BAB VIII

3 0 0
                                    

Setibanya Arunika di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya, bapak dan ibunya merasa heran melihatnya yang tak terlihat bahagia setelah pulang dari rumah Gama.

Ibunya memasuki kamar Arunika, dan bertanya mengenai pertemuan nya dengan orang tua Gama.

"Arunika, ibu masuk ya", ucap Ibu Nila.

" Iya bu, masuk aja", saut Arunika.

"Bagaimana tadi saat pertama kali bertemu dengan orang tua Gama, bagaimana respon mereka saat pertama kali melihatmu?", tanya ibu Nila.

"Bu, aku mau memberitahu sesuatu pada ibu yang membuat ku bimbang saat ini", ucap Arunika.

"Kenapa nak, ceritakan", saut Ibu Nila.

"Bu, aku tidak menyangka bahwa Gama adalah anak dari Tuan Tara. Aku harus bagaimana bu?", ucap Arunika.

Ibu Nila terdiam dan tak mengucapkan sepatah kata apapun, wajah syok dan tidak percaya sangat ketara pada raut wajah ibu Nila.

"Kamu tidak bercanda kan, apa Gama tau tentang masalah ini", ucap Ibu Nila.

"Tidak bu, Gama tida tahu apapun tentang masalah ayahnya dengan keluarga kita, aku tidak akan pernah bisa bersatu degan Gama sampai kapanpun, akan aku akhiri semua kisahku sekarang", jawab Arunika.

"Ambil lah keputusan saat hatimu sudah tenang dan dalam pikiran dingin nak", ucap Ibu Nila.

Air mata tiba-tiba keluar dari mata Arunika, ibunya mengusap perlahan dan mencoba untuk menenangkan Arunika.

Keesokan harinya Arunika akan menemui tuan Tara untuk menyicil hutang orang tuanya.

Tuan Tara dan Arunika bertemu di sebuah tempat yang sangat tertutup.

Tanpa berkata apapun, Arunika langsung memberikan uang 1 juta rupiah, bahkan ia tak berani melihat wajah tuan Tara.

"Arunika, jauhi Gama mulai saat ini, kamu tak sebanding dengan Gama dalam segi apapun, dan Gama pasti juga akan membenci dirimu saat dia tau kau memiliki masalah hutang piutang denganku", ucap tuan Tara.

"Tanpa anda perintahkan saya akan melepaskan Gama, saya tidak mau berhubungan dengan anak seorang rentenir yang kejam dan tak memiliki hati, saya akan mebayar hutang keluarga saya sampai tak tersisa sedikitpun meskipun dengan cara menyicil", saut Arunika.

Arunika langsung pergi dari tempat itu, dan bergegas untuk pergi kuliah, setelah kuliah ia langsung pergi untuk bekerja.

Saat perjalanan menuju tempat Arunika bekerja tba-tiba terdengar suara Gama yang memanggil nama Arunika.

"Arunika, tunggu", ucap Gama.

Arunika tak menggubris nya, dan terus berjalan tanpa melihat kebelakang.

Gama langsung menghentikan mobilnya dan berlari menghampiri Arunika yang jalannya semakin cepat.

Gama menarik tangan Arunika.

"Kamu kenapa Arunika, semenjak kamu pulang dari rumahku kemarin kamu terlihat sangat tidak senang dan marah kepadaku", tanya Gama.

"Kita akhiri saja hubungan kita Gama, kita tak akan pernah bisa bersatu dalam hubungan apapun, lupakan aku dan carilah wanita lain", saut Arunika dengan nada tinggi.

Arunika berkata dengan menitihkan air mata, ia melihat wajah Gama sejenak dan langsung melepaskan tangan Gama yang tadinya menggenggam lengannya.

"Tunggu Arunika, kenapa tiba-tiba seperti ini, aku salah apa kepada mu, aku kecewa kepadamu Arunika, selama ini aku mencintaimu dengan tulus", ucap Gama.

"Tapi aku tidak, aku tidak mencintaimu dengan tulus", saut Arunika.

Arunika tak menceritakan alasan sebenarnya kenala ia harus mengakhiri hubungannya dengan Gama.

"Aku sangat kecewa padamu, aku kira kau sangat baik, tapi ternyata kamu sangat munafik, baiklah jika itu mau mu", jawab Gama.

Gama langsung menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan Arunika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENAPA HARUS KAMU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang