Bab 5 : Penghianatan

55 4 5
                                    

Aroma manis menguar di seluruh penjuru rumah sederhana milik Sugawara. Rupanya pria manis itu sedang membuat sebuah pancake sebagai menu sarapannya. Sugawara meletakkan pancake yang sudah matang itu di atas piring. Madu dan buah stroberi ia gunakan sebagai toping. Rasa pancake yang manis ditambah lagi dengan rasa manis alami dari madu begitu memanjakan lidahnya. Oh Sugawara, seharusnya kamu tidak banyak memakan makanan manis karena itu akan membuat wajahmu semakin manis sehingga orang-orang yang melihatmu akan terkena penyakit diabetes.

Sugawara menyisakan stroberi untuk di makan di akhir. Dia memasukkan potongan pancake terakhir ke dalam mulutnya. Wajahnya tampak berseri-seri merasakan sensasi manis yang sedari tadi menyapa lidahnya. Rasa asam sedikit manis yang segar menjadi penawar rasa manis yang suga rasakan. Sugawara beranjak dari tempat duduknya untuk mencuci piring kotor dan teflon yang dipakainya tadi. Setelah selesai ia meletakkan alat itu pada tempatnya. Sugawara membuka pintu kulkas dan mengambil susu kotak rasa vanila. Tas yang sedari tadi berada di atas meja sudah menggantung di bahu si pemuda kelabu. Susu yang tadi ia ambil kini ia masukkan ke dalam tas itu. Dia keluar dari area rumahnya dengan senyuman yang senantiasa terpatri pada wajahnya. Di setiap langkahnya terkadang ada beberapa tetangga yang menyapa, tapi tak jarang juga ada yang mengabaikannya walaupun dia sudah menyapa seperti yang biasa dia lakukan di kampung halamannya. Sugawara tidak peduli akan itu. Senyumnya tak kunjung luntur.

Tak butuh waktu lama untuk ia sampai di cafe miliknya. Disana sudah ada ketiga karyawannya yang menunggu di depan. Sugawara menyapa mereka dan tak lupa meminta maaf karena dia telah membuat mereka menunggu. Meskipun dia adalah bos mereka, dia tidak pernah menjadikan posisinya itu untuk menjadi seenaknya. Jika ia salah, ia akan meminta maaf. Begitu juga yang dilakukan karyawannya. Sistem kerja disana tidak memandang posisi atau jabatan. Mereka menganggap semuanya sama. Tapi tata krama harus tetap terjaga.

" Maaf ya saya telat. Kalian nunggu udah lama pasti " ujar Sugawara sembari membuka pintu cafe dengan terburu-buru.

" Gapapa kak, kita nunggu ngga lama kok " ujar salah satu karyawan Sugawara yang bernama Kunimi Akira. Dia merupakan karyawan termuda di cafe Sugawara.

" Ini udah jam setengah sepuluh. Cafe harusnya buka jam sembilan. Kalian udah nunggu setengah jam lho " Sugawara memasuki cafe diikuti dengan tiga karyawannya. Ia menyesal tidak melihat jam tadi. Alhasil ia berjalan santai seperti yang ia lakukan biasanya.

" Setengah jam tidak lama kak. Lagipula kita bertiga menunggunya sembari duduk di kursi depan " sahut pemuda tampan berambut hitam pendek dengan warna mata gunmetal blue.

" Akaashi bener kak " ujar karyawan mungil Suga yang bernama Nishinoya Yuu menyetujui ucapan temannya yang tak lain adalah Akaashi Keiji.

" humm yaudah deh. Kalau gitu kakak buatin kalian shuffle pancake sebagai tanda permintaan maaf kakak ya. Kalian pasti belum sarapan kan? "

Mereka bertiga mengangguk dan kompak menjawab " iya "

Sugawara menggelengkan kepalanya sembari berkacak pinggang. Dia menatap ketiga karyawannya tajam. Tentu saja mereka bertiga yang di tatap seperti itu menjadi takut. Kunimi dan Nishinoya menunduk sementara Akaashi masih tetap pada wajah datarnya.

" Kalian itu kebiasaan ngga mau sarapan pagi. Nanti kalau kalian kecapean pas kerja terus pingsan gimana?. Emang kalian mau sakit? "

" Ngga kak " jawab Kunimi dan Nishinoya. Akaashi hanya menggelengkan kepalanya.

" Nah, ngga kan?. Kalian kalau dikasih tau harus sarapan pagi tuh dilakuin jangan cuma di iyain. Sekarang kalian duduk disini. Tunggu kakak selesai bikin sarapan buat kalian. Jangan kerja dulu kalau belum sarapan. Kalau kalian nyuri-nyuri kerja nanti ngga kakak izinin buat kerja seminggu " titah dan ancaman Sugawara membuat ketiga orang itu yang awalnya mempunyai niat untuk melakukan pekerjaannya kembali melebur. Bisa gawat jika Sugawara tidak mengizinkan mereka bekerja. Apalagi ini satu minggu. Mereka seharusnya senang karena gaji yang diberikan masih sama saat bekerja. Tapi Sugawara sudah sangat baik kepada mereka. Mereka tidak ingin merepotkan Sugawara terlalu banyak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IKATAN MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang