Chapter 9

1.2K 150 6
                                    

Vaskha bersemangat. Jantungnya berdetak kencang memikirkan rencananya. Dia selalu ingin bekerja dari dulu. Sensasi mendapatkan uang dari kerja keras pasti sangat menyenangkan.

Memikirkan hal itu, Vaskha kembali ke rumahnya. Matahari hampir tenggelam dan lampu-lampu sudah menyala. Karena rumah Vaskha agak jauh dari pemukiman, suasana disekitar terlihat lebih sepi. Tangan ramping milik Vaskha menutup jendela dan pintu. Gorden juga dibuka, dan Vaskha berencana untuk memasak ikan yang masih ada di kamar mandi.

Tetapi terlebih dahulu, ia pergi ke kamar Claire untuk melihat keadaan pemuda itu.

"Claire, kau sudah lapar?" Tanya Vaskha pada Claire yang duduk di ranjangnya.

"Iya kak, aku lapar." Anak itu memegangi perutnya dengan ekspresi cemberut.

Vaskha tersenyum lalu mengelus kepala Claire lembut, "Baiklah tunggu sebentar, aku akan memasak makanan untukmu."

Claire mengangguk senang lalu Vaskha meninggalkan ruangan itu menuju kamar mandi. Ikan yang semula berenang bebas di ember kini terlihat lemas. Ikan itu masih hidup, tubuhnya masih bergerak. Vaskha meraihnya dengan hati-hati, ikan itu sama sekali tidak memiliki perlawanan. Hanya bisa terbaring lemas di tangan Vaskha.

Vaskha mengusap permukaan sisik ikan itu perlahan dan tiba-tiba sebuah cahaya hijau muncul lalu menghilang dalam sekejap mata. Ikan yang tadinya hampir mati kini menggelepar hebat di tangan Vaskha.

Karena tidak fokus, ikan itu terlepas dari tangan Vaskha dan kini jatuh ke lantai kamar mandi. Vaskha merasakan jantungnya berdetak kencang, tangannya bergetar dan ia mulai bergerak mundur hingga menempel di dinding kamar mandi.

Manik hitamnya memperhatikan dalam diam ikan yang masih menggelepar hebat di lantai itu. Padahal baru saja ikan itu terlihat akan mati. Dan apa cahaya hijau tadi?

Vaskha menatap tangannya yang juga gemetar. Dia bingung, takut dan cemas. Sebenarnya ada apa? Apa itu tadi? Kenapa ikan itu kembali hidup dengan baik?

Sensasi ketakutan menyebar ke dalam rongga dada Vaskha, dia perlahan meninggalkan kamar mandi. Sama sekali tidak memperdulikan ikan di dalamnya. Vaskha takut jikalau ikan itu juga bukan ikan biasa, mengingat dunia tempatnya berada saat ini juga bukan dunianya dulu. Sepertinya hal-hal di luar nalar bisa terjadi disini.

Vaskha bergerak menuju kamar Claire untuk menenangkan dirinya. Dan hal yang menyambutnya di ruang tamu membuat bulu kuduk pemuda itu berdiri. Sensasi dingin merayap di punggung Vaskha.

Disana, di depan pintunya yang sudah terbuka lebar ada sekelompok serigala dengan mata kuning menyala menatap nanar pada sosok Vaskha. Jantung Vaskha kembali berdetak kencang tidak karuan, bola matanya bergerak tidak teratur melihat lebih dari lima ekor serigala menatapnya.

Apa ini? Vaskha takut sekali hingga tidak bisa bergerak dari tempatnya. Apa ia akan mati di cabik-cabik oleh serigala disini? Bahkan belum ada sebulan dia berada di dunia ini. Apakah ia akan kembali mengahadapi kematian?

"Kakak?"

Vaskha mengalihkan pandangannya ke pintu kamar Claire yang tertutup. Begitu juga dengan serigala-serigala itu, seketika Vaskha mendapat kesadarannya kembali. Dia bergerak cepat dan berdiri di depan pintu kamar Claire, merentangkan tangannya seolah melindungi pemuda itu.

Keringat dingin membasahi kening putih milik Vaskha, dia takut tetapi dia lebih takut lagi jika Claire terluka karena serigala ini. Mata kuning keemasan dengan pupil vertikal itu memantulkan bayangan Vaskha yang menatap takut serta cemas.

Serigala-serigala itu melihat Vaskha, tetapi tidak melakukan apa-apa. Mereka melihat pintu kamar dan tak lama pergi begitu saja.

Mata Vaskha melihat kepergian hewan-hewan buas setinggi dua meter itu. Dia merosot ke bawah dan nafasnya tersengal-sengal. Tersadar sesuatu, Vaskha segera bangkit untuk menutup pintu. Dia menguncinya kuat dari dalam rumah.

"Kakak?" Suara Claire terdengar cemas.

Vaskha segera berjalan menuju kamar Claire dan terduduk begitu saja di lantai kamar pemuda itu. Claire terkejut mendapati kakaknya yang terlihat pucat dan ketakutan.

"Ada apa kak? Kakak kenapa?" Claire berusaha meraih Vaskha dan berakhir terjatuh dari tempat tidur.

Suara ringisan terdengar dari mulut Claire, tetapi tidaj terlalu ia hiraukan. Dia bergerak menuju Vaskha yang terlihat kesusahan bernafas.

"Kakak? Kakak kenapa? Kak... Kakak...?" Claire meraih wajah Vaskha yang sangat pucat seperti habis melihat hantu.

Seperti tersadar, Vaskha melemparkan dirinya ke pelukan Claire. Wajahnya ia tenggelamkan di bahu adiknya itu. Vaskha berusaha menetralkan detak jantungnya yang sangat berisik. Tangannya bergetar memeluk tubuh kurus Claire.

Dia takut sekali. Sangat takut hingga rasanya Vaskha tidak bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

Claire terlihat kebingungan, tetapi dia tidak bertanya lagi. Sebaliknya, ia kembali memeluk Vaskha dan mengelus punggung pemuda itu lembut.

***

"Bagaimana?"

Seorang pria dengan tinggi hampir dua meter duduk dengan angkuh di singgasananya. Dia menatap merendahkan pada sekumpulan serigala yang kini telah berubah menjadi sosok manusia.

"Pangeran baik-baik saja Yang Mulia." Jawab seorang pria yang tengah menunduk sopan.

Pria itu menyeringai, "Sayang sekali dia hanyalah produk cacat. Apa kalian bertemu dengan manusia sampah itu?"

"Kami bertemu dengannya Yang Mulia. Dia melindungi pangeran."

Suara tawa menggema di ruangan itu, "Melindungi? Manusia sampah yang hanya bisa menjual tubuhnya itu melindungi pangeran? Lelucon macam apa ini?"

Tidak ada dari manusia yang menunduk itu menjawab pertanyaan tersebut.

"Lucu sekali." Pria itu nampak kembali pada kewarasannya dan tatapan matanya berubah tajam serta menakutkan.

Ada aura dominan luar biasa memenuhi ruangan itu hingga kaki para penghuni ruangan itu gemetar dan dada mereka sesak.

Mata pria tadi berubah merah dan terlihat sangat mengancam. Garis wajahnya terlihat jelas, dengan wajah yang dingin.

"Jika ada tanda-tanda pangeran akan sembuh, habisi dia." Suara dingin dan mutlak itu bergema.

Semua penghuni ruangan berlutut patuh.

"Baik Yang Mulia!"
















To be continued

[BL] Into Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang