BAB VI

2 0 0
                                    

Pagi itu saat Arunika bangun tidur tiba-tiba darah mengalir dari hidungnya, badannya meriang dan kepalanya pusing, tapi ia tetap memaksakan dirinya untuk ke kampus dan bekerja.

"Apa ini?", ucap Arunika seraya melihat tetesan darah yang ada di bajunya.

Darah terasa mengalir begitu banyak dari hidungnya, ia bergegas bangun dari tempat tidur dan melihat dirinya di kaca.

"Ibu..., ibu...", ucap Arunika.

"Iya kenapa, ada apa?", jawab ibunya.

Ibunya terkejut saat memasuki kamar Arunika, ia melihat anaknya itu sudah mengeluarkan banyak darah dari hidungnya, ia bergegas mengambilkan tissu untuk Arunika.

"Kamu pasti kecapean Arunika, kamu istirahat saja dulu hari ini", ucap Ibunya.

"Aku tidak papa bu, hari ini aku tidak bisa meninggalkan kelas, hari ini ada ujian semester", saut Arunika.

"Kalau terjadi apa apa sama kamu gimana nak, kamu istirahat saja di rumah", jawab ibunya.

"Aku akan baik-baik aja bu, jangan khawatir", ucap Arunika.

Setelah darah berhenti keluar dari hidungnya ia bergegas untuk bersiap-siap berangkat kuliah.

"Ibu, bapak. Aku berangkat dulu ya, mungkin nanti aku pulangnya agak malam", ucap Arunika.

"Iya hati-hati, nanti pulangnya sama siapa?", tanya kedua orang tuanya.

"Aku nanti pulang di antar Gama kok pak, bu", saut Arunika.

Arunika bergegas berangkat ke kampus, setelah selesai kelas sekitar jam 13.30 ia pun pergi untuk bekerja, seperti biasanya ia berangkat ke tempat kerja di antar oleh Gama.

"Nanti kamu pulang jam berapa", tanya Gama.

"Mungkin sekitar jam 18.30", jawab Arunika.

"Nanti aku jemput ya, jangan pulang dulu kalau belum aku jemput", ucap Gama.

"Iya siap, yaudah hati-hati pulangnya", jawab Arunika.

Gama segera melajukan mobilnya meninggalkan Arunika dan bergegas pulang ke rumah, tak terasa jam menunjukkan pukul 18.00 tiba-tiba mobil Gama terparkir di depan toko tempat Arunika bekerja.

"Arunika, sini deh. Bukannya itu mobil pacar kamu", ucap teman Arunika.

"Oh iya, ngapain dia ke sini jam segini", jawab Arunika.

Belum saja Arunika keluar untuk menemui Gama, ia tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri.

"Arunika bangun, Arunika kamu kenapa, bangun Arunika", ucap temannya.

Temannya menepuk nepuk pipi Arunika, namun tetap saja Arunika tetap tak bangun bangun.

Gama yang baru saja keluar dari mobilnya, ia tiba-tiba mendengar suara keributan dari dalam toko Arunika, teman-teman Arunika menyebut nyebut nama Arunika dengan nada panik.

Gama langsung berlari ke dalam toko, dan ia melihat Arunika pingsan tak sadarkan diri, dan ia juga melihat Arunika mimisan.

"Kenapa Arunika, apa yang terjadi dengannya", ucap Gama.

"Aku tidak tau, tadi dia tiba-tiba pingsan dan mimisan, badannya juga demam", ucap teman Arunika.

Gama langsung menggendong Arunika dan membawanya ke mobil, ia segera membawa Arunika ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Arunika segera di bawa ke UGD.

Arunika nampak sangat pucat dan lemah, Gama segera menghubungi orang tua Arunika.

"Hallo, Bu. Tadi Arunika pingsan di toko, aku membawanya ke rumah sakit Cahaya Indah, dia di UGD sekarang", ucap Gama.

"Arunika kenapa tiba-tiba pingsan nak?", tanya ibunya Arunika.

"Saya masih tidak tau bu Arunika kenapa, ini dokter masih memeriksanya, ia mimisan terus menerus", ucap Gama.

"Baiklah nak, ibu dan bapak segera ke sana", jawab ibunya.

Ibu dan bapak nya Arunika segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya.

Setibanya di rumah sakit, mereka langsung menuju ke UGD, di sana ada Gama.

Arunika masih pingsan dan dokter mengatakan bahwa Arunika kecapean dan banyak pikiran.

Tak lama kemudian Arunika sadar dari pingsannya, Gama tetap di sisi Arunika hingga malam, ia menjaga Arunika bersama Bapak dan Ibunya Arunika.

"Pak, bu. Saya pulang dulu ya, semua biaya rumah sakit sudah saya bayar, kalau ada apa-apa hubungi saya", ucap Gama.

"Iya nak, Terima kasih ya, hati-hati di jalan", jawab bapaknya Arunika.

Gama pun memutuskan untuk pulang sekitar pukul 23.00.

KENAPA HARUS KAMU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang