16

976 118 3
                                    

📌Wed., Sep 27, 2023.








.








"Oi, Nayoon."

Nayoon menghela napas. Ia menatap datar beberapa orang yang menghadangnya. "Minggir."

Mereka terbahak. "Apa? Minggir?"

"Cuih! Anak haram kayak lo gak pantes sekolah disini!" Lagi, dan lagi. Nayoon memejamkan matanya menahan amarah.

"Udah haram, lahirnya dari rahim laki-laki lagi. Pfft.. hahhahah! Keluarga cacat."

Setelah puas menghina Nayoon, mereka pun pergi meninggalkannya. Bisik-bisik mulai terdengar di koridor. Sudah tiga tahun ia seperti ini. Dari kelas 1 sekolah menengah pertama, hingga ia berada di kelas 3.

Ia selalu menguatkan hatinya untuk bertahan sedikit lagi. Sebentar lagi ia akan lulus sekolah. Maka, ia tidak akan bertemu dengan orang-orang itu lagi.

Sebuah rangkulan tiba-tiba mendarat di bahunya. Ah, ternyata itu Yewon. Sedangkan Rowoon mengusap pundaknya pelan.

Si kembarlah yang menjadi kekuatannya untuk selalu bertahan. Ia merasa memiliki tumpuan hidup. Hanya mereka berdua yang paling mengerti Nayoon.

Karena..

Mereka juga bernasib sama sepertinya. Rowoon dan Yewon ikut terbuli di sekolah. Orangtua mereka tak ada yang tahu, karena pembulian itu masih sebatas verbal. Tidak ada perlakuan fisik.








.







Apakah Beomha mengetahuinya? Tidak. Karena ia bersekolah di tempat lain. Yoshi sengaja mencari sekolah yang berkualitas tinggi karena mengetahui kemampuan sang anak.

Beomha adalah anak yang sangat cerdas. Mereka tidak mau menyia-nyiakan kecerdasan sang anak. Beomha pun setuju dan menerima semua dengan tulus. Ia tidak pernah merasa terpaksa.

Seperti sekarang, Jihoon menggeleng melihat Beomha yang masih belum tidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu malam.

"Tidur, sayang. Nanti kamu sakit." Jihoon menutup buku sang putra.

Beomha tersenyum pada Jihoon. "Pipi sendiri, kenapa belum tidur?"

Yang lebih tua mencebik lucu. Membuat Beomha tanpa sadar mencubit pipi Jihoon.

"Eh? Maaf, pipi." Ia menundukkan kepalanya.

Jihoon tekekeh. Ia beruntung memiliki Beomha. Putranya begitu menyayanginya. Walau mereka tidak memiliki hubungan darah.

"Pipi ngga bisa tidur. Daddy mu belum pulang." Ia menarik Beomha untuk berbaring dan memeluk putranya itu.

Beomha mengangguk paham kemudian mengusap kepala Jihoon dengan lembut. Jangan kalian berpikir mereka memiliki hubungan gelap. Tidak. Hal seperti ini sudah biasa terjadi, bahkan dari kecil. Beomha dan Jihoon saling menyayangi sebatas ayah dan anak. Itu saja.

"Daddy baru aja berangkat tiga jam lalu."

Jihoon semakin mencebik. Ia merindukan suami tampannya itu. Biasanya Yoshi akan mengecupi lehernya sebelum tidur. Tidak mungkin ia meminta kepada Beomha.

Beomha memutar otak untuk mengembalikan mood pipinya. Oh!

"Pipi tau? Beomie lagi jatuh cinta."

Secepat kilat Jihoon bangkit dari tidurnya. Ia menatap penuh semangat pada putranya. "Serius!? Ih! Siapaaa? Siapa yang udah bikin es batunya pipi jatuh cinta?"

Beomha ikut duduk dan bersandar diheadboard. Pipinya memerah membuat Jihoon memekik gemas.

"Dia anak yang kuat."

Half >> KyuhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang