perayaan

527 35 1
                                    

Semua guru dan siswa siswi SMA Garuda yang tadinya memandang sebelah mata kelas 11 IPS 3 kini berubah seketika.

Apalagi saat Ceril dan Amara memenangkan lomba akademik yaitu cerdas cermat dan mendapatkan juara satu, dan satu lagi lomba non akademik yaitu basket antar kelas.

Bu Iva sangat bangga dengan anak didiknya. baru kali ini, kelasnya menyabet 2 piala sekaligus, apalagi juara 1. Biasanya, jangankan juara 1, juara harapan saja belum pernah.

Disinilah saat ini, semua anak kelas 11 IPS 3, beserta Bu Iva.

Demi merayakan kemenangan kelas mereka.

Kini mereka berada di sebuah cafe yang cukup terkenal bagi kawula muda.

"Terimakasih anak-anak atas kerja keras kalian, ibu bangga pada kalian. Kalian berhasil membuat orang yang meremehkan kelas kita langsung bungkam dengan prestasi kalian, dan tidak memandang kalian sebelah mata lagi." Kata Bu Iva dengan tulus dan senyum mengembang.

"Semua ini berkat Arsenio Bu," kata Cakra.

"Kenapa gue?" Jawab Arsenio.

"Ya, itu karena elo sudah memotivasi kita semua. Elo ingatkan, saat loe mengatakan kalau kita semua tidak ada yang bodoh. Kita hanya malas saja." Kata Adam.

"Oleh sebab itu karena motivasi loe itu, kita jadi semangat belajar dan semangat buat kelas kita berubah. Kita harus buktikan kepada mereka. Walaupun kelas kita di pandang sebelah mata, kita harus bisa membuat orang bungkam dengan prestasi kita." Lanjut Ceril.

"Ibu bangga padamu Arsen, terimakasih telah memotivasi teman-temanmu untuk menjadi yang lebih baik." Kata Bu Iva seraya mengusap kepala Arsenio yang duduk satu meja dengannya.

"Sama-sama bu," kata Arsenio malu-malu.

Semua orang tertawa melihat wajah
malu-malu Arsenio, sangat aneh menurut mereka.

Amara hanya tersenyum tipis melihat hal itu.

Amara cukup bangga, di balik sifat Arsenio yang tengil, playboy dan nakal tapi ada salah satu sifat yang paling unggul. Yaitu Arsenio termasuk orang yang dewasa dan juga sangat menghormati wanita dan orang tuanya. Itulah yang menjadi nilai plus bagi Amara.

"Tapi, Arsen juga yang mengusulkan masalah poin itu bu." Kata Agnes.

"Poin kelas maksudnya?" Tanya Bu Iva.

"Yup, Bu Iva benar." Jawab Vero.

"Hus, gak usah bahas yang itulah." Arsenio memelototi temannya satu persatu.

Yang dipelototi malah cekikikan.

"Gak usah dengarkan mereka bu, mereka otaknya lagi ketinggalan di rumah waktu berangkat sekolah tadi. Jadi, sekarang lagi gak bawa otak." Kata Arsenio memelas.

Bu Iva tertawa kecil mendengar ucapan nyleneh Arsenio.

"Mana ada," pekik anak-anak kelas 11 IPS 3.

Untung saja cafe itu sudah di boking oleh Arsenio, sehingga walaupun suara teman-temannya seperti toa tidak akan mengganggu pengunjung lain.

"Arsenio yang memberikan solusi pada kelas kita waktu itu bu, Jadi di kelas kita ada 5 orang yang akan dikeluarkan oleh pihak sekolah, dan ada 6 orang lagi berpotensi dikeluarkan oleh sekolah." Kata Ceril.

"Oh yang itu, ibu ingat. Terus?" tanya Bu Iva.

"Calm brow oke, bagi gue peraturan untuk di Langgar. Jadi kenapa kita tidak bikin satu kelas dikeluarkan saja semua? apalagi kelas kita  sudah di cap jelek dari dulu. Lagian ya sekolah bukan hanya di sini men." Kata Revo dengan senyum tengilnya, sangat mirip dengan yang diingatnya dari rekaman di ponselnya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang