Part 3

976 71 4
                                    


Happy Reading🥀

Sandrina sedang asyik memilih baju untuk dirinya. Tanpa diduga anak kecil menyapanya dengan sebutan mama.

" Wah.." Ia menatap takjub, sekaligus kaget. Berani sekali anak kecil ini menyebut dirinya seperti itu.

Spontan beberapa kali telunjuk tangan kanannya mengetuk kasar kening anak kecil, " Baru kenal, sudah nyebut seenaknya."

" Hey! Kalau kamu ingin sekali punya mama. Bilang papa kamu buat beli mama dari club, siapa tau cocok." Lanjutnya tersenyum smirk

Dengan cepat lelaki asing menyerobot masuk, dan menghempaskan kasar tangannya " Jangan pernah berbicara kotor didepan anak saja." Marahnya

Mendengar ucapan yang begitu menggelikan, " Harusnya saya yang bilang sama om. Jaga sikap anak om, biar tidak seenaknya memanggil seseorang dengan sebutan mama!" Tegur Sandrina sambil meminta tisu basah ke bodiguard, dengan cepat. Ia mengusap kasar tangan yang telah tersentuh oleh mereka. Dan membuang bekas tisu basahnya tepat diwajah pria asing.

Akhirnya ia tak jadi membeli bajunya, dan segera pergi berjalan menjauhi mereka.

Entah kenapa, dia tidak habis fikir. Bertemu perempuan kasar nan angkuh. Yah walaupun cantik, dan punya tubuh molek. Tapi percuma saja, tidak mempunyai attitude sama sekali.

Manik matanya berkaca kaca, " Pah, ta-nte itu be-ner. Ha-rusnya a-ku gak lan-cang me-manggil tan-te se-perti ta-di.." Sahut Kenzo menangis tersedu sedu sembari memeluk kakinya kencang.

" Nggak kok, harusnya dia yang salah. Jadi kamu gak usah menangis lagi yah." Timpal Viki menenangkan anaknya, lantas menggendong ala bridal sembari bergegas pergi dari sana.

Lelaki asing itu tidak sadar, dari awal mengganggu kegiatan Sandrina yakni anaknya. Seandainya dia tidak menyebut sembarangan orang. Mungkin Sandrina tidak berbicara kasar seperti tadi.

Restoran...

Sandrina memakan makanannya dengan lahap. Dengan sengaja, menusuk daging steaknya kasar.

Melihat wajah nonanya keruh, mereka hanya diam. Tak berani berbicara, takutnya malah mereka yang kena.

Sesudah makan, ia mengkode bodyguard nya untuk mendekatinya.

Dengan sigap bodiguard menuju kearahnya, " Ada yang kurang nona?"

" Tidak ada, by the way lukisan yang saya kirimkan, sudah ditemukan belum orangnya." Tanyanya menatap datar mereka

" Sudah nona. Mau saya kirimkan datanya sekarang?"

" Lebih cepat, lebih baik" Balasnya.

Bodyguard memberikan semua datanya, hasil pencarian dari mata matanya.

Ia segera membuka di tab, dan membaca satu per satu. Data yang telah dikumpulkan oleh anak buahnya.

Sandrina tak menyangka, ternyata orang yang ia cari adalah tokoh buatannya sendiri. Bernama Zero Adiksa Wijaya sang protagonis kedua.

Maklum saja Sandrina hanya menulis cerita, tanpa menambahkan foto untuk mereka.

Dan mungkin Ia tak peduli, walau pun Diksa tak ada hubungannya dengan si pengecut itu. Selagi wajah mereka sama. Kenapa tidak?

Terdapat banyak serapahan kasar di dalam benaknya,

'Lo akan membayar rasa sakit yang gue rasain.'

'Ck! Percuma dulu lo punya pangkat. Tapi maennya belakangan'

'Emang bangsat tuh cowo'

Sandrina melamun cukup lama. Sontak ia dikejutkan oleh sekelompok remaja pria tampan. Mereka duduk dikursi dekat tempat Sandrina makan.

" Sorry.. Kita duduk disini. Soalnya gak ada tempat." Dia memelas wajahnya seakan minta dikasihani

Ia menelisik ruangan restorannya. Dan terdapat banyak sekali tempat kosong .

Sandrina terkekeh sinis, "lo buta?" Tanyanya kejam

Bukannya marah dikatain seperti itu, ia justru berbinar menatap Sandrina penuh minat.

Tanpa diduga, cowo tampan itu mengangguk, " Iya.. Saking butanya, aku baru sadar ternyata ada perempuan cantik. Melebihi Ibu aku." Sambil menaik turunkan alisnya menggoda

Temen cowonya malah melempari kulit kuaci ke wajah temennya. " Huek.. Jijik gue liatnya"

Dia menghiraukan ucapan mereka, dan kembali mengenalkan dirinya. " Aku Leka Xouing. Teman sekolah kamu, kamu ingat gak?"

" Gak." Balas singkatnya.

Mereka tertawa puas, melihat nasib temennya ditolak oleh cewe.

Leka hanya tersenyum lembut, tangannya mengelus halus punggung tangan kanan Sandrina, " Wajar kamu gak ingat, murid disana banyak. Jadi aku memaklumi itu semua."

Dia menepis kasar tangan Leka. Dan beranjak berdiri dari tempat duduknya.

Ia meraih kembali pergelangan tangan kiri Sandrina, " Maaf deh.. Aku yang salah, duduk lagi yah.." Pinta Leka

Sandrina yang sudah muak melihat cowo playboy kelas kakap. Tangan kanan memegang leher belakang Leka, kemudian membenturkan wajah Leka dengan keras ke arah meja.

Nampaklah semua teman mereka syok. Tidak disangka Sandrina akan senekat itu kepada Leka.

" Gue sengaja diemin lo. Tapi malah semakin ngelunjak. Dan lagi kalo mau cari mangsa, jangan ke gue bangsat!" Ucap kasar Sandrina

Setelah itu, Sandrina bergegas pergi meninggalkan restoran. Diikuti bodyguard dari arah belakang.

Cast !

1) Leka Xouing

1) Leka Xouing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2) Viki

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung

Ambivert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang