Bab 4

154 12 2
                                    

-Selamat Membaca-

12 Tahun Berlalu.

Dalam kurun waktu selama dua belas tahun, Jelas mampu merubah kehidupan Seseorang yang mulanya buruk, berubah baik dan baik berakhir buruk, penuh kepedihan.

Selayaknya hal yang terJadi pada Rangga, karena Kegigihannya dalam belaJar, Beasiswa mampu Membawanya pada Universitas terbaik di Kotanya. Karena kerJa kerasnya selama ini dan niat ingin merubah nasib, Rangga kini bukan Lagi Orang yang kesulitan dalam Perekonomian.

Kehidupannya kini terJamin dan berkecukupan, berbeda Jauh pada Masa-masa sulitnya dahulu. Rangga kini memiliki pekerJaan yang mumpuni dan mampu Menyekolahkan Adiknya ke JenJang yang Lebih Tinggi.

Pantulan cermin itu, kini Tengah menampakkan Sesosok Pria bertubuh kekar. Saat ini, tak ada Lagi Rangga yang diJuluki kurus Kerempeng. Lelaki itu sudah berubah pesat, karena kebutuhannya sudah terpenuhi dengan baik. Tak ada lagi istilah Kekurangan Gizi, karena Rangga sudah Mampu memperbaiki nilai Gizi di dalam Keluarganya. Ayah dan Adiknya bisa makan-makanan yang enak dan Mengonsumsi makanan sehat dan berGizi.

Namun, ada satu hal yang membuat Pandangan Lelaki itu berubah Dingin saat Menatap Tubuhnya. Bekas itu, bekas Luka itu masih tampak Jelas dipermukaan kulitnya. Luka-luka bekas sundutan rokok itu tak Mau lenyap, meskipun waktu sudah berlalu cukup lama. KeJadian itu terasa masih Segar didalam ingatannya. Dan luka itulah yang membuat Rangga diam-diam memupuk sebuah dendam yang dalam kepada Seseorang.

"Ayhara, Haya, Joan, Cakra, Devan, Maya. Kalian semua akan mendapatkan pembalasan. Terutama Kamu, Ayhara. Kamu yang akan mendapatkan balasan Paling keJam." Tekannya penuh tekad.

•••

"Dok, masih ada satu Pasien." UJar Lira, Suster Pendamping yang menemani Rangga, selaku Dokter di Rumah Sakit Maha Cipta.

Lelaki berJas putih itu hanya Mengangguk, dan bersiap-siap menerima Pasien terakhirnya hari ini. Pandangannya kini Berpaling pada sebuah foto yang sengaJa ia tempel di Note yang selalu dibawanya kemana-mana. Gambar itu terdiri dari enam Orang murid SMA yang Bagian kepalanya sudah Di Lingkari tinta merah oleh Rangga.

Kecuali dua Orang yang saat ini masih belum ditemukan keberadaannya.

Ayhara dan Cakra.

CKLEK

Pintu di depannya kini terbuka, menampakkan sesosok Wanita muda dan Wanita paruh baya yang Rangga tebak adalah Ibunya.

Pandangan keduanya sempat beradu dalam beberapa detik, dan Rangga tak akan pernah lupa, siapa nama dari Wanita di hadapannya.

Haya. Salah satu pelaku yang Membullynya semasa SMA. Rangga tak akan lupa, Betapa kerasnya tawa Gadis itu saat ia dipermalukan didepan umum.

Selepas menJalani Serangkaian pemeriksaan, Rangga diam-diam Mengamati Wanita muda di depannya yang tampak ketakutan saat melihatnya.

"Aya, Bunda mau ke Toilet dulu ya." Ucap Wanita paruh baya itu, dan kini hanya menyisakan Rangga dan Haya didalam satu Ruangan yang sama.

"Gimana Dok, keadaan Bunda Saya." Haya memulai pembicaraan. SeJuJurnya, berada didalam satu Ruangan yang sama dengan Rangga membuatnya Panas Dingin. Rangga bukan Lagi, Lelaki yang bisa ditindas, kini Lelaki itu berkuasa, dan bisa Menghancurkan dirinya kapan saJa.

LakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang