12. Futsal

192 15 2
                                    


Havza sedang memakai sepatu futsal, di sampingnya ada Harsa yang juga memakai sepatu futsal. Mereka berada di samping Lapangan futsal untuk bertanding melawan Winners.

Deon tetap hadir walaupun dia tidak bisa bermain, di samping Deon sudah ada Juwan yang lebih memilih tidak ikut tanding dan menemani Deon.

"Juwan" panggil Deon.

Juwan menoleh kearah Deon yang hanya melihat lurus kedepan, "kenapa?" tanya-nya.

"Kenapa Juwan lebih milih nemenin Keyne daripada main futsal, kan itu kesukaan Juwan?" Deon malah balik bertanya, membuat Juwan tersenyum tipis.

"Inget ga? Dulu kita saling benci satu sama lain."

Deon mengernyit, "ya terus?" kini atensinya sudah berada di Juwan.

"Ya.. Gw ga tau lo percaya atau enggak, tapi, gw udah suka sama lo." ujar Juwan yang membuat Deon mematung.

"Juwan, kamu- bercanda kan?" kagetnya.

Juwan menggela nafas, "emang sulit buat ga percaya, Yon. Tapi kenyataannya emang gitu."

Deon semakin di buat terkejut oleh Juwan, bagaimana bisa ia memanggil dirinya dengan nama jelek itu? Yon? Astaga, yang benar saja!

"Emang aku yoyon di panggil gitu?" gerutu Deon.

Juwan tertawa gemas, "maunya di panggil apa, sayang?" ujarnya bercanda, tapi kalau serius juga ga papa.

Pipi Deon seketika memanas mendengar kata terakhir, "dih, apaan sih."

Juwan lagi-lagi tertawa, "lo gemes banget, tau ga?" ia mencubit pipi gembul itu.

"Ih Juwan, sakit!"

Tawa Juwan semakin keras, "kita pacaran aja mau ga?"

Deon menatap dengan mata membelalak serta pipinya yang memerah karena tadi di cubit Juwan, dan sekarang semakin memerah lagi karena pertanyaan sialan itu.

"Kata papa Deon ga boleh pacaran dulu, zina, dosa tau." alibinya.

"Kita Kristen kalau lo lupa."

Deon menggaruk tengkuknya, "eh, itu futsalnya mau mulai!" beruntung, ia melihat teman-temannya serta lawan sedang bersiap untuk futsal.

"Oh ya?" Juwan mulai fokus melihat futsal, Deon menghela nafas lega, untung saja.

Jinan menatap tajam sang lawan, di depan mereka sudah ada bola futsal milik Winners. Havza membalas tatapan Jinan dengan tak kalah tajam, lalu ia mengedipkan sebelah mata genit. Sengaja, agar Jinan tidak fokus.

Dan benar saja, seketika Jinan mematung dengan pipinya yang memerah, Havza dengan lincah mengambil bola dengan kakinya dan menggiring ke arah teman-temannya.

Melihat itu, Jinan tersadar, lantas ia berteriak marah dan di susul teriakan tak Terima dari anggota Winners yang lain.

"Woi, curang!" teriak Yohan, karena dia juga sempat terpaku.

"Bener anjir, curang lo!" sahut Jeano ikut menyoraki.

Juwan yang berada di pinggir ikutan greget, "Jinan goblok, lo di gituin doang salting anjir!" teriaknya.

Havza yang di tuduh curang tak terima, "bukan curang, ini namanya cerdik!"

Yohan dan yang lain ingin membalas, tapi Jinan menghalangi dengan tangannya.

"Ayo, langsung aja." Junan dan Jinan menghadap belakang, membelakangi lawan dan menutup aset berharga milik mereka --buwung--.

Havza meletakkan bola tepat di garis, ia mundur untuk ancang-ancang dan menendang bola itu kuat, sehingga mengenai bokong Junan.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang