📌Wed., Sep 6, 2023
.
Seperti dibantu oleh Tuhan, rumah makan Junkyu kian hari semakin ramai. Penghasilannya menjadi lebih banyak dari biasanya. Ia harap hal ini bisa bertahan lebih lama.
Jadwal hari ini adalah membeli beberapa kue manis untuk Junghwan-nya. Pasti pemuda itu sangat senang.
Cklek.
"Kak Junkyu!"
"Halo sayang." Junkyu menangkap tubuh Junghwan yang semakin berisi. Nafsu orang hamil benar-benar besar ternyata.
Junghwan tersenyum penuh arti. "Ayo masuk. Ayah mau ngobrol."
Jelas alis Junkyu mengernyit. Tumben sekali pria tua itu mau menemui Junkyu?
Tak lama ingatannya kembali. Ah, ternyata sudah tiga minggu berlalu. Waktu berjalan begitu cepat.
Junkyu melangkah masuk dengan segala kegugupannya. Samar-samar pemuda manis yang ada disampingnya itu merasakan kecemasan Junkyu.
"Kakak tenang aja. Kita pasti bisa bersama." Dua kalimat itu benar-benar menenangkan Junkyu. Membangun kepercayaan dirinya.
.
Salah satu alis Tuan So bergerak ke atas. Sungguh ia masih tidak rela putra yang begitu ia jaga menjadi seperti ini. Walau yang memulainya adalah So Junghwan sendiri.
"Aku sudah melihat kesungguhanmu selama ini. Hm.. kalian boleh menikah. Tetapi,"
Tuan So menggantungkan kelimanya. Junghwan semakin mempererat genggaman tangannya pada Junkyu.
"Urusan Junghwan bukan lagi urusan kami. Yang artinya adalah, sepenuhnya hidup Junghwan menjadi tanggungjawabmu. Aku tidak mau membantu kalian sepeserpun."
"Terimakasih atas restu anda, ayah. Aku berjanji akan menjaga mereka hingga maut memisahkan." Tuan So mengangguki ucapan Junkyu. Ia mempersilakan mereka untuk pergi.
Satu beban Junkyu telah hilang. Namun, tak dipungkiri bahwa ia masih memiliki beban lain.
Bagaimana cara ia memuaskan Junghwan dan bayi mereka?
.
Junkyu baru saja selesai merapihkan barang-barang Junghwan yang mereka bawa dari kediaman So. Tuan So memperbolehkan Junghwan membawa beberapa barang miliknya.
Ia menatap sekeliling. Rumah Junkyu terasa lebih hidup.
"Capek, kak?"
Junkyu menggeleng. Ia mendorong pelan tubuh Junghwan agar duduk di sofa. "Kamu kan udah kakak bilang, jangan bantu kakak. Nanti kamu capek loh."
"Aku cuma nata barangnya kok. Kan kakak yang bawa semuanya." Si manis mengerucutkan bibirnya.
"Makasih, sayang." Junkyu terlihat beribu kali lebih tanpan. Pria itu yang berlutut memandang masa depannya dengan teduh.
"Minta maaf.."
Junghwan menangkup wajah Junkyu yang tiba-tiba saja menunduk. "Hey? Kenapa?"
"Kehidupan mewah kamu hilang.." Ia merasa sangat bersalah.
Si manis terkekeh pelan. "Kak, dengerin aku. Ini udah keputusanku. Aku tau hidup itu butuh material. Tapi material masih bisa dicari sama-sama. Sedangkan manusia tulus kaya kakak? Itu sulit kak. Pilihanku sendiri yang mau bertahan sama kakak. Jadi, daripada kakak nyalahin diri sendiri, mending kakak bangkit. Ayo kak! Di dunia ini masih ada yang butuh kakak."
"Kamu bener. Aku gak boleh lemah kaya gini. Ayo sama-sama kuat. Aku bakal cari uang yang banyak, biar kalian ngga kekurangan." Senyumnya kembali bersinar.
"Nah! Gitu dong! Hihi, jadi makin sayang."
Mereka tertawa bersama. Masing-masing saling menguatkan. Hingga mata mereka tak sanggup lagi untuk terbuka.
.
Junkyu menghela napas ketika melihat nominal uangnya pada mesin ATM. Uangnya hanya pas untuk pernikahannya yang sederhana. Benar-benar sederhana dan tak ada yang spesial.
Ia harus memutar otak agar Junghwan tidak merasa kecewa. Apa yang harus ia lakukan?
Ctak!
Ia menarik beberapa lembar uang, kemudian keluar. Kakinya berjalan menuju tempat yang sangat ia kenali.
Sesampainya ditempat itu, Junkyu melangkah masuk dan bertemu dengan wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum ramah padanya.
"Junkyu? Kamu Junkyu?"
Junkyu mengangguk kecil. "Iyaa, ini Junkyu."
Plak!
"Kamu ini nggak pernah dateng lagi semenjak mama kamu meninggal. Ibu sampai lupa dengan muka kamu." Tangan rapuhnya menepuk pundak Junkyu.
Sedangkan Junkyu hanya bisa terkekeh. "Hehe.. maaf ibu. Ibu masih tau cara bikin kue kan?"
"Kalau ibu udah lupa, toko ini udah ibu tutup." Ia menggeleng heran pada Junkyu.
"Ajarin Junkyu bikin kue pernikahan!"
Penuturan Junkyu membuat wanita itu ternganga. "Siapa? siapa yang nikah?"
"Junkyu dong."
Sekali lagi bahunya menjadi sasaran empuk si wanita paruh baya. "Serius ada yg mau sama kamu yang bandel ini? Gimana orangnya?"
"Ibuuu.. Junkyu ngga bandel. Orangnya manis banget, baik, dia juga pengertian." Junkyu mengatakannya sambil tersenyum. Ah, pria itu sepertinya benar-benar jatuh cinta pada Junghwan.
.
Tubikontinyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half >> Kyuhwan
FanfictionKehidupan Junkyu menjadi lebih manis setelah bertemu dengan Junghwan. Pemuda manis itu telah menjadi separuh hidupnya, yang tak akan pernah ia sesali. BxB Kyuhwan 📌Sun., August 20, 2023. #1 kyuhwan; Thu., Sep 7, 2023. #1 junkyu; Thu., Oct 12, 2023...