"Damn, Nora, he's mad."
Alex terlihat gusar, mengusap wajahnya secara kasar, bulu mata lentik sedikit bergetar dengan pandangan melanglang buana, memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi ketika Henry telah kehilangan kesabaran. Alex sangat mengerti sifat sang kekasih, Henry adalah orang yang lembut, tetapi ketika emosi mulai mengusai seluruh benaknya, tak segan lelaki itu menciptakan dinding tinggi kepada tersangka atas perubahan suasana hatinya, tak terkecuali dengan Alex.
"Hanya kau yang bisa menyelesaikan semua ini, Alex," Nora mengedikan bahu, lesung pipi menghias manis senyum dibibirnya.
"Bagaimana jika ia tidak setuju? aku belum mempersiapkan diri untuk itu," Kali ini Alex sedikit mengecilkan nada suara, tertunduk lesu dengan kedua tangan bertumpu pada meja bundar disudut bar.
Dentuman keras dari musik yang diputar kali ini tak berhasil menganggu pikiran nya, ia telah terlarut pada segenap kemunginan yang akan diterima jika Alex menyuarakan sesuatu yang dalam hampir empat minggu ini telah menjadi beban dipundaknya.
"Setidaknya kau mempunyai jawaban untuk itu," Putus Nora, sementara Alex terdiam.
Kensington Palace, menjadi satu-satunya tempat yang Alex datangi, ketika dirinya telah memikirkan semua itu selama tiga jam penuh tanpa jeda, dan memutuskan untuk terbang ke London secara mendadak tepat di jam 9 malam, menaiki jet milik sang ibu. Meski ketegangan menyelimuti hampir sebagian dari diri, ia tetap mencoba memasang alibi dengan senyum cerah juga gaya kharismatik khasnya, berharap tidak ada yang tahu isi hati dan pikiran saat ini tengah berkecamuk di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
fancy you : alex - henry
General FictionAlex menciptakan jarak antara ia dan Henry notes : all characters ain't mine, and big thanks to Casey Mcquiston