Chapter 1

2K 179 0
                                    

Vaskha selalu menjadi anak baik seumur hidupnya. Menurut kepada orang tuanya, mendapat rangking tiga besar di sekolah, jago memasak dan membersihkan rumah walaupun dia laki-laki. Selalu jadi objek anak tetangga yang akan dibandingkan dengan anak lainnya.

Di komplek perumahannya, Vaskha sangat terkenal di kalangan ibu-ibu. Mereka sangat menyukai Vaskha yang penurut, murah tersenyum dan selalu membantu mereka. Tipikal anak yang diimpikan oleh semua ibu.

"Vaskha, mau ke sekolah?" tanya seorang wanita ketika Vaskha menutup pagar rumahnya. Dia sudah berada di atas motornya dan akan menuju sekolah.

"Iya, Tante." Vaskha tersenyum, "Tante mau kemana?"

"Ah, tante mau beli ayam." jawab wanita itu.

Vaskha menatap wanita itu sebentar, "Bareng aja kalo gitu, Tante. Kan, searah juga."

"Ya ampun, makasih banget, Kha." Ujar wanita itu senang, segera ia menaiki motor Vaska.

Keduanya pun meninggalkan kompleks perumahan dan selama perjalanan, Vaska mendengar ocehan penumpangnya yang tiada henti.

"Kalo aja Tante punya anak cewek, udah tante jodohin sama kamu, Kha. Sayang banget Tante cuma punya anak cowok semua. Mana pada malas lagi, bisanya cuma main game, keluyuran lah, nongkilah, tiap hari minta uang. Gak ada prestasi, malesnya minta ampun. Beda banget sama kamu, Ka. Ihh, mama, papa kamu beruntung banget punya anak kayak kamu." cerocos wanita itu.

"Hahaha, iya tante." Vaskha tidak tahu harus menanggapi hal ini seperti apa.

Sebenarnya dia sudah sangat sering mendengar hal seperti ini. Terkadang dia merasa kasihan dengan anak-anak yang dibandingkan dengannya. Tetapi, dia juga tidak berani untuk menentang perkataan para orang tua ini.

Vaskha menurunkan wanita tetangganya tadi di pasar dan dia pun langsung menuju ke sekolah. Hari ini adalah hari terakhir dia masuk sekolah. Sekolah mengadakan perpisahan bersama satu angkatan sebelum mereka benar-benar lulus.

Setelah memarkirkan motornya, Vaskha berjalan menuju teman-temannya. Di sekolah, Vaskha akrab dengan semua orang, tetapi dia tidak punya teman dekat. Vaskha tidak terlalu suka memiliki hubungan yang berlebihan dengan seseorang. Padahal sebagai anak tunggal, seharusnya ia merasa kesepian. Tetapi Vaskha tidak merasa kesepian sama sekali. Dia senang dengan hidupnya saat ini, meskipun terkadang dia merasa bahwa hidupnya terasa sangat monoton.

"Sini, Kha!" Panggil seorang gadis padanya.

Nama panggilan Vaskha memang Kha. Vaskha suka nama panggilan ini, dia jadi terkesan dipanggil kakak.

Vaskha berjalan mendekati gadis yang memanggilnya tadi. Sesil namanya. Dia pintar, cantik dan baik. Vaskha rangking tiga dan Sesil rangking dua. Sesil selalu mencari cara untuk menjadi akrab dengan Vaskha, tetapi pemuda itu selalu memasang jarak yang jelas di antara keduanya.

"Udah lama disini?" Tanya Vaskha basa-basi.

"Enggak sih, Kha. Sekitar seperempat jamlah. Btw nanti abis ini, kamu ada acara?" Mata Sesil penuh harapan.

Vaskha kelihatan berpikir, "Enggak ada sih."

"Bagus deh! Nanti selesai perpisahan bareng ya? Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu." Ujar Sesil malu-malu.

"Apaan! Kagak boleh! Vaskha sama kita cowok dong!" Tiba-tiba seorang pemuda lainnya muncul dan langsung merangkul bahu Vaskha.

Raden namanya. Seorang pemuda yang sering membuat candaan dan membuat teman-temannya tertawa.

"Bareng kita ajalah, bro!" Raden tersenyum lebar kepada Vaskha.

"Ihh apaan sih! Reseh lo! Gue yang duluan ajak Vaskha. Sana jauh-jauh!" Usir Sesil tidak terima.

"Lah begimana nih cewek. Vaskha entuh bareng ama cowok. Ngapain bareng ama lo? Mau lo ajak main masak-masakan?"

Vaskha tersenyum canggung diantara perdebatan ini. Sebelum dia dapat menengahi keduanya, suara dari mikrofon yang menyuruh mereka berbaris terdengar. Mau tidak mau, Raden dan Sesil berhenti berdebat dan segera membentuk barisan.

Acara perpisahan berlangsung sebentar dan Vaskha memilih untuk segera pulang menuju rumahnya. Dia menolak ajakan Raden dan Sesil. Vaskha lebih suka berdiam diri di rumah. Dia ingin membaca sebuah novel yang dia temukan di salah satu platform online tadi malam.

Vaskha berbaring di tempat tidurnya dengan layar ponsel yang menyala.

Novel ini bercerita mengenai seorang gadis miskin yang terbuli di sekolah lalu seorang pemuda tampan dan kaya raya tertarik padanya.

Sangat klise dan ternyata Vaskha tidak menyukai novel ini. Karakter utama terlalu lemah dan tidak memiliki perkembangan apapun. Dia hanya menangis ketika ditindas dan berlindung di bawah ketiak pemeran utama pria. Ada banyak yang menyerang pemeran utama karena dia menjadi bagian lemah dari pemeran utama pria.

Ada seorang pelacur pria bernama Sion yang ditugaskan oleh penjahat utama dalam novel untuk membunuh pemeran utama wanita.

Vaskha mengingat dengan jelas kata-kata Sion.

Tidak peduli bagaimana mereka mencintaiku diawal, pada akhirnya mereka akan memilih wanita untuk menjadi pasangan hidupnya. Lalu mengapa aku tidak memanfaatkan fase mencintai mereka untuk mendapatkan uang?

Sion hanya disebutkan dua kali dalam novel, tetapi Vaskha sangat prihatin padanya. Sion melakukan semua ini untuk adik kecilnya yang sakit.

Sebuah gelangan kepala dilakukan oleh Vaskha ketika melihat banyaknya hujatan di kolom komentar kepada Sion.

Sion adalah karakter malang menurut Vaskha. Setelah dia meninggal karena gagal membunuh pemeran utama wanita, Vaskha menutup ponselnya.

Dia mengantuk dan memilih untuk tidur.









To be continued

[BL] Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang