Jisung menatap dan berdecak kagum menatap bangunan megah di depannya. Rumah, ah! tidak lebih tepatnya ia sebuh ini istana daripada rumah. Karena yang benar saja, bahkan tadi Jisung lihat ada lapangan lega, taman bunga yang luas dan sialnya ada juga kebun binatang mini. Ia tahu jika keluarga bos nya itu sangat kaya, namun ia tidak menyangka akan se kaya ini.
Tersadar dari rasa kagumnya, saat pintu besar di depannya terbuka. Dan ya ia kembali terkagum melihat isi rumah yang sangat mewah, meski tidak jelas tapi Jisung yakin di dalam rumah tersebut isinya sangat mewah.
" Selamat pagi Tuan Haechan "
Haechan terdiam menatap supir nya tersebut.
" Renjun memberikan alamatku padamu? "
" Ya Tuan "
Haechan mengangguk kecil. Ia memasuki mobil setelah Jisung membukakan pintu untuknya. Mobil mewah tersebut meninggalkan rumah megah dan area beberapa saat kemudian.
" Rumah tuan sangat indah " ucap Jisung membuat Haechan melirik pria tinggi itu.
Keterdiaman Haechan membuat Jisung kikuk, apa dia salah bicara?
( " Bodoh, kenapa kau bicara tanpa seizinnya Jisung!" ) gerutu Jisung dalam hatinya.
" Terima kasih " ucap Haechan tiba-tiba membuat Jisung bernafas lega.
Keheningan kembali terjadi. Haechan membaca majalah bisnis ditangannya.
" Tuan sudah sarapan? "
Haechan menghentikan tangannya saat akan membuka lembaran baru majalahnya.
(" Sialan! Kenapa kau berbicara lagi Jisung!!!! ") Jisung menggigit bibir bawahnya karena ia merasa melakukan hal bodoh lagi.
" Aku tidak suka sarapan "
" Eh? Tapi sarapan itu sangat penting, apalagi Tuan akan bekerja dan sarapan akan membuat Tuan lebih fokus dan berenergi ju- "
" Fokus saja pada jalan "
" . . . . ba-baiklah "
Jisung kembali menggerutu dalam hati, semoga saja ia tidak kehilangan pekerjaannya kali ini. Dan Haechan ia kembali fokus membaca majalahnya, namun sialnya hal memalukan terjadi padanya.
Perutnya tiba-tiba berbunyi.
Jisung tertawa kecil membuat Haechan menoleh menatap Jisung dari kaca begitupun sebaliknya.
" Ma-maaf " ucap Jisung
Haechan menutup majalahnya dan memilih melihat keluar. Ia merasa malu, tidak! Ia tidak malu, tapi tetap saja, ia merasa malu.
" Aku tau tempat sarapan yang sangat cocok, Tuan mau? "
Ucapan Jisung membuat Haechan kembali menoleh, keduanya kembali bertatapan di kaca.
F A T E
" Ini tempat favoritku untuk sarapan, roti dan sup cream disini sangat cocok untuk menu di pagi hari, dan juga coffe nya "
Haechan memandangi tempat makan yang pertama kali ia kunjungi. Sederhana pikirnya.
" Oh Jisung? "
" Selamat pagi Bibi Kim "
" Pagi, bagaimana pekerjaan mu? "
" Tentu saja baik dan lancar, itu berkat minuman yang kau berikan "
" Kau bisa saja, ah kau mau sarapan? menu seperti biasa? "
" Tentu, kali ini buatkan dua porsi untukku dan bos ku "
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [ JiHyuck ]
RomanceJisung baru saja mendapatkan pekerjaan menjadi supir untuk Haechan, sang pengusaha ternama. Haechan seorang laki-laki yang sangat di kagumi siapapun itu jatuh dalam TAKDIR yang selama ini ia cari namun tidak ingin ia miliki.