Chapter 10

1.5K 197 27
                                    

Vaskha menatap diam di dalam kegelapan malam. Claire sudah tertidur disampingnya sambil menggenggam tangannya dengan erat. Dia baru saja membuat anak berambut pirang itu ketakutan luar biasa karena ia yang tiba-tiba menangis. Mata Vaskha mulai meredup. Dia masih sangat terkejut bahkan jantungnya masih agak berdetak kencang, hanya saja tidak separah tadi.

Apa dia pindah saja dari sini? Tapi kemana dia akan pergi?

Bahkan dirinya masih memiliki hutang disini, rumah ini belum sepenuhnya lunas dan ia tidak bisa menjualnya begitu saja. Apalagi dengan keadaan Claire yang sangat memprihatinkan, dia tidak tega harus membawa anak itu bepergian jauh lagi.

Vaskha merasa kepalanya hampir pecah. Serigala itu menakutkan sekali. Mungkin jika ia diserang, pemuda lemah sepertinya akan langsung meregang nyawa detik itu juga. Membayangkan gigi taring panjang itu menembus pembuluh darah di lehernya berhasil membuat Vaskha merinding. Tangan kurus itu terangkat untuk mengelus lehernya sendiri, berusaha menghilangkan sensasi dingin tidak menyenangkan di kulit lehernya.

Dia, Vaskha hanyalah pemuda biasa yang dipaksa bertemu kematian kemudian hidup kembali di tubuh asing ini. Dia dipaksa untuk hidup sebagai Sion dan merawat Claire. Dia harus menerima masa lalu Sion yang seorang pelacur dan juga dunia yang sangat di luar nalar. Tentu saja batinnya terguncang, jika saja ia tidak pandai memisahkan hati, pikiran dan perasaannya dapat dipastikan Vaskha sudah kehilangan kewarasannya. Sekarang ditengah-tengah usahanya untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya, dia malah dihadapkan dengan segerombolan serigala besar. Kewarasan yang dipertahankan pun perlahan runtuh.

Tetapi Vaskha tidak ingin kehilangan kewarasannya. Dia masih ingin hidup. Kehidupan tenang dimana ia berkecukupan dan tidak memiliki beban pikiran yang terlalu besar. Mata Vaskha kemudian beralih pada wajah tertidur Claire. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk di bibir manisnya.

Ada alasan besar lainnya mengapa ia harus bertahan hidup.

Vaskha membaringkannya tubuh lelahnya dan tertidur begitu saja. Dia memilih untuk menyingkirkan apa yang baru saja dilihatnya tadi. Memilih untuk melupakannya. Dan malam ini Vaskha memiliki tidur yang baik hingga paginya ia terbangun dengan kondisi yang bugar.

Dia kemudian bangun beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Claire yang masih tertidur pulas. Dan pemandangan yang ditemuinya di dalam kamar mandi berhasil membuat mulut Vaskha terbuka lebar. Pasalnya ikan yang tiba-tiba menggelepar ditangannya tadi malam masih hidup. Ikan itu tetap menggelepar di lantai kamar mandi tanpa air sedikitpun.

Vaskha merasa bingung. Bukankah seharusnya ikan ini sudah mati? Kenapa masih hidup. Seperti baru saja diangkat dari air.

Apa jangan-jangan ini ikan jadi-jadian? Batin Vaskha sambil bergerak menjauh. Tetapi rasa penasaran masih menghantuinya. Hingga pada akhirnya Vaskha meraih ikan itu dan membunuhnya begitu saja. Ia lalu memasak sup ikan untuk Claire.

Anak itu terlihat bahagia dengan sup ikan segar di hadapannya. Dia tak henti-henti mengatakan bahwa masakan Vaskha sangat enak dan ia adalah koki terbaik di dunia.

Di puji seperti itu tentu saja membuat telinga Vaskha naik. Dia merasa sangat bangga dengan kemampuan memasaknya, padahal ia hanya memasak sesuai dengan insting saja. Tapi hasilnya tidak mengecewakan, untunglah.

Setelah selesai sarapan, Vaskha berniat untuk pergi ke tempat tambang itu lagi. Hanya untuk dihentikan oleh Claire yang meraung kesakitan.

Vaskha kembali berlari kedalam rumah dan mendapati Claire yang tengah terduduk di atas tempat tidurnya. Anak itu menggenggam kakinya sangat erat disertai air mata dan keringat dingin yang membasahi wajahnya. Vaskha panik dan segera menyingkirkan selimut yang menutupi kaki Claire.

Dan sesuatu yang ada di kaki Claire berhasil membuat Vaskha berjalan mundur. Kaki Claire dipenuhi oleh uratnya sendiri yang nampak di permukaan kulitnya yang berubah berwarna ungu gelap. Urat-urat itu sebesar jari kelingking dan bergerak menggeliat dibawah permukaan kulit Claire yang putih. Sangat menakutkan.

"Kakak... sakit sekali..." Claire memegangi kakinya seolah ingin menghentikan pergerakan urat-urat di kakinya.

Vaskha menelan ludah gugup. Pemandangan ini sangat menakutkan. Dia belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Urat-urat itu seperti ular kecil yang hidup di dalam kaki Claire. Vaskha takut dan tak ingin mendekat, tetapi melihat wajah Claire yang menyedihkan, dia akhirnya mendekat juga.

Tangisan Claire menggema di ruangan itu membuat hati Vaskha sakit mendengarnya. Apa yang dilakukan anak ini hingga ia menerima semua penderitaan ini?

Tak sadar, Vaskha menangis sambil ikut memegangi kaki Claire.

"Kakak akan menolong Claire, oke?" Gumam Vaskha sambil berusaha menekan urat-urat itu. Terlihat seperti pembuluh darah yang membengkak dan Vaskha bisa merasakan pergerakannya dengan jelas.

"Sakit..."

Vaskha tidak kuat melihat air mata Claire yang mengalir hebat. Dia menyeka air mata itu dengan satu tangannya. Vaskha tidak tahu apa yang harus dia lakukan agar rasa sakit Claire berkurang.

Tiba-tiba dia teringat akan Paman Albert. Mungkin pria itu bisa menolong Claire. Vaskha beranjak hendak pergi tetapi rengekan Claire menghentikan langkahnya.

"Jangan tinggalkan aku, kak. Aku tidak mau mati..." Wajah kesakitan itu membuat sebuah irisan perih di hati Vaskha.

Dia bingung dan cemas. Akhirnya Vaskha menggenggam kaki Claire dengan erat dan berusaha menyalurkan kehangatan tubuhnya.

Pada saat itulah, sebuah cahaya kehijauan muncul dari telapak tangan Vaskha dan meresap ke dalam kaki Claire. Kali ini meski terkejut, Vaskha tidak menarik tangannya dan membiarkan lebih banyak cahaya hijau masuk ke dalam kaki Claire. Karena pembuluh-pembuluh darah yang membengkak itu perlahan bergerak melambat dan akhirnya hilang begitu saja, seolah menyatu kembali ke dalam daging Claire.

Vaskha masih terdiam dan tidak mengangkat tangannya. Kilasan mengenai ikan yang menggelepar kembali ketika cahaya hijau dari tangannya muncul kembali melintas di kepalanya. Jadi cahaya itu berasal darinya dan cahaya itu bisa menyembuhkan. Vaskha memandangi tangannya tidak percaya. Apakah ternyata Sion memiliki kemampuan ini?

Tetapi mengapa tidak dijelaskan di dalam novel? Tetapi kemudian Vaskha tersadar bahwa Sion hanyalah karakter tidak penting.

Mata Vaskha memandang wajah Claire yang sudah terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Wajahnya basah dan nafasnya terengah-engah.

"Kakak..." Panggil anak itu pelan.

Vaskha mengangguk, "Kakak ada disini, tenang saja."

Mendengar itu, akhirnya Claire menutup matanya dan tertidur karena kelelahan. Vaskha mengelus kepala pirang itu dan bersiap beranjak untuk mengganti pakaian Claire yang sudah basah oleh keringat.

Tetapi kemudian pandangannya jadi gelap dan semuanya terasa berputar kemudian Vaskha terjatuh tidak sadarkan diri.

Tentu saja ada dampak lain dari kekuatan penyembuh ini. Vaskha kehilangan banyak energi ketika menghentikan pergerakan urat-urat tadi. Dia baru saja mendapatkan kekuatan, tubuhnya lemah dan yang paling penting, yang disembuhkan oleh Vaskha adalah sesuatu yang berbahaya. Sangat berbahaya.













To be continued

Ternyata male lead kita tidak muncul disini gaes, dia akan muncul beberapa chapter kedepan ;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang