Saat mereka sedang asik dengan kegiatan mereka masing-masing di dalam kamar, tiba-tiba bel berbunyi menandakan ada orang yang datang.
Aku dan Rui secara bersamaan membuka pintu, yang mengakibatkan eye contact. "Siapa?" Tanya ku, "gatau, aku cek dulu"
Aku mengikuti langkah Rui yang turun dari tangga, dan Rui mengintip dari jendela, orang itu adalah teman Rui. Rui menyuruh ku untuk tetap di dalam kamar, "jangan keluar jika aku belum memperbolehkan mu keluar." Aku mengangguk, dan langsung lari kecil ke atas.
Rui membuka kan pintu kepada temannya, dan mempersilahkan duduk.
"Rui.. kau tahu kan, berapa lama lagi??" Tanya nya
"Iya.."
"Bagus lah"
"Apa bisa di perpanjang lagi, masa waktunya??" Tanya Rui
"Untuk saat ini, maaf.. tidak bisa. Tetapi aku akan mencoba nya, sekarang kau hanya bisa berdoa saja dulu." Jelasnya
"Baiklah"
Dan Rui dengan teman nya masih tetap membahas hal-hal lain, sementara itu Sanao,
"Rui sama temannya kok lama sekali ya? Lumutan aku nunggu nya, sudah satu jam loh.."
"Gabut bangett!"
-2 jam kemudian-
*Tok tok tok
Suara Rui mengetuk pintu kamar Sanao, Sanao bergegas membuka nya, "kok lama banget sih? 3 jam aku menunggu nya"
"Hehehe, maaf. Bosan ya, di kamar?" Tanya Rui
"Iyaa.." jawab Sanao dengan lemas
Rui tertawa, "bagaimana kalau kita memainkan kartu, di bawah?"
"Boleh! Aku sangat bosan."
"Ayo, kebawah!"
Sanao mengangguk dan mengikuti Rui kebawah untuk memainkan sebuah kartu, kartu itu di mulai dari Rui. Beberapa jam mereka memainkan kartu itu, lagi, dan lagi. Akhirnya hasil nya yang memenangkan permainan kartu itu adalah Sanao!
Rui berdecak, "kau sangat ahli dalam bermain kartu ya?"
"Of course!" Jawab Sanao dengan menyombongkan diri
"Dasar, Sanao.."
"Ugh.. Rui.."
"Ya, Sanao? Ada apa?" Tanya Rui
"Bolehkah antarkan aku ke rumah ku untuk mengambil motor??" Pinta ku
"Haa?? Apa sudah tidak apa-apa? Apa kau tidak takut Papa mu masih menunggu mu di sana?"
"Sepertinya.. Papa ku tidak akan menunggu ku deh, kebiasaan dia adalah jika aku sudah terluka, Ia akan meninggalkan nya begitu saja.."
Rui diam.. betapa kasihan nya Sanao, Ia di lukai oleh Papa nya tetapi tidak di urusi sama sekali.
Dan Sanao ingin menjual rumahnya, dan berakhir nge kost, tetapi Papa nya menolak keras jika rumah itu di jual.
Tanah, dan rumah itu adalah milik Mama nya, Mama Sanao berkata "Nao.. jika Mama sudah tidak ada, dan kamu membutuhkan duit untuk mencukupi kebutuhan mu, maka jual saja rumah ini. Dan sisa duit itu, bisa kamu gunakan untuk nge kost."
Sanao ingat sekali dengan perkataan Mama nya, tetapi.. mengapa Papa menolak keras untuk rumah ini di jual??
Padahal, Ia sudah cerai dengan Mama. Seharusnya Papa sudah tidak ada hak untuk mengusik barang-barang milik Mama..
Sanao, ingin sekali di sayangi sekali lagi oleh seseorang.. Sanao tahu, Mama Sanao pasti tetap menyayangi Sanao sampai kapanpun. Tetapi, Sanao juga ingin di sayangi oleh seorang Laki-laki.. sedangkan, sejak Sanao lahir, Ia tidak pernah di sayangi oleh Papa nya..
Saat itu, banyak sekali yang iri dengan 'keharmonisan' keluarga ku, tetapi mereka juga tidak tahu.. bahwa di balik kata 'keharmonisan' itu banyak rasa sakit yang tidak di ungkapkan.
'Jangan melihat apapun dari luarnya, kita tidak tahu apa dalamnya.'
Papa ku menikahi Mama ku, hanya ingin merebut harta Mama ku. Ia menunggu itu selama Mama ku hidup, setelah beliau meninggal.. Papa ku mulai merebut peninggalan harta-harta Mama ku. Sakit rasanya..
Andai saja Mama masih hidup, mungkin.. hidup ku akan lebih baik. Jika Mama ku tetap hidup, tidak ada yang nama nya aku di lukai oleh Papa ku, tidak ada dahi ku luka parah, tidak ada tangan dan kaki ku lebam lebam, tidak ada goresan-goresan, dan lain-lain yang di timbulkan oleh Papa ku.
Betapa kuat nya Mama ku pada saat itu, sejak kecil aku sudah mendengar kan orang tua ku berantem. Dan pada saat aku menginjak kelas 12 SMA, orang tua ku resmi bercerai. Aku kira masalah ini sudah selesai sampai saat itu juga, ternyata aku salah besar.. bahkan lebih parah, dan saat aku lulus SMA, Mama ku meninggal dunia.
✧✧✧
Rui membonceng ku untuk ke rumah ku, aku melihat situasi rumah ku dulu. Untung nya di situ tidak ada Papa ku, benar apa yang aku bilang, pasti dia sudah pulang ke rumah baru nya.
Aku membawa baju ku sebagian untuk ganti, dan membawa barang-barang penting ke rumah Rui. Setelah aku membereskan barang-barang ku, aku mengendarai motor ku sendiri, dan Rui membawa motornya. Aku membuntuti motor Rui, karena aku tidak hapal jalan ke rumah Rui. Dan memang lumayan jauh dari rumah ku, tapi tidak apa.
Rui menawarkan kepada ku untuk beristirahat sejenak, Ia menawariku untuk terlebih dahulu makan siang. Karena memang kita berdua dari tadi belum makan siang. Setelah aku dan Rui makan siang, kita melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah Rui.
✧✧✧
Saat malam tiba, Sanao menangis karena teringat dengan kejadian di masa lalu nya dan rindu kepada Mama nya.
Tanpa sengaja, tangisan Sanao sampai terdengar ke ruangan Rui. Rui mengetuk pintu kamar Sanao dengan sangat lembut, "Nao..?" Suara lembut itu berasal dari ucapan Rui.
"Kenapa?? Boleh aku masuk?" Izin Rui
Tetapi tidak ada jawaban dari Sanao, Rui mengintip dari celah pintu Sanao. Ternyata pintu kamar nya tidak di kunci, dengan sangat pelan Rui masuk ke kamar Sanao.
"Hei.. ada apa?? Need a place to share your problem?? I'm here!!"
Sanao tambah keras menangis nya karena sebelum nya, belum ada yang pernah seperti itu kepada diri nya
"Don't cry.." Rui berusaha menenangkan Sanao dengan mengelus elus rambut Sanao
Sanao menceritakan keluh kesah nya kepada Rui dengan sesak, sesekali Rui menenangkan Sanao.
"Udah..??" Nada lembut Rui
Sanao mengangguk, Rui memberi kata-kata yang menenangkan, dan sedikit saran untuk Sanao yang berakhir Sanao tenang.
"Rui, makasih ya?"
"Iya, sekarang tidur yuk? Udah malem loh.." ajak Rui
Sanao segera menidurkan diri nya di kasurnya, dan Rui menyelimuti selimut ke tubuh Sanao.
"Good night, have a nice dream! Bye byee!" Ucap Rui sambil melambaikan tangan nya dan perlahan mulai menutup pintu kamar Sanao.
Dan Sanao membalas, "good night too, and have a nice dream too! Byee.." sambil melambaikan tangan kepada Rui yang dikit demi sedikit tubuhnya tidak terlihat karena Rui menutup pintu Sanao dengan perlahan.
Dan Sanao terlelap dalam tidurnya, yang di ikuti dengan Rui di kamarnya.
꒰。• BERSAMBUNG •。꒱
Heyhooo!!
Dukung cerita ini dengan Vote dan Komen, tunggu kelanjutannya yaa!I hope you like it! And thank you~
✧✧✧
AR-2023!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, For Unreality..
Teen FictionCerita ini berkisah kan tentang seorang perempuan yang tidak tahu arah jalan dia hidup, Ia sangat ingin menyerah dengan ini semua. Tetapi, tanpa di sengaja Ia menemukan seorang laki-laki yang sangat peduli dengan dirinya. Tetapi lama-lama kemudian l...