How cute u're?!-Yoshdam (bonchap)

163 11 6
                                    

Hari ini, Dama sangat bersemangat. Bagaimana tidak? Yohan akan mengajaknya berjalan-jalan ke bazar yang ada di taman depan sekolah mereka. Jujur, Dama sudah lama tertarik dengan Yohan. Namun Yohan terlihat menyukai Havza, ya walaupun mereka sepupu, tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia, bukan?

"Jalan sama Yohan, yeay!" pekik Dama girang.

Dama memutar tubuhnya yang berada di depan kaca besar, ia melihat outfit kekinian miliknya yang sangat bagus. Lalu, ia mendengar bunyi notifikasi dari HP-nya. Dama mengangkat telepon itu tampa melihat nama kontaknya.

"Halo?"

"Eh, Dam, gw udah di depan gang rumah lo."

Dama membelalak, itu Yohan.

"Eh, iya Yo, aku kesana."

"Oke, cepetan ya, ada yang aneh sama gang ini." 

Dama mengernyit mendengar itu. "Kamu di gang mana?" tanya-nya.

"Gang bunga Kamboja sih, kenapa?"

"Astaga Yohan, itu gang angker!" teriak Dama panik. "Cepet lari, rumahku di gang melati!" sambungnya dengan panik.

Yohan membelalak tak kalah panik, mana dia pake motor lagi. Sial.

"Aduh Dam, kok lo ga bilang sih?!" rengek Yohan seraya berusaha menyalakan mesin motornya.

"Si anjing, kok lo tiba-tiba ga bisa nyala sih!" ujar Yohan dengan panik, motornya mogok.

Dama menggigit kuku, ikut merasa panik. "Ya udah Yo, bentar ya, aku ke sana!" ujar Dama sebelum mematikan telepon dan berlari menuruni tangga dan keluar rumah, mengabaikan teriakan mama-nya.

"Dama keluar ma!" teriaknya.

Dama menaiki sepeda dan mengayuhnya sekencang mungkin, belok ketika ia keluar gang melati. Dan ia berteriak memanggil Yohan ketika ia melihat seorang pemuda yang sedang mematung di atas motor.

"Yohan!"

Dama mengernyit kala ia tak kunjung mendengarkan balasan Yohan, ia turun dari sepeda dan menurunkan standar. Dama mendekati Yohan, lalu menepuk pundaknya.

"Astaga, Yohan?!" teriak Dama panik ketika ia melihat Yohan menatap pohon beringin dengan tatapan terkejut dan bibirnya yang memucat.

"Dam, kunti Dam.." gumam Yohan tanpa mengalihkan pandangan.

"Mana?!"

Dama melihat sekitar, lalu berteriak ketika melihat sesosok wanita bergaun putih dengan rambut hitam yang tergerai. Wajahnya penuh darah, mata putihnya menatap mereka berdua. Tak lupa dengan seringaian menyeramkan, menampakkan gigi yang berlumur cairan hitam entah apa itu.

Dama jatuh pingsan dan ia tak sengaja menyenggol sesajen yang sengaja ditaruh warga untuk makanan kuntilanak itu. Membuat kuntilanak terkikik seram lalu terbang menuju Dama dan Yohan.

"Anjing, niat mau pdkt malah di kejar kunti, nasib!" Yohan turun dan menggendong Dama yang terkulai lemas lalu berlari meninggalkan kuntilanak, sepeda Dana dan motornya.

Kuntilanak itu terus terkikik dan terbang semakin cepat menuju Yohan. Yohan berdoa di hati, ia terus menyebut Tuhan.

"Tuhan, tolong hamba.." gumamnya.

"Astagfirullah, eh salah serper." Yohan menepuk bibirnya.

Kuntilanak terkikik keras, Yohan yang mendengar itu mengencangkan langkah kakinya.

"BUNDA TOLONGIN YOYO!"

◒◒◒

Suara deru nafas memenuhi kamar bernuansa biru itu. Kamar Dama terasa panas, Yohan mengibaskan bajunya dan mengusap keringat yang ada di keningnya. Mata sipit Yohan melihat Dama yang masih memejamkan mata.

FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang