FOUR

1 0 0
                                    

*TRINNING TRINING TRING*

'Halo'

'HARSHAAAAAA!!!'

'Apaan?'

'LO DIMANA WOOY!'

'Di rumah'

'Gimana si Nyet katanya mau jemput gue di Perpus'

Harsha menjauhkan Handpone dari telinganya lalu menepuk jidat ia sangat lupa dengan janjinya

'Hujan dingin tau gue nungguin!'

'So.......sorry La saya pesenin Grab aja ya'

'Nggak! lo lupa gue anti naik Garb malem-malem?'

'Oh iya aduh gimana ya'

'YA LO JEMPUT GUE SEKARANG ONYON!!'

'Bentar lagi saya ada janji kamu pulang sendiri aja, soory'

'Eh Sha......Wooy Shaa'

*Tut*

Harsha mengambil jaket di belakang pintu mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata sebentar lagi pukul 11 malam entah apa yang ada di pikirannya sampai ia mendahulukan Sunny dari pada sahabatnya

"Maaf saya telat, kamu udah nunggu lama"

"Nggak juga si, anterin gue ke sini ya"

Handpone di tangan Sunny pun di ambil sebelum itu Harsha melihat tempat apa yang ia tuju

"Club?"

"Iya"

"Kamu ngapain ke sana?"

"Yaaaa main lah"

Ia mengubah posisi duduknya menghadap ke arah Sunny matanya menatap tajam membuat Sunny menelan ludah susah payah

"Maksud kamu apa? kenapa kamu minta tolong saya buat nganter kamu ke sana?"

"Ya........ i.....itu buat emmm........"

"Sunny?"

"Gue bilang sama Mamah mau main sama temen cewek gue, gue bohong supaya mereka ngebolehin gue keluar kamar kemaren kebetulan gue ketemu sama lo makanya gue langsung minta tolong"

Harsha menekan rahangnya dengan kuat ia membanting stir dan melajukan mobil secepat mungkin membuat Sunny kaget dan segera berpegangan pada kursi tak butuh waktu lama mereka sampai di depan Club Sunny menarik nafasnya dengan cepat sebelum keluar Harsha menahan tangannya

"Ke.........kenapa?"

"Hati-hati"

"Ini bukan pertama kalinya buat gue"

"Saya nggak peduli ini pertama atau kedua, Sunny perempuan itu Ratu, perhiasan, harta karun yang seharusnya di jaga baik-baik perempuan itu aset penting Saya mohon jangan sampai kamu merusak diri kamu sendiri"

Setelah itu Harsha membukakan pintu memberi perintah dengan tangannya agar Sunny keluar

"Sebentar lagi ujian, jangan terlalu fokus buat seneng-seneng gak jelas kayak gini, permisi"

Gas mobil di nyalakan lagi-lagi ia membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata pikirannya canpur aduk tiba-tiba saja semua kejadian hidupnya terputar dengan lancar tangannya membanting Stir dengan kuat segera ia meremas kasar kepalanya

"Bangke ah"

-Harsha......

"Sakit banget Lan!"

-Jangan gitu

"Aku nggak kuat gini terus"

-Sha semua orang punya ranah kehidupan masing-masing dan ini ranah kamu Tuhan pasti punya alasan untuk menulis takdir hidup kamu kayak gini jadi tolong jangan pernah berhenti buat terus jalan ke depan

ME OR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang