minji menarik napas dalam-dalam, "Saya telah membahas teknologi Anda dengan tim medis kami, dan kami sangat tertarik. Namun, ada beberapa pertanyaan teknis yang kami ingin jelaskan sebelum melanjutkan."
Jeongwoo tersenyum, "Tentu saja. Saya siap membantu menjawab pertanyaan Anda."
Dalam jam berikutnya, mereka mendalami teknikalitas teknologi 'Medi-View', membahas batasan, kemungkinan integrasi, dan kebutuhan data. Jeongwoo terkesan dengan kedalaman pertanyaan Minji dan wawasannya yang mendalam.
Saat panggilan berakhir, keduanya sepakat untuk bertemu secara pribadi dan melakukan demo langsung di rumah sakit.
"Dokter Minji," kata Jeongwoo sebelum menutup panggilan, "saya berharap kita dapat berkolaborasi dan menghadirkan revolusi dalam dunia medis."
Minji tersenyum, "Saya juga berharap demikian, Tuan Jeongwoo."
Ketika koneksi terputus, Jeongwoo merasa gembira dan bersemangat. Dia tahu bahwa, bersama Dokter Minji, masa depan medis yang ia impikan bisa menjadi kenyataan.
Jeongwoo kembali menatap jam tangan ayahnya, tersenyum mengingat kata-kata ayahnya dan berjanji akan mewujudkannya.
••○•••
.
.
.Terimakasih telah membaca cerita ini
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
HARMONI NEO-SEOUL
RandomNeo-Seoul, 2050. Sebuah kota masa depan yang berkilau dengan janji teknologi mutakhir dan kemajuan. Namun, di balik cahaya neon dan pencakar langit, terdapat pertempuran antara masa lalu dan masa depan, alam dan teknologi, serta harapan dan ketakuta...