18. Ending

1.9K 114 26
                                    

Alby adalah salah satu bentuk nyata manusia tangguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alby adalah salah satu bentuk nyata manusia tangguh. Alby tak kenal lelah, selalu berupaya sekuat yang ia bisa demi orang-orang yang disayang. Kendati usahanya tak pernah di apresiasi, ia tetap melakukan sebaik yang ia bisa.

Alby bukanlah anak yang terlahir dari keluarga kaya. Ia hanya seorang anak yang tumbuh oleh didikan keluarga serba kekurangan. Yang mengharuskan Alby ikut berjuang demi bertahan hidup.

Dibesarkan oleh realita pahit pasal kehidupan, menjadi Alby seorang remaja yang kuat. Tahan banting dengan segala macam halang rintang kehidupan. Ia tak pernah lemah hanya karna dirundung orang bahkan kerabat terdekat. Yang Alby tahu, ia ingin membahagiakan Ibu dan adik semata wayangnya.

Namun, takdir berkata lain. Membawa Alby ke sebuah jurang kesulitan yang teramat parah. Hingga puncaknya, remaja itu kalah. Alby kalah dengan keputusan semesta. Kini ia tergolek lemah dengan berbagai peralatan canggih rumah sakit. Menunggu ajal mengajaknya berpulang.

Tantri begitu terpukul saat dokter mengatakan betapa parah kondisi sang anak saat ini. Tulang rusuknya patah hingga menusuk organ bagian dalam. Belum kerusakan di kepala. Bahkan dokter bilang, Alby telah kehilangan penglihatannya.

"Buk ... kapan bisa ketemu mas nya?"

Jika Alby tahu Iki berada di sini, ia pasti akan memekik kesenangan. Namun, sayang. Kondisinya yang cukup kritis tak memungkin sembarang orang masuk.

"Ibuk nggak tau," jawab Tantri lirih.

Di kursi sebelah ada Bara, sendirian. Sejak kejadian kemarin, ia tidak pulang. Menghabiskan waktu untuk terus menemani Tantri mengurus segala keperluan. Sumbangan tenaga dan materi ia beri secara sukarela. Berusaha menunjukkan rasa tanggung jawab penuh. Bagaimanapun juga, Bara lah yang menyebabkan Alby pergi dari kampung dan berakhir seperti ini.

"Buk, maafkan papa saya."

"Mau sampai kapan kamu minta maaf? Sudah lah, Le. Ibuk juga sudah berkeluarga. Begitu pula papamu. Jangan diperpanjang, toh papamu juga tidak peduli."

Tantri berkata tanpa menoleh. Membuat Bara semakin merasa bersalah. Ia mengerti seberapa terluka Tantri saat ini. Perihal masalah ini pun, ia sudah cerita pada mama. Rupanya mama pun sudah mengetahui pasal kenakalan papa. Bahkan Tantri bukanlah satu-satunya wanita yang barusan kebahagiannya.

Dan akhirnya, Bara harus ikhlas karena mamanya berencana akan bercerai papa. Yang artinya, sebentar lagi keluarganya akan terpecah.

"Boleh ibuk minta tolong lagi, Le?"

Bara dengan cepat mengangguk. "Apapun, Buk. Bilang aja."

"Tolong jemput si Mbah, perasaan ibuk nggak enak."

****

Gelap.

Alby tak dapat menangkap apapun selain warna hitam mencekam. Tangannya panik meraba sekitar. Namun, nihil. Tak ada siapapun di sini. Hanya ada suara mesin aneh yang terus berbunyi dari arah samping.

Alby, Jangan NangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang