Tap tap tap
Suara langkah kaki itu terdengar cepat. Deru nafas dan detak jantung terdengar tak beraturan. Wanita itu memaksakan dirinya untuk terus berlari dari kejaran mahluk aneh yang kerap memakan manusia di malam hari, Iblis.
Bruk...
Di dalam gelapnya malam, wanita itu tak sadar ada batu kecil di hadapannya yang membuat ia tersandung. Iblis itu mendekat, menyeringai dengan lebar kala mendapati mangsanya terjatuh begitu saja.
Wanita itu menggeleng dengan cepat, " Tidak tidak ! Jangan makan aku ! Kumohon padamu, aku masih punya bayi yang harus kuurus. "
" Wanita bodoh. Kau pikir aku akan melepaskanmu setelah kau memohon begitu ? Jangan harap sialan. Bayimu itu akan menjadi makanan penutup sempurna malam ini. "
Manik wanita itu membelalak. Terkejut dengan ucapan yang dilontarkan mahluk itu. Wanita itu mencoba untuk berdiri dan memaksakan kakinya untuk berlari. Iblis itu tertawa akan kebodohan wanita didepannya.
Wanita itu berlari cukup jauh sampai keluar dari hutan. Dia berada di seberang sungai dengan arus yang cukup deras. Oh tidak, bagaimana caranya untuk menyebrang ?
" Sudah cukup main-mainnya sialan. Sekarang waktunya kau bergabung dengan suamimu yang lemah itu. " Iblis itu melancarkan serangannya dan menusuk tepat di jantung wanita itu sampai tembus.
Ohok
Wanita itu terbatuk. Darahnya terciprat ke buntalan yang tengah dipeluknya dengan erat. Perlahan dia jatuh dalam keadaan telungkup. Ia masih berusaha untuk melindungi bayinya sekuat tenaga.
Iblis itu menarik tangannya yang masih terbenam di jantung wanita itu. Dia menjilat darah yang tertinggal di jari-jarinya dan menyeringai. " Sudah kuduga kau lebih nikmat dari suamimu itu. Darahmu sangat manis. "
Ketika iblis itu hendak menggigit wanita itu, ada sebuah tebasan pedang yang tidak disadari olehnya. Kepala iblis itu menggelinding. Manik iblis itu terbelalak sebelum akhirnya berubah menjadi abu.
Seorang laki-laki bersurai panjang dengan warna merah tua tengah memandang iblis itu dengan datar. Dia lalu menoleh ke arah seorang wanita dengan posisi telungkup. Laki-laki itu mendekat, dia melihat punggung wanita itu berlubang dengan darah yang berceceran. Darahnya terlalu banyak dan laki-laki itu yakin bahwa wanita di hadapannya ini telah tiada.
Ada perasaan bersalah yang menjalar di benak laki-laki itu. Kalau saja dia datang lebih awal mungkin wanita ini tidak akan menjadi korban. Laki-laki itu berniat untuk mengubur jasad wanita itu. Dia membalikkan badan wanita itu dan terkejut dengan sebuah buntalan berisi bayi yang tengah dipeluk.
Tangan laki-laki itu bergetar. Dia mengarahkan jarinya ke hidung bayi itu untuk memastikan nafasnya. Masih hidup, bayinya selamat. Dia menggendong bayi itu dengan pelan dan memeluknya. Menyalurkan rasa hangat agar bayi itu tidak kedinginan di malam yang dingin ini.
Laki-laki itu melepaskan lapisan luar berwarna merahnya untuk diubah menjadi gendongan dadakan. Dia tidak bisa menaruh bayi itu di bawah sementara ia mengubur ibu bayi ini.
Usai menguburkan ibu bayi itu, dia berdoa. " Jangan khawatir akan bayimu. Aku akan merawatnya. "
Laki-laki itu kemudian melanjutkan perjalanannya. Dia berencana untuk mampir ke tempat temannya, Kamado Sumiyoshi.
___
" Paman Yorii ! " panggil seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun.
" Sumire, jangan berlari dan berteriak begitu. " tegur seorang laki-laki berhaori kotak hitam dan hijau.
" Baik ayah. Maaf paman. " ucap Sumire.
" Yoriichi-san, sepertinya kali ini kamu tidak berkunjung sendirian ya. Mari masuk. " ajak Sumiyoshi
Tsugikuni Yoriichi dan Kamado Sumiyoshi sudah berteman cukup lama. Yoriichi pernah menyelamatkan keluarga Sumiyoshi dari serangan iblis dan sejak saat itulah mereka menjadi akrab.
Sumiyoshi sedang menyiapkan suguhan untuk Yoriichi sedangkan Sumire berada didepan bersama Yoriichi dan mengamati buntalan yang dipeluk oleh Yoriichi.
" Paman sedang memeluk apa ? " tanya Sumire.
Yoriichi kemdian melonggarkan sedikit pelukannya dan memperlihatkan bayi imut yang tengah tertidur pulas.
" Adik bayi ! Apakah itu punya paman ? " tanya Sumire kembali.
Yoriichi tersenyum simpul dan mengusak pelan rambut Sumire.
" Nah, ini dia. Silakan diminum Yoriichi-san. Aku yakin kau pasti kesini setelah berburu semalaman. " ucap Sumiyoshi sembari tersenyum.
" Arigatouu, Sumiyoshi. "
" Yoriichi-san, bayi ini sangat imut...apakah itu milikmu ? " tanya Sumiyoshi penasaran. Seingatnya, teman tripleknya ini tidak menikah lagi setelah ia kehilangan istri dan anaknya dulu.
Yoriichi mengamati bayi di pelukannya. Dia menggeleng lalu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Sumiyoshi dan Sumire tadi.
Sumiyoshi bingung dengan jawaban Yoriichi. Yang mana yang benar ? Iya atau tidak ?
Sumire sendiri menatap Yoriichi dengan bingung.
" Aku menemukannya berada di pelukan ibunya yang telah tiada. Jadi aku mengambilnya dan memutuskan untuk merawatnya. " jawab Yoriichi.
Sumiyoshi mengangguk paham, " Kasihan sekali bayi ini. Tapi Yoriichi-san, apa kamu yakin bisa merawatnya sendiri ? "
Yoriichi memandang temannya ini. Dia paham apa yang dimaksud Sumiyoshi. Pekerjaannya sebagai pemburu iblis bayangan membuatnya sulit merawat bayi ini sendiri. Apalagi dirinya yang tinggal sendirian sejak kematian istri dan putranya.
" Tenang saja. Mungkin sementara aku akan berhenti memburu dan melakukan pekerjaan lain. Kalau ada keadaan terdesak, aku akan menitipkannya sementara disini. Apa boleh ? " tanya Yoriichi.
" Tentu saja. Kami dengan senang hati menyambut kedatangan kalian berdua. " balas Sumiyoshi.
" Oh iya, apa kau tau nama bayi ini ? " sambungnya pada Yoriichi.
Yoriichi menggeleng.
" Kalau begitu berilah ia nama. " usul Sumiyoshi.
Yoriichi menatap lamat bayi itu. Dia teringat pada Uta, istrinya yang sempat menyusun beberapa nama untuk anak mereka yang akan lahir nantinya. Nama-nama itu disusun berdasarkan nama mereka berdua. Yoriichi dan Uta.
" Ichiita. Tsugikuni Ichiita. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsugikuni Daughter ( Kimetsu No Yaiba x OC)
FanfictionMati pas tidur trus bangun-bangun jadi anak Tsugikuni Yoriichi si pengguna pernapasan matahari ? " Jujur gue seneng dan ngga nyangka. Tapi kalo gini ceritanya, bisa-bisa gue mati duluan sebelum cerita aslinya dimulai ! " Iya, cerita asli dunia ini d...