Mereka keluar dari ruang ganti baju setelah memakai jersey kebanggaan mereka, lalu berjalan menuju lapangan outdoor."Aku tadi ga pake sunscreen padahal, ga bawa juga, kalau belang gimana?" ujar Havza resah.
"Udah lah za, gapapa, nanti pulang skull langsung pake skincare segepok deh, kamu kan kaya. Aku mah apaan atuh." balas Deon.
"Ujar seseorang yang habis liburan ke Korea." sahut Arshaka datar yang membuat mereka semua tertawa -- kecuali Deon yang cemberut.
Mereka ber-enam sudah sampai di lapangan, di sana juga sudah ada enam pemuda berawakan tinggi, kalau di bandingin sama mereka kayaknya kalah jauh.
"Ternyata anak kelas sebelah, kirain team siapa." celetuk Dama.
"Kayaknya kalian udah tau, maksud kita manggil kalian apa." ujar Jinandra aksara, atau Jinan.
Jihoon as Jinan
Yang di tanya menatap polos sang penanya, lalu menggeleng kompak sebagai jawaban, membuat Jinan dan yang lain gemas bukan main. -- dalam artian yang lain --
"Goblok di pelihara" ujar salah satu pemuda yang di akhiri kekehan.
"Emang kenapa, kalian mau nantangin kita?" tanya Arashaka.
"Tuh tau, tapi kita taruhan, best players." ujar yang lain dengan menekan dua kata terakhir.
Best players, nama team mereka yang mereka buat sendiri tentunya. Dan dengan mudahnya seorang Jeano Albert menyebut dengan nada yang terkesan meremehkan?
Jaehyuk as jeano
"Tapi je, gw kagak yakin best players bakal tetep jadi best kalau lawan Winners, well, mungkin kalian harus ganti nama jadi worst players." nada yang terkesan meremehkan itu membuat siapapun murka mendengarnya.
"Juwanda!" teriak Dean dengan wajah memerah menahan murka.
Sedangkan yang di panggil Juwanda hanya mendengus sombong, "apa, ga Terima?!" ujarnya dengan dagu di naikkan.
Junghwan as Juwanda Alden
"Keyne, udah." ujar Arshaka tenang, ia mengkode Havza dengan ekor matanya agar menenangkan Deon yang emosinya sudah di ujung tanduk.
"Oke, loser, jadi kalian mau nantangin kita, gitu?" Arshaka yang masih dengan nada datarnya berucap seraya berjalan mendekati Juwan.
"Anjing, lo ganti nama seenak jidat ya!" bentak Juwan yang akan menonjok Arshaka kalau tidak di tahan Zidane.
Jeongwoo as Zidane Alden, Juwan twins.
"Jangan sakitin pihak bawah kalau ga mau bunda kecewa." ujar Zidane yang membuat Juwan sedikit tenang.
"Demi sempak Junan, ini langsung to the point bisa ga sih?!" Junan, yang namanya di sebut hanya bisa mendelik tak Terima. Yang bilang itu adalah Yohan albirru, sepupu Havza.
Yoshi as Yohan
"Minggu besok, jam 8 kita tanding, yang kalah jadi babu yang menang, dan harus mengabulkan satu permintaan setiap orang." ujar Junandra aksara.
Junkyu as junan, Jinan twins.
"Ju, kalau lo bukan sepupu gw, udah gw tolak sumpah." ujar Harsa. Iya, dia dan double j adalah sepupu, mama mereka dan mama Harsa bersaudara.
"Iya deh, si paling sepupu." ejek Jinan.
"Ck, Jinan bangsat!" dan akhirnya, sang penantang pun tertawa puas sebelum pergi meninggalkan best players di lapangan bersama coach yang sedari tadi menyimak.
"Oh iya, coach ngapain di sini?" tanya Afrel.
"Saya di suruh mereka buat mengajari kalian." dan ya, mereka semua mengumpat di dalam hati setelah mendengar ucapan itu.
◓◓◓
"Huaaa Winners bangsatt!" teriak Afrel setelah merebahkan dirinya di lantai koridor.
"Cio, jangan goleran di sana, kotor tau!" ujar Havza yang langsung menarik Afrel yang sudah memejamkan mata.
"Afrella bangunn!" Arshaka dan yang lain hanya memandang dua pemuda mungil yang sebenarnya teman mereka dengan raut datar.
'Salah apa ya kita punya temen boncel kayak mereka? ' - Deon
'Ngaca Deon, kita juga pendek.' - Arshaka
'Ya tapi kan ga se-pendek mereka' - Deon
'Lo semua ga usah body shaming, ga baik anjir.' - Harsa
'Aca ga usah sok suci deh kamu, ngomongnya aja pake gw-lo sendiri, kita semua ga ada yang pake gw-lo selain kamu ya.' - Dama
Itu tadi telepati mereka btw, dan mereka masih saja melihat Havza yang menarik Afrel, walau ga ada efek apapun.
"Havreza, Afrella, kalian ngapain? Itu juga, ngapain pada diem di situ?" tanya salah satu guru, sebut aja namanya bu Jennie.
Kim Jennie as Jennie
"Eh, bu nini, engga bu, lagi goleran aja." balas Afrel yang langsung bangun dan membersihkan jersey nya yang agak kotor.
"Kalian ngapain pake baju futsal? Kan ga ada sparing. " ujar bu Jennie.
"Anu bu, abis latihan, anak kelas ibu nantang kita tanding soalnya." balas Arshaka. Bu Jennie yang merasa di sebut mendelik tak percaya.
"Mereka siapa, Jinan dan kawan-kawan?" tanya bu Jennie yang di angguki Arshaka, "maaf ya, mereka ngeselin emang." lanjut Bu Jennie.
"Ga papa kok bu, kita juga udah lama ga sparing." balas Arshaka lagi.
TO BE CONTINUE
HALOOOHAIII TEUMEEE GIMANA, SERU GA? KALAU ADA YANG GA SREK BILANG AJA YA, SARAN DAN KRITIK DI TERIMA KOK! TAPI DENGAN BAHASA YANG HALUS, SOALNYA AUTHOR MENTALNYA KICIK 🤏🏻
BUBBYEEE!
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTSAL | Jaesahi [treasure ft. mashidam]
Teen Fictionberawal dari pertandingan futsal dengan taruhan, dan berakhir menjadi cinta. buku ini menjelaskan tentang beberapa pemuda manis yang di tantang tanding futsal, namun sialnya mereka kalah dan harus menjadi babu sang penantang. bagaimana nasib para p...