17

1K 121 5
                                    

📌Wed., Sep 27, 2023.









.









Kabar Junghwan masuk Rumah Sakit menyebar. Mereka semua panik dan ingin mengunjunginya. Namun, apa daya. Junghwan dimasukkan ke ruang khusus paru karena paru-parunya luka.

Kini Junghwan terduduk lemah. Ia tidak bisa baring karena dapat menyebabkan sesak.

Tangan ringkihnya mengusap pelan tangan Junkyu. Ia tahu suaminya sedang menahan tangis.

"Kenapa kamu ngga bilang?" Suara Junkyu terdengar parau.

"Kamu batuk berdarah beberapa hari ini.. dan aku ngga tau." Sesalnya.

Ketika Junghwan ingin berbicara, Junkyu menahannya. Kata dokter, Junghwan belum boleh berbicara. Takut luka yang ada di paru-parunya semakin besar.

"Jangan ngomong dulu. Biar aku aja yang ngomong."

Dari gerak bibir, Junghwan menyebutkan nama Nayoon. Hatinya tercubit. Bahkan sampai sekarang pun, Junghwan tetap mengkhawatirkan sang putri.

"Jangan pikirkan dia. Fokus sama kesembuhan kamu. Kakak udah titipin Nayoon sama Jihoon."

Junghwan menggeleng lemah. Bagaimana ia tidak khawatir? Putrinya baru saja ditampar oleh ayahnya sendiri. Pasti ia merasa kesakitan.

"Percaya sama aku. Dia pasti baik-baik aja disana."

Dalam hati, Junghwan merapalkan beribu-ribu doa untuk putrinya. Ia merasa sakit ketika putrinya sakit.







.








Keadaan berjalan seperti biasa. Junkyu tetap memasak dan mengantar-jemput putrinya. Namun, ia tidak banyak bicara sekarang.

Nayoon juga tidak peduli. Ia masih marah pada ayahnya yang sempat menamparnya itu.

Bahkan ketika turun dari mobil, tidak ada sapaan hangat dari masing-masing. Hal itu membuat Junkyu menutupi wajahnya. Ia menatap sendu putrinya yang berjalan masuk ke sekolah.

Setelah sosok itu menghilang, Junkyu mulai menjalankan mobilnya ke salah satu toko kue miliknya. Pekerjaannya sekarang hanya mengontrol karyawan. Sesekali ia ikut terjun ke dapur jika rumah makannya terlalu ramai.

Cling

"Selamat pagi, pak." Semua karyawan tersenyum padanya.

"Pagi." Balas Junkyu sekenanya. Ia mengelilingi toko dan menemukan Beomha disana.

"Beomie?"

Beomha tersentak. Tak lama ia tersenyum pada Junkyu. "Hi, ayah!"

"Kenapa masih disini? Bukannya bentar lagi masuk?"

Beomha menunjukkan kue yang ia pilih dari etalase. "Beomie berangkat dulu, ayah."

"Hati-hati. Oh iya, kapan Yoshi balik?"

Anak itu sedikit berpikir. "Kata daddy, kalau cepat selesai mungkin bulan depan udah pulang."

Junkyu mengangguk paham kemudian mengusir anak itu. "Dah, sana. Nanti telat."

Pria itu kembali mengecheck toko. Setelah semua beres, ia pun melanjutkan kegiatannya pada toko selanjutnya.







.







Selama di kelas, Nayoon tidak fokus. Ia memikirkan ucapan Junkyu beberapa hari lalu.

"Kim Nayoon!"

Ia terkejut ketika sang guru meneriakinya. "Keluar dari kelas saya."

Half >> KyuhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang