Joshua tau

1.3K 69 0
                                    


Arsenio tersenyum senang saat menang, apalagi saat panitia memberikan uang yang telah di janjikannya. Semua orang bertepuk tangan, reflek Arsenio membuka helmnya sehingga wajah tampannya bisa terlihat semua orang.

Sontak semua cewek disana terpekik senang saat melihat penampakan wajah dari Arsenio. Benar-benar tampan, dan sudah mereka putuskan kalau Arsenio adalah idola baru di sirkuit ini.

Apakah Arsenio kekurangan uang? Tentu saja tidak, ini hanya sebatas hoby Arsenio saja.

"Gila pantesan tadi waktu lu daftar wajah lu ditutup helm ternyata tampan juga lu ya." Kata Arga spontan.

"Tapi gaya lu mengingatkan gue pada seseorang." Ucap Reyhan tiba-tiba yang sudah berada diantara Arga dan Arsenio.

Arsenio menatap Reyhan tersenyum tipis, dia cukup senang kalau salah satu sahabatnya ini dalam keadaan baik-baik saja.

"Hai cowok tampan siapa nama lu?" Pekik beberapa cewek.

"Nio, Arsenio." Kata Arsenio dengan senyum mengembang, jangan lupakan
kalau Arsenio adalah playboy dulunya.
Sehingga walaupun sekarang ini tubuh barunya kelakuannya tetap sama.

"Axelio? Tidak mungkinkan..." Lirih Joshua.

Setelah serah terima hadiah Arsenio pergi dari arena balap itu, tanpa Arsenio tahu kalau Joshua mengikutinya dari belakang.

Seperti biasa kalau Arsenio menang balapan maka uang itu akan di bagikan pada anak-anak jalanan, pengemis dan pengamen sepanjang jalan pulang menuju rumahnya.

Arsenio yang lupa kalau ia sekarang adalah orang yang berbeda tanpa sadar pulang ke rumahnya yang dulu. Dan semua yang dilakukan oleh Arsenio tidak lepas dari mata Joshua.

"Gue yakin kalau lu adalah Arsenio kami" Bisik Joshua dengan mata yang
berkaca-kaca.

Saat sampai didepan gerbang rumahnya yang lama Arsenio mengumpat kesal.

"Sial bagaimana bisa gue lupa
kalau sekarang ini bukan rumah gue."
Dengan kesal Arsenio memutar balik motornya tapi sial saat motor Arsen akan sampai di dekat mansion Buana, Joshua menghadang motornya.

"Mata lu di mana Jing." Pekik Arsenio kesal, hampir saja ia celaka andai tidak bisa menyeimbangkan motornya.

Dengan kasar Joshua melepas helmnya dan membuangnya begitu saja, lalu menarik Arsenio tak kalah kasarnya. Arsenio yang masih dalam mode terkejut melihat kearah Joshua. Bagaimana bisa Joshua ada disini?

" Kemana saja lu bang*sat." Pekik Joshua seraya menonjok wajah Arsenio yang di tepis oleh Arsenio.

"He maksud lu apa?" Pekik Arsenio yang menepis semua serangan Joshua.

Lima belas menit kemudian pertarungan mereka selesai dengan kedua wajah mereka lebih tepatnya Joshua yang bonyok, sementara Arsenio hanya beberapa saja.

"Lu gila ya? Kenapa tiba-tiba nyerang gue." Arsenio menatap tajam kearah Joshua.

"Lu yang gila kenapa lu tidak bilang kalau lu masih hidup bang*sat, lu tidak tahu bagaimana gue dan anak-anak saat melihat lu udah mati dengan mengenaskan ha!" Pekik Joshua lagi.

"Tunggu,, apa lu?" Tanya Arsenio pelan.

"Ya gue tahu kalau itu lu, dan yang mati itu juga lu ar. Gue tahu kalau pemikiran gue ini gila tapi gue yakin kalau jiwa lu masuk kedalam tubuh nih bocah." Kata Joshua dengan menggebu-gebu.

Mendengar itu Arsenio langsung memeluk sahabat sekaligus orang yang dianggapnya saudara ini. Joshua juga membalas pelukan dari Arsenio. Setelah beberapa saat Arsenio
melepas pelukan mereka dan duduk
di trotoar, diikuti oleh Joshua disampingnya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang