Chapter 9

602 47 7
                                    

Disclaimer : Naruto dan segala isinya hanya milik Masashi Kishimoto

Rating : M (No Lemon just Semi)

Genre : Romance, Family, Drama, mungkin? Crime,

WARNING: TYPO MENYEBAR, GAJE, OOC, BAHASA TIDAK BAKU, JIKA TIDAK SUKA TIDAK USAH DI BACA. TINGGAL KLIK BACK SAJA

.

.

.

.

Happy Reading

"Aku tidak pernah tahu kau mempunyai gaun?" ucapku sambil mengamatinya yang sedang berkaca. Ia nampak memutar bola matanya kesal, lalu meletakkan gaun yang ke 5 pada tumpukan gaun sebelumnya. Mengamati almari kembali. Apa Hinata akan mengeluarkan semua gaun yang ia punya untuk acara yang menurutku tidak begitu penting itu? Bahkan ia tidak pernah mengenakan gaun pada kencan-kencan kami.

"Aku ini tetaplah seorang perempuan." Ujarnya melihat-lihat kembali gaun-gaun yang ia punya.

"Coba yang di sebelah kiri." Aku menunjuk gaun berwarna lavender. Gaun itu akan cocok dengan kulitnya yang putih bersih. Ia pun mengambilnya lalu memasangkannya pada tubuhnya.

"Tidak buruk." Komentarnya membuatku tersenyum.

"Sebaiknya kau juga bersiap-siap tuan muda." Ia mendorongku keluar dari kamar, mau tidak mau aku juga harus bersiap-siap untuk acara pertunangan sahabatku.

Jam 7 malam aku dan Hinata berangkat, acara akan di mulai sebentar lagi dan kami baru sampai di lobi hotel. Salahkan saja Hinata yang harus mengurus ini dan itu terlebih dahulu. Tapi pada akhirnya aku tidak menyesal karena penampilan Hinata melebihi orang-orang yang bertamu di pesta pertunangan Naruto ini. Sedikit menyeret Hinata akhirnya kami sampai juga pada tempat dimana akan berlangsungnya acara tersebut. Aku sempat melihat Hanabi di ujung pintu, ia tidak menampakkan ekspresinya. Aku merasa kasihan padanya.

Aku mengalihkan pandangan ketika suara dentingan gelas di pukul pelan seorang yang ku kenal ia adalah ayah Naruto. Namikaze Minato. Aku tahu apa yang akan di ucapkannya jadi sebaiknya aku tidak perlu mendengarkannya. Aku memilih untuk mengambil dua buah gelas minuman berwarna merah dan coklat untuk Hinata, aku tidak mau dia minum alkohol lebih muda dariku. Pertama kali aku minum alkohol saat usiaku menginjak umur 19 tahun. Jadi aku tidak akan membiarkannya.

Tepuk tangan mulai terdengar ketika kedua pasangan itu saling mengenakan cincin di jari manis mereka. Aku tidak tahu Naruto bisa memasang wajah bahagia seperti itu, padahal Hanabi tidak melepaskan tatapan membunuhnya di balik tumpukan gelas-gelas cantik itu. Aku meneguk setengah isi dari gelas yang ku pegang saat Hanabi menghampiri kami. Ia tersenyum meremehkan dan aku mulai tidak menyukai ini.

"Jadi benar kalian menjalin hubungan?" dia bertanya dengan suara lantang membuat orang-orang mengalihkan pandangan pada kami.

"Aku tidak mengira bahwa S-E-P-U-P-U ku akan mengambil pasanganku?" ha, pasangan? Apa dia terbentur batu sebelum datang kemari. Bisik-bisik mulai terdengar, aku menyeret Hinata ke belakang tubuhku. Dia menunduk dengan wajah datarnya.

"Apa yang kau bicarakan Hanabi?" sedikit tersulut emosi aku meninggikan nada bicaraku.

"Bahkan kau membelanya?" dia mendecih.

"Aku akan membongkar rahasia sebuah keluarga yang terhormat." Ia berkeliling dengan gaya anggunnya yang membuatku ingin muntah detik itu juga. Aku mengamati Naruto yang memasang raut wajah penasaran dengan apa yang akan di ucapkan selanjutnya oleh Hanabi. Mungkin bukan hanya Naruto saja namun orang-orang yang berada disekitar ruangan ini. Kau harus membayar karena telah menghancurkan pesta pertunangan mantan kekasihmu sendiri Hanabi.

DIFFERENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang