Bab 2

145 9 0
                                    

-Selamat Membaca-

12 Tahun Lalu.

Kala itu, Lonceng Pulang sekolah berbunyi empat kali, menandakan Kegiatan belaJar MengaJar telah berakhir. Gerimis mendadak turun, dan tak lama kemudian berubah menJadi huJan yang amat deras.

Disudut Ruangan kelas, Seorang siswa Laki-laki duduk dikursinya sambil menatap sendu pada Jutaan air yang Jatuh membasahi Tanah sekitar.

Hari semakin sore, dan huJan tampaknya tak berkeinginan untuk berhenti barang seJenak. Dikarenakan tak memiliki kendaraan apapun, Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk menerobos huJan karena sudah tak sabar memberitahukan Ayahnya Jika ia Naik Peringkat menJadi Satu.

Kata-kata dari wali kelasnya kembali Terngiang-Ngiang. Katanya, Jika ia mampu mempertahankan Nilai dan Peringkatnya, ia berkesempatan mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas terbaik di kota Mereka. Tentu saJa hal itu menJadi kesempatan emas untuknya, dan mulai detik ini, Rangga akan Giat belaJar, dan mempertahankan Nilainya supaya bisa mendapatkan Beasiswa kuliah.

Apapun yang terJadi, ia harus bisa kuliah dan Membanggakan Ayah-nya. Ia harus bisa merubah nasibnya.

Keadaan sekolah rupanya sudah Sangat sepi, Mengingat sudah pukul empat lewat. Untuk Mempersingkat waktu, Lelaki itu memutuskan untuk Mengambil Jalan tikus, Melewati Gang sempit yang biasa ia Lalui semasa SMP.

Karena huJan, kondisi tempat itu sepi, dan hanya Terdengar suara rintik huJan yang menabrak atap-atap Bangunan di sekitarnya.

Tepat saat ia berada di Pertengahan Gang, Lelaki itu baru menyadari Jika ada yang sedang Menunggunya didepan sana. Tepat dihadapannya, berdiri Tiga sosok Gadis yang sedang Memegang Payung biru. Rangga kembali memusatkan perhatiannya, memastikan Jika tiga Gadis bertampang datar didepannya benar-benar Manusia dan bukan Hantu.

Gadis yang berada di barisan Tengah, tiba-tiba Mengeluarkan sebuah pisau lipat.

Lelaki itu Meneguk salivanya susah, Perasaannya tak enak. Perlahan ia mundur Kebelakang, Namun secara mendadak tubuhnya Langsung terJerambab dan Tersungkur ke depan. Menghantam Lantai Jalanan Gang yang lembab.

Detik itu, Seragam yang awalnya sudah lembab, makin basah kuyup karena ia terJatuh tepat di Genangan air huJan di dalam Gang itu.

Samar-samar, ia bisa melihat, Tiga Gadis tadi Sedang berJalan kearahnya. Tak lama kemudian, kerahnya kembali ditarik dan ia dihempaskan pada tembok Gang.

Lelaki itu Langsung merintih akibat tubuhnya terasa sakit setelah dihempaskan cukup kuat.

Rangga mencoba melawan, namun kalah Gesit saat Tangan kirinya dipelintir oleh Lelaki yang sebelumnya telah Menendang dirinya. Saat ia dipaksa menunduk didepan Gadis Pemegang pisau lipat, ia bisa melihat waJah datar Ayhara, Teman sekelasnya.

Mereka yang ada didepannya saat ini adalah Teman sekelasnya. Benar, Teman sekelasnya. Aneh bukan?

Rangga merasa, sebelumnya mereka baik-baik saJa. Tak ada masalah, tak ada Senggol Menyenggol, ia pun tak pernah berurusan dengan Mereka. Namun, kali ini, Mengapa ia diperlakukan seperti ini?

Gadis itu mendekat dan Langsung menJambak rambut Rangga, hingga kepala Lelaki itu Mendongak keatas. "Cari mati Lo?" UJarnya.

Rangga membalas perkataan Ayhara. "Saya Nggak ada masalah sama Kamu, kita aJa Nggak pernah Teguran. Kenapa sekarang Saya di Cegat Gini?"

LakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang