mo.re

1.9K 182 90
                                    

Pada pukul sepuluh lebih dua puluh menit, Alex mengemukakan pendapat bahwa ia dan Henry harus tidur di pertengahan hari. Bukan tanpa alasan Alex bertindak sedemikian, rasa lelah juga kantuk yang semula tak terasa, terhalang oleh segala bentuk kebimbangan mengenai masalahnya dengan Henry, perlahan mulai mengambil alih posisi di dalam diri.

Alex merelakan untuk tidak tidur dalam waktu semalaman demi menemui sang pujaan, pun tak mengonsumsi segala bentuk hidangan yang telah di persiapkan ketika ia hendak melandas ke London beberapa jam yang lalu, seakan kehilangan nafsu, pikiran nya terlalu runyam untuk sekadar mengunyah makanan, beruntung segala kegundahan sirna ketika ia telah bertemu sang pangeran.

Jadilah keduanya berakhir seperti ini, Alex yang tertidur pulas dengan kepala beralaskan lengan telanjang Henry sebagai bantalan. Menjadikan lingkar pinggul Henry sebagai guling tidurnya. Nafas Alex terdengar teratur, dengkuran halus turut mengalun dari bibirnya, menjadi penanda seberapa berkualitasnya waktu tidur lelaki itu.

Henry hanya memandangi, iris kecoklatan sedikit membulat, juga paras melembut yang tak bisa disembunyikan. Setitik perasaan tak tega bercampur lega memenuhi hati, mendapati Alex kini telah berada di dalam dekapan nya. Hangat, begitu hangat tubuh lelaki itu, mengobati seberkas kerinduan dalam diri Henry untuk beberapa minggu ini.

Alex terlihat begitu nyenyak dalam tidurnya, bulu mata lentik sedikit bergetar ketika kedua kelopak tertutup nyaman. Henry tidak akan menepis fakta bahwa Alex terlihat sangat menawan, pahatan di atas paras putra Claremont membuat Henry harus mengakui, bahwa tidak ada celah yang bisa ia pergunakan sebagai alasan atas ketidaksukaan di dalam wajah lelaki itu.

Atas segala pemikiran di dalam benaknya, Henry tersenyum tanpa sadar, sebuah lengkungan manis tercetak begitu jelas dibibirnya. Mengingat kembali bagaimana ia dan Alex bertemu untuk pertama kali, dengan segala latar belakang juga sifat yang sangat berbanding terbalik, semesta mampu menyatukan kedua nya. Lucu, sangat lucu, Henry tidak pernah berpikir bahwa ia dan Alex akan berada pada titik hubungan yang jauh seperti ini, ia tidak akan pernah menduganya.

Dengan begitu jemari Henry terangkat, membelai lembut pipi sang pujaan, sebuah kecupan ia berikan di atas pipi Alex, lalu bergulir menuju ke atas pucuk kepala, menghirup wangi mint surai hitam lelaki itu dengan buaian yang turut didaratkan. Henry mengeratkan rengkuhan, menggunakan satu tangan menggapai punggung kokoh Alex, menyelimuti tubuhnya dengan dekapan hangat di depan dada.

"Henry."

Kehadiran orang lain secara tiba-tiba di tengah keduanya tentu membawa dampak terkejut bagi Henry, namun tidak untuk Alex. Lelaki itu senantiasa terlarut dalam tidur, sesekali mengusalkan kepala di atas dada Henry mencari posisi yang pas. Seakan enggan mempedulikan kehadiran seorang wanita cantik yang juga mengalami rasa terkejut sama seperti yang dirasakan oleh Henry ketika ia mendapati posisi sedikit intim kedua lelaki itu.

Beatrice, tersangka, tersenyum setelahnya. Raut terkejut perlahan memudar berganti senyuman lembut yang mendasar, ketika ia menyadari seseorang yang kini tengah berada di dalam pelukan sang saudara, adalah Alex. Lalu ia melangkah anggun, beradu pandang dengan Henry yang telah mengisyaratkan untuk Beatrice bergerak lebih tenang, takut Alex terjaga sebab kebisingan.

"Ada apa, Bea?" Henry menatapi saudara perempuan nya, sedikit berbisik, sementara pandangan Beatrice terbagi pada dua arah. Berganti menatap Alex, juga Henry.

Sebuah senyum penuh arti ditampakkan, pipi pucatnya memerah karena hal itu, "Waktunya makan siang, kakak menunggumu di bawah," Ujar Beatrice, dengan garis lengkung tak tersamarkan, ketika mendapati Alex juga Henry sama sekali tidak mengenakan pakaian atas. Membuat Henry turut tersenyum malu-malu.

"Baiklah, aku akan turun sebentar lagi, " Putus Henry, kemudian Beatrice mengangguk.

Dengan begitu sang putri lebih dulu mangkir, sebelum kembali menghentikan langkah untuk menoleh kearah Henry, "Ajaklah ia," Tukasnya, dan Henry berganti mengangguk.

fancy you : alex - henryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang