Setelah sekitar 3 hari Arunika di rawat di rumah sakit ia pun sudah di perbolehkan untuk pulang.
Gama menjemputnya di rumah sakit, ia mengantarkan Arunika dan orang tuanya untuk pulang.
Setibanya di rumah Arunika, ia tak langsung pulang, ia masih berbincang-bincang dengan bapaknya Arunika.
Sekitar 1 jam kemudian akhirnya Gama memutuskan untuk pulang.
"Pak saya izin pamit dulu, sudah sore", ucap Gama.
"Iya sudah, hati-hati dj jalan. Mau melihat Arunika dulu apa gimana?", ucap pak Surya.
"Iya Pak, saya mau pamit dulu ke Arunika", jawab Gama.
Gama menghampiri Arunika yang sedang istirahat di kamar.
"Arunika aku pulang dulu ya, besok aku ke sini lagi, jangan kuliah dan kerja dulu, istirahat yang cukup", ucap Gama.
"Iya Gama, aku istirahat dulu untuk besok sampai aku benar-benar sehat", jawab Arunika.
Gama berpamitan ke Arunika sambil mengelus elus rambutnya.
Setelah itu ia bergegas untuk pulang, beberapa hari kemudian kondisi Arunika sudah benar-benar sehat.
Gama mengajak Arunika keluar untuk mencari udara segar dan jalan-jalan.
Mereka jalan-jalan menikmati udara segar pagi itu, hari itu kebetulan mereka tidak ada kelas dan Arunika masih belum masuk kerja.
"Arunika apa kamu mau bertemu dengan orang tua ku?", ucap Gama.
"Yah, dengan senang hati Gama, kapan?", saut Arunika.
"Gimana kalau nanti malam saja?", tanya Gama.
"Boleh, nanti jemput aku di rumah ya", ucap Arunika.
Malam harinya sekitar jam 18.30 Gama menjemput Arunika, Arunika sudah berdandan cantik.
"Gimana Gama, apa bajuku sudah rapi dan pantas?", tanya Arunika
"Kamu selalu cantik Arunika, apalagi saat memakai baju itu, kamu terlihat jauh jauh lebih cantik", jawab Gama.
"Baiklah ayo kita berangkat sekarang", ucap Arunika.
"Apa yang kamu bawa itu Arunika?", tanya Gama.
"Oh ini kue untuk orang tua kamu, meskipun ini hal sepele mungkin mereka akan senang", jawab Arunika.
"Wah repot repot sekali kamu ini, pasti ayah dan bunda ku senang melihat kamu", ucap Gama.
Tak terasa beberapa saat menempuh perjalanan, mereka berdua tiba di rumah Gama, rumah Gama tampak megah dan besar.
"Ayo masuk", ajak Gama.
"Iya", jawab Arunika.
"Perkenalkan ini ayahku, dan ini bunda ku", ucap Gama.
Arunika sangat terkejut saat melihat ayah Gama, ayah Gama tak lain dan tak bukan adalah tuan Tara yang selama ini memiliki masalah dengan keluarganya.
Tuan Tara pun terkejutnya saat melihat Arunika, namun mereka tak mengatakan apapun saat saling berhadapan.
"Ini ayahku, namanya Tara Efendi, dan ini Ibuku namanya Naya Kirana", ucap Gama.
Arunika bersalaman dengan kedua orang tua Gama, saat itu yang mengetahui masalah antara tuan Tara dan keluarga Arunika hanyalah tuan Tara dan Arunika. Gama dan bunda nya tak tau menahu tentang masalah ini.
"Ayah, bunda. Ini Arunika pacar aku", ucap Gama.
"Perkenalkan nama saya Arunika, salam kenal", ucap Arunika sembari mengasihkan bingkisan kue yang ia bawa.
"Senang bertemu dengan kamu, salam kenal juga", ucap bunda Naya.
Bunda Naya mengajak Arunika untuk makan malam dan berbincang bincang di meja makan, Arunika merasa sangat canggung saat itu.
Ia tak mengira bahwa Gama adalah anak seorang rentenir kaya raya yang selama ini bermasalah dengan keluarga nya.
"Suda berapa lama kamu sama Gama?", tanya bunda Naya.
"Sudah 1 tahun tante", Arunika menjawab dengan senyuman.
Gama, Arunika, dan Bunda Naya asik berbincang bincang. Sedangkan tuan Tara hanya diam tak mengatakan sepatah kata apapun.
Sekitar 3 jam Arunika berada di rumah Gama, ia memutuskan untuk pulang, Gama mengantarkan Arunika untuk pulang.
"Saya pamit dulu, Terima kasih untuk jamuannya malam ini", ucap Arunika.
"Iya, kapan kapan mampir lagi ke sini ya", ucap bunda Naya.
Wajah Arunika seperti wajah orang yang tegang dan Syok, tak seperti biasanya yang selalu tersenyum malam itu Arunika pucat dan panik.
"Kamu kenapa Arunika, apa kamu sakit?", tanya Gama.
"Gapapa, aku hanya kecapean", jawab Arunika.
"Oh iya Gama, apa kamu anak tunggal?", tanya Arunika.
"Iya, dari kecil aku selalu ingin memiliki saudara, tapi Tuhan berkehendak lain. Dari kecil aku juga sangat di sayang sama Ayah dan bunda ku", jawab Gama.
"Apa kamu mau menyalakan musik?", tanya Gama.
"Gak usah, gini aja lebih nyaman", jawab Arunika.
Suasana di dalam mobil saat itu sangat sunyi dan tak ada suara apapun, bahkan mereka tak membicarakan hal apapun di dalam mobil hingga Arunika tiba di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS KAMU?
RomanceKisah cinta antara Arunika dan Gama yang tak pernah di sangka-sangka. Yang awalnya dikira akan membawa petaka, namun ternyata membawa mereka ke jalan yang penuh makna