BAB IV

2 0 0
                                    

Kedekatan Gama dan Arunika tak terasa sudah berjalan 3 bulan, tak di pungkiri rasa saling suka muncul di hati mereka masing-masing, mustahil hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan hanya sebatas sahabat tanpa melibatkan perasaan.

Siang itu saat mereka sudah menyelesaikan kelasnya, Gama mengajaknya untuk pergi ke suatu tepat.

Gama langsung menggandeng tangan Arunika tanpa mengatakan satu katapun.

"Kita mau kemana Gama?", tanya Arunika.

"Sttt, sudah diam saja, nanti kamu juga tau", jawab Gama.

Gama mengajak Arunika untuk berjalan kaki dan menikmati semilir angin siang itu.

"Angin hari ini sejuk sekali Gama, tapi cahaya matahari nya juga sangat terik", ucap Arunika.

Tiba-tiba Gama menarik tangan Arunika, hingga tibalah mereka di sebuah toko yang menjual payung.

Tanpa mengatakan apapun Gama langsung membeli payung.

" Untuk apa payung ini Gama?", tanya Arunika.

"Untuk kamu, mataharinya sangat terik, payung ini mungkin bisa sedikit melindungi kulitmu", ucap Gama.

Gama membuka payung itu dan memayungkannya ke Arunika, mereka melanjutkan perjalannya, hingga akhirnya tibalah mereka di depan sebuah cafe.

Gama mengajak Arunika untuk memapir ke cafe itu, namun saat masuk ke dalam cafe itu tak ada satu orang pun di dalamnya.

"Ayo kita beli minum dulu di dalam", ajak Gama m

"Tapi ini tidak seperti biasanya, cafe yang biasanya sangat ramai orang, hari ini sangat sepi", ucap Arunika.

"Mungkin kita pelanggan pertama hari ini", saut Gama.

Mereka memesan minuman dan beberapa kudapan untuk mereka makan.

Tiba-tiba ada 2 orang yang memainkan instrumen musik dan bernyanyi, senandung nya tak asing di telinga Arunika.

"Enak kan musiknya", ucap Gama.

"Yah sangat enak di dengar, aku familiar dengan alunan musik dan nyanyian lagu ini, namun aku lupa judul nya", jawab Arunika.

"Ini tuh judulnya Perfect kan", celetuk Gama.

"Oh iya, aku baru ingat", ucap Arunika.

"Iya perfect kayak kamu", ucap Gama.

Tiba-tiba Gama memegang tangan Arunika, dan menatap wajah Arunika.

Dengan di iringi alunan yang indah, saat itu juga lah Gama mengajak Arunika untuk menjalin hubungan dengannya.

"Arunika, sebenarnya sudah lama aku memperhatikanmu, bahkan sebelum kejadian kamu pingsan waktu itu. Aku tertarik padamu, semua hal tentang dirimu membuatku sangat ingin tau lebih jauh dalam memahami dirimu. Mau kah kau menemaniku dan menjadi bagian indah dari hidupku?", ucap Gama.

Arunika awalnya sangat terkejut, ia tak menyangka bahwa laki-laki yang selama ini di sukainya juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.

"Perasaanmu dan perasaanku ternyata sama, saat sejak pertama aku bertemu dirimu aku sudah tertarik padamu, semakin hari perasaan itu tak bisa aku bohongi, saat kita semakin banyak menghabiskan waktu bersama aku semakin tertarik padamu, aku menerima dirimu dan bersedia menjadi sebagian dari kehidupanmu", jawab Gama.

Alunan musik "Perfect" itu masih di mainkan dengan indah, tiba-tiba datang seseorang yang membawa buket bunga mawar, ternyata tanpa sepengetahuan Arunika, Gama sudah menyewa cafe itu, dan memesan buket bunga mawar untuk Arunika.

"Arunika, ini untuk dirimu, mawar yang indah ini juga melambangkan keindahan dirimu", ucap Gama.

"Wah bunga mawar, sangat indah dan harum", jawab Arunika.

Mereka melanjutkan makan hingga sore, setelah itu mereka beranjak untuk pulang, Gama selalu setia mengantarkan Arunika pulang.

"Aku ambil mobil dulu, tunggu di sini", ucap Gama.

"Tidak papa, aku naik bus saja", jawab Arunika.

"Bagaimana aku bisa membiarkan dirimu menaiki bus sendirian, aku rela mengantarkan dirimu kemanapun, bahkan jika kau memintaku untuk mengantarkan mu ke ujung dunia aku siap", ucap Gama.

Gama tersenyum kepada Arunika dan mengelus rambut Arunika yang indah.

KENAPA HARUS KAMU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang