BAB I

5 1 1
                                    

"Keluar kamu dari rumah ini, manusia seperti kamu yang hanya bisa hutang tak berhak untuk mendapatkan kebahagiaan!",ucap tuan Tara.

"Beri kami waktu 1 minggu lagi tuan, saya berjanji akan melunasi semua pinjaman saya, saya mohon", pinta pak Surya dan bu Nila.

"Baiklah aku beri waktu 1 minggu lagi, jika kau tidak membayar semua pinjaman mu maka lihat saja apa yang akan aku lakukan", ancam tuan Tara.

Pagi itu di mulai dengan suasana yang tegang dan dan mendebarkan bagi Arunika, perdebatan antara orang tuanya dengan tuan Tara membuatnya tak berani untuk keluar dari kamarnya.

Setelah tuan Tara pergi dari rumanya, Arunika pun menghampiri bapak dan ibu nya, ia bertanya kepada bapaknya tentang jumlah hutang yang di pinjam dari tuan Tara.

"Bapak, ibu. Memangnya berapa hutang bapak kepada tuan Tara. Sudah berapa lama bapak tidak membayar nya?", tanya Arunika.

"Sudahlah Arunika pergilah kuliah saja, meskipun bapak dan ibu cerita ke kamu, bapak tidak bisa menjamin kamu bisa membantu hal ini", ucap pak Surya.

Arunika yang mendengar hal itu dari bapaknya membuat ia merasa bersalah kepada orang tuanya.

Akhirnya dengan perasaan yang sedih dan bersalah ia berpamitan pergi untuk kuliah.

Ia berangkat menggunakan bus, pagi itu bus sangat sepi, hal itu membuat perasaan Arunika makin tak karuan, tak ada orang yang bisa menjadi tempat cerita segala keluh kesahnya untuk saat ini, Arunika hanya bisa menitihkan air mata sepanjang perjalanan nya menuju ke kampus.

Wajahnya yang pucat dan matanya yang merah menggambarkan frustasi yang ia rasakan saat itu, kepalanya pusing, pandangannya gelap, dan tak di duga-duga Arunika pingsan saat dalam perjalanan menuju kelasnya.

"Arunika... Arunika, bangun.", ucap teman-temannya.

Perlahan-lahan Arunika membuka matanya.

"Aku di mana?, apa ini di Puskesmas?", tanya Arunika.

"Kamu kenapa?, wajah kamu pucat. Kalau kamu gak enak badan izin aja gapapa, jangan masuk dulu", ucap teman-temannya.

"Siapa yang membawaku ke sini?", tanya Arunika.

"Gama, dia juga yang pertama kali lihat kamu pingsan", jawab teman-temannya.

Tak berselang lama Arunika sudah di perbolehkan untuk pulang, ia di antara oleh teman-temannya.

Keesokan harinya ketika ia masuk kuliah, ia menyempatkan waktu untuk mencari laki-laki bernama Gama, yang kemarin menolongnya.

Sudah lama ia mencari keberadaan Gama, dan akhirnya ia menemukan nya.

"Apa kau yang bernama Gama?", tanya Arunika.

"Iya, gimana keadaanmu saat ini?", saut Gama.

" Sebelumya aku ucapin makasih ya udah nolong aku, sekarang aku udah baik baik aja kok", jawab Arunika.

"Iya. Yaudah gitu aja, aku buru-buru mau masuk kelas, hati-hati di jalan", saut Gama.

Itulah kali pertamanya Arunika mengenal Gama, laki-laki yang terkenal di kampusnya sebagai laki laki yang baik, dan suka menolong sesama, ia juga di kenal sebagai anak dari orang kaya yang kehidupan nya sudah tertata.

KENAPA HARUS KAMU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang