13

1.2K 132 8
                                    

📌Sat., Sep 23, 2023.








.








Junkyu tertawa melihat ekspresi Junghwan. Ia sedang berjongkok di depan suami manisnya itu. "Ayo naik! Katanya mau digendong."

"Malu, kak.." Bagaimana tidak malu? Semua teman Junkyu berada disini.

"Ayo. Kakak pegel nih jongkok dari tadi."

Mau tak mau Junghwan melompat ke punggung sang suami. Ugh, rasanya si manis ingin pergi saja dari sini.

"Cieee! Kiw kiw. Cukurukuk kukruu!!"

Kenapa harus ada teman Junkyu disana? Sebagai saksi dan tim dokumentasi tentunya.

"Asa~ Jaejae juga mau!"

Asahi menatapnya horor. "Kamu lagi hamil, sayang."

Perut Jaehyuk sudah semakin membulat. Padahal usianya baru enam bulan. Tapi ukurannya seperti orang yang akan melahirkan.

"Jaejae mau marah aja sama Asa!"

"Aduh, jangan. Nanti deh. Kalau Hikun-Hikun udah lahir. Kamu aku gendong juga seperti Junghwan." Jemarinya menangkup wajah Jaehyuk yang akan menangis.

Si manis akhirnya mengangguk setuju dan kembali melihat pasangan yang sedang berbahagia itu.

"Nayoon, liat ayah papa kamu. Lucu, ya?" Nayoon yang berada digendongan Yoshi mulai tertawa.

"Ih, kamu gemes banget. Sayang, aku mau sepuluh yang kayak gini."

Permintaan Yoshi tentunya menghadirkan sebuah tamparan kecil. "Ngaco kamu. Aku kan gak bisa hamil." Jihoon menatapnya sinis.

"Justru itu. Kita adopsi aja sekaligus sepuluh bayi. Pasti lucu banget."

Pria yang baru saja menyandang marga Kanemoto itu menggeleng pelan. "Satu aja mereka udah kewalahan. Apalagi kalau kita adopsi sepuluh? Kita yang bengek."

Yoshi terkekeh. Ia hanya berusaha menghibur suami manisnya agar tidak terlalu sedih. Mungkin diantara mereka, hanya Jihoon male-sub yang tidak bisa hamil.

Mari kita kembali pada Junkyu dan Junghwan. Pria yang lebih tua itu sudah mengelilingi komplek mereka. "Gimana? Seru, nggak?"

"Seru banget!! Mau lagi."

Rasa bahagia menyeruak ketika mata Junkyu menatap senyuman dari milik Junghwan. Begitu indah dan sempurna.

"Aku selalu cinta sama kamu." Kalimat spontan yang diucapkan Junkyu membuat Junghwan menghentikan tawanya. Wajah manis itu mulai memerah.

"Apasih. Tiba-tiba banget." Lucunya. Ia menenggelamkan wajah pada ceruk leher Junkyu.

"Hahhahah!! Mau lagi? Let's go!"

"Kyaaa!! Kak Junkyu, pelan-pelan!"









.









Nayoon rewel. Junghwan tidak dapat menenangkannya. Ingin meminta bantuan Junkyu, suaminya itu sedang membuat kue. Ia tak mau menambah beban Junkyu.

"Dede, udah ya nangisnya? Ngga cape, sayang?" Berbagai cara ia lakukan agar bayinya tenang. Namun selalu saja gagal.

Cklek.

"Nayoon kenapa? Dari luar kedengaran suara tangis."

Junkyu berjalan masuk sambil mengelap tangannya yang sudah bersih. Pria itu mengambil alih Nayoon ke dalam dekapannya.

"Ngga tau, kak. Adek udah cek popoknya, bersih. Adek kasih susu, dia nolak." Jelas Junghwan.

Junkyu mengangguk. Ia mulai mengambil posisi yang pernah ia pelajari dari suster. Tak lama Nayoon bersendawa.

"Nah, diem kan? Kalau udah dikasih ini-itu tapi masih rewel, artinya dia butuh sendawa sayang."

Si manis mengangguk paham. Ini ilmu baru, wajib dicatat.

Junkyu menepuk pelan pundak bayinya agar segera tertidur. Pemandangan ini membuat Junghwan terharu.

"Kenapa tadi ngga panggil aku?"

"Adek ngga mau ganggu kakak yang lagi kerja. Itu pesanan udah harus diantar besok pagi, kan?"

Yang lebih tua tersenyum. "Niat kamu baik. Tapi kalau kamu kesusahan lagi, panggil aja kakak. Kalian tetap prioritasnya kakak."

Kaki jenjangnya berjalan pelan mendekati Junghwan. Dengan lembut ia mengecup dahi Junghwan.

"Siap, kak." Sifat jahilnya muncul. Ia mengecup sekilas bibir Junkyu, kemudian berlari keluar kamar.

Sang korban hanya bisa tertawa. Ia tidak mungkin ikut berlari dengan membawa bayinya.







.






Jika kalian berpikir cerita mereka akan segera berakhir karena sudah bahagia, kalian salah besar. Cerita ini masih cukup panjang, sayang.

Seperti sekarang, Junghwan tengah menyuapi putrinya yang baru bisa memakan makanan seperti MPASI. Tiba-tiba sang putri menunjukkan gejala aneh. Tubuh Nayoon menegang, matanya sudah mendelik ke atas. Nayoon juga mengalami hentakan berulang pada tungkai dan lengan.

"Kak Junkyu!!"

Pening. Junghwan segera menggendong sang putri menuju suaminya. Betapa terkejutnya Junkyu melihat apa yang terjadi.

Tanpa pikir panjang, Junkyu segera meninggalkan dapurnya dan berlari mencari kunci mobil. Ya, lelaki tampan itu sudah bisa membeli mobil sekarang.

Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan. Masing-masing kalut dengan pikirannya.

Sesampainya di Rumah Sakit, Junkyu mengambil alih putrinya dan berlari ke dalam. Sedangkan Junghwan ikut berlari dibelakangnya.











.













Tubikontinyu.

Muehehe 🤭

Half >> KyuhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang