Bab 1 : Intro

94 10 3
                                    

– Semi Eita

Seorang pemuda berambut abu-abu dengan ujung rambut yang lebih gelap. Dia tinggal bersama ibunya di rumah sederhana di pinggir kota. Wajahnya yang cantik membuat dia sering disangka sebagai seorang perempuan. Dia juga memiliki sepupu yang mirip dengannya.

Eita menunggu seseorang di cafe milik sepupunya. Sudah sekitar setengah jam yang lalu dia menunggu tapi batang hidung orang itu belum juga terlihat. Cangkir kopi ketiga mulai ia teguk. Wajahnya terlihat sangat masam tapi entah kenapa tetap tidak mengurangi kecantikannya.

" Awas aja nanti, aku ngga bakalan mau di ajak ngomong lagi sama dia " gumam Eita

– Sugawara Koushi

Senandung kecil terdengar merdu di sebuah dapur. Rupanya itu adalah suara Sugawara Koushi. Rambut abu-abu sempurna seperti mirip dengan seseorang (?) Ah iya-! mirip Semi Eita.

Suga membawa sebuah kue di nampan kecil untuk diberikan kepada pelanggan di depan. Bibirnya mengulas senyum tipis ketika mendapati pelanggannya membuat wajah masam. Dirinya sudah terbiasa dengan pemandangan ini, sosok Semi Eita yang tak lain adalah sepupunya yang selalu datang ke cafe bersama seseorang. Tapi kenapa Eita membuat wajah masam?.

" Kenapa wajahmu seperti itu? pelanggan lain di cafe ku menjadi takut karena mu " ujarnya sembari meletakkan sebuah Cheesecake di meja.

" Huh-!! aku kesal , janjinya jam empat akan menemuiku disini tapi ini sudah terlambat dari setengah jam yang lalu Koushi " Eita memotong Cheesecake dengan kasar lalu memakannya dengan bibir mencebik.

Sugawara terkekeh kecil akan tingkah sepupunya. Kursi di depan Eita ia tarik agar ia bisa duduk di depan sepupunya. Nampan yang semula ia pegang kini ia letakkan dalam pangkuan. Dagunya ia tumpu dengan tangan lalu memandang Eita dengan senyuman lembut khas andalannya.

" Kenapa ngga kamu telpon aja? mungkin dia lagi ada urusan mendadak, jadinya ngga bisa nemuin kamu tepat waktu "

" Aku ngga bawa HP "

Tawa Suga mengalun di dalam ruangan. Orang-orang disana menolehkan atensinya kepada sepasang sepupu itu. Tak terkecuali orang yang berada di meja pojok dekat jendela.

– Oikawa Tooru

Oikawa menyeruput kopinya dalam tenang. Matanya terpejam menikmati sensasi pahit dan sedikit manis pada lidahnya. Tak sengaja telinganya mendengar suara tawa halus dari meja seberang. Oikawa membuka mata dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Seorang pemuda abu-abu dengan tahi lalat pada bawah mata sedang tertawa riang. Kamera yang semula menggantung di leher kini sudah berganti posisi di tangannya.

Cekrek

Dapat-!! Oikawa melihat potret yang didapatnya. Seulas senyum tipis tergambar pada bibirnya.

" Cantik "

" Siapa yang cantik tuan? "

Oikawa tersentak dengan suara lembut itu. Kepalanya mendongak guna melihat seseorang di depannya. Betapa terkejutnya dia, di depannya kini berdiri seorang laki-laki manis yang tersenyum kepadanya. Netranya terpaku pada objek indah di depan. Bibirnya kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan yang di lontarkan lantaran terpesona dengan sosok di depannya.

" Permisi tuan " celetuknya sembari melambaikan tangan di depan wajah Oikawa.

" E-e-eh iya ada apa? " dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena ia kelepasan gugup di depan si surai abu-abu.

" Siapa yang cantik tuan? dan kenapa tuan memotret saya diam-diam? "

Suaranya lembut dan wajahnya menyegarkan mata. Oikawa benar-benar terpesona dengan sosok kelabu ini.

IKATAN MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang