her

1.7K 163 38
                                    

Warning: There are so many typos here, please keep reminding me if you find them, thank you.

════ ⋆★⋆ ════

"Kau sengaja melakukan nya, kan?"

Alex berjalan kearah Anastasia, menatap wanita itu dengan sedikit menunduk menyamai tinggi badan keduanya. Nafas Alex agak tersengal, peluh membanjiri seluruh tubuh membasahi belakang baju olahraga yang dikenakan. Sejak beberapa waktu yang lalu, ia bersama tiga orang lainnya, menentukan bahwa waktu senggang kali ini dipergunakan untuk bermain olahraga tenis meja.

Ketika Alex hendak menggaet Henry sebagai pasangan mainnya. Anastasia menghentikan keinginan itu, ia menantang Alex untuk beradu satu lawan satu. Awalnya Alex menolak, namun dengan segala sumbu pemanas yang diberikan Anastasia, berujung membangkitkan sebuah perasaan tertantang dalam diri Alex. Berakhir dengan mereka berlomba, meninggalkan Henry dan Beatrice yang saat ini tengah menyaksikan pertandingan itu dari kursi lipat yang disediakan di pinggir lapangan terbuka belakang Istana.

Mereka bertatapan dengan sengit, jika bukan karena Alex ingin lebih mengungguli Anastasia di depan mata Henry, tak mungkin ia mengikutsertakan wanita itu ke dalam permainan ini. Bisa hilang kesabaran nya saat itu juga.

"Cara mainmu yang kurang baik, kenapa kau menyalahkanku atas itu? weirdo."

Alex menghela nafas panjang, menatap wanita bersurai kehitaman dengan raut muram. Alex berpikir, bagaimana bisa Anastasia berkata seperti itu, bahkan ketika Anastasia terus saja memantulkan bola menggunakan kecepatan tinggi dengan posisi lempar yang sengaja direndahkan, membuat Alex berulang kali kehilangan kesempatan dalam membalas pukulan bola.

Untuk beberapa detik Alex menoleh kearah Henry, mendapati sang kekasih hati tengah tersenyum lembut kearahnya, seakan mengingatkan Alex untuk tetap bersikap lurus, sedikit demi sedikit meredam emosi di dalam diri, membuat ia turut tersenyum kearah Henry sebelum kembali merutuk ke arah Anastasia, "Oh right madam, that's my bad. Let's play again," Alex menyudahi, jikalau ia tak ingat bahwa pujaan nya adalah Henry, tak mungkin Alex tak meladeni sifat menyebalkan wanita di hadapan.

"Aku akan mengalahkanmu," Anastasia berbisik saat ia hendak pergi, membuat Alex menyatukan kedua alisnya tersenyum dengan santai.

"Aku akan memenangkan ini-untuk Henry."

Dengan begitu keduanya kembali hadir di posisi. Kali ini Alex terlihat lebih tenang dari sebelumnya, ia menerima operan bola yang dipukul kearahnya secepat yang ia bisa, meladeni segala tangkisan yang diberikan oleh Anastasia pada bagian depan dada Alex sebagai objeknya. Meski sulit menerima bola ini, Alex tetap berusaha, sesekali ia mencuri pandang kearah Henry untuk mendapatkan kembali semangatnya.

Permainan terus berjalan, dua penonton lain yang turut menyaksikan pertandingan tampak memperhatikan dengan seksama, seakan duel yang tengah berlangsung saat ini adalah untuk merebutkan sebuah penghargaan dunia. Tak ada satupun yang mau mengalah, dan tak ada satupun dari mereka yang akan menerima kata kalah. Baik Alex juga Anastasia memfokuskan diri untuk menang, meskipun mustahil keduanya dapat mengemban predikat itu secara bersamaan.

Yang paling terlihat menantang adalah Anastasia, ia terus saja membombardir Alex dengan pukulan-pukulan tajam yang dilakukan, sementara Alex terus bertahan dengan tangkisan ringan, tenaganya lebih tersimpan untuk saat ini, tidak seperti tadi ketika ia bermain menggunakan emosi.

Set pertama, Anastasia hadir sebagai pemenang, ia memandang Alex layaknya putra Claremont adalah atlet kelas bawah, sebuah senyum tersungging jelas menghiasi bibir merahnya, ia berhasil satu langkah lebih unggul dibanding Alex dan Anastasia mampu mencium semerbak aroma kemenangan di depan sana. Membuat Alex segera mengakhiri pemikiran tidak logis wanita itu, dengan bersiap kembali terhadap permainan nya.

fancy you : alex - henryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang