26

7 0 0
                                    

Dering ponsel milik Kavita berbunyi, malam ini setelah menghabiskan waktu bersam ibu dan kakaknya ia juga menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri didalam kamar.

Vidio call dari arah seberang sudah sangat jelas siapa yang meneleponnya malam ini, dengan sangat cepat gadis itu menggeser tombolnya Hijau dan langsung mengarahkannya kearah wajah.

"Assalamualaikum aunty"

Dengan senyuman yang merekah cewek itu membalas salam dari anak kecil yang berada di seberang sana.

Kavita yang mulai menceritakan, betapa senangnya dia ketika mendapatkan nilai sempurna di pelajaran bahasa arab, gadis itu sangat antusias dalam bercerita.

"Aunty, ternyata merindukan orang yang udah gak ada disini lebih menyakitkan ya"

Desi langsung mengerti kemana arah pembicaraan anak itu.

"Kavita kangen ya sama bunda sama ayah,  maafin aunty ya, aunty gak bisa ngasih saran apa-apa selain kata sabar dan ikhlas,    karena aku gak berada di posisi kamu, andaipun begitu posisi kita sama. Tapi kamu harus bersyukur kamu pernah melihat wajah bundamu walaupun hanya sebentar saja. Tetap bersyukur ya Kavita karena di dunia ini masih banyak yang sayang sama kamu termasuk aku. Aku disini menyayangimu lebih dari apapun, jadi jangan sedih lagi ya"

"Makasih aunty, janji gak nangis lagi, kalau ada apa-apa cerita sama kau gapapa, tenang aja, kalau Kavita gak bisa cerita sama oom, eyang ataupun Opa, cerita aja sama aunty ya, jangan di pendem sendiri gak baik."

Panggilan itu tertutup, Kavita yang sudah tersenyum seperti biasa.

***

Tirtasena yang kelewat penasaran atas kematian kedua kakaknya, akhirnya cowok itu berniat bertanya pada sang ibu, selagi Kavita masih ada diatas.

"Bun" panggilnya

"Apa, kamu mau tanya apa yang menyebabkan kakakmu meninggalkan?"

Bunda lebih tahu dari pada apa yang ia ketahui selama ini, "sini duduk biar bunda ceritakan"

"Apakah kamu tahu dulu Kavita itu bukan anak yang sehat seperti sekarang"

Dulu Kavita terlahir karena ia memiliki kelainan yang membuat jantungnya lemah, anak itu berkali-kali masuk rumah sakit, sampai-sampai Aksara dan Dita kebingungan harus seperti apa lagi mereka berusaha agar Kavita hidup layaknya anak-anak normal.

Di umur Kavita yang ke-4 tahun Dita rela mendonorkan jantungnya pada Kavita, waktu pencocokan pun jantung itu cocok dan aman untuk berada di tubuh Kavita

Sejak umur 5 tahun anak itu bisa bermain dengan teman-temannya, namun salah satu ginjal Kavita ternyata tidak berfungsi dengan baik, cobaan itu selalu di lalui oleh Aksara dan Dita.

Aksara yang mencoba mencari donor ginjal namun hasilnya tidak ada yang cocok, akhirnya anak itu memilih mengorbankan dirinya agar anaknya sehat kembali.

"Akhirnya ia berkonsultasi pada dokter agar mengeceknya apakah ginjal cocok dengan sang putrinya ataukah tidak"

Di ulang tahun Kavita yang kelima Aksara memberikan ginjal itu pada Kavita, agar anak itu bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.

Selama satu tahun terakhir Aksara dan Dita sering meninggalkan Kavita agar mereka tidak terlihat orang tua yang lemah di depan anaknya, waktu itu Aksara juga belajar sholat agar bisa mengimami keluar kecilnya.

Selama 3 bulan anak itu belajar sholat, dengan segala resiko ia hadapi dengan tenang, tapi Tuhan maha baik ia mengambil nyawa kakak mu ketika dirinya sudah bertaubat dan mulai bersujud kembali kepadanya.

Satu Hari Bersamanya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang