-08-

23 3 0
                                    

Sanao berbincang dengan Yui lewat chat, Sanao bertanya banyak dengan Yui tentang kasus itu.

"Yui, kamu tahu biodata atau fotonya mahasiswa yang di dorong itu, gak??" Tanya Sanao lewat chat

"Enggak, tapi bentar deh.. aku tanya temen nya kakak ku dulu" jawab Yui

"Okkee"

Beberapa menit kemudian, Yui menjawab pesan Sanao.

"Aku udah ada, nih! Mau lihat gak??" Tanya Yui

"Boleh! Tapi besok saja, kan besok kita kuliah. Ketemuan aja biar enak bahas nya" jawab Sanao

"Okke, sip!"

"Terima kasih ya Yui!"

"Iya sama-sama, Nao!"

Sanao menyelesaikan pembahasan itu, Ia ingin membahasnya lebih lanjut saat bertemu saja, karena jika tidak secara langsung, membahas nya akan berlangsung lebih lama dari pada bertemu.

Selama Sanao berbincang dengan Yui lewat chat, Rui masih tertidur lelap di samping Sanao. Sanao mengamati wajah Rui, "indah.. sangat indah." Batin Sanao.

Saat Sanao sedang memperhatikan wajah Rui, tiba-tiba ada suara yang sangat keras! Seperti ledakan balon yang sangat besar!!

Sanao pun sangat terkejut dengan itu, Rui yang lagi tertidur pulas pun ikut terbangun dari tidurnya. Suara itu, berasa dari lantai 3, Sanao pun segera naik ke lantai 3, yang di ikuti oleh Rui.

Sanao berlari, dan tiba lebih dulu daripada Rui. Sanao sangat terkejut dan terjatuh saking terkejutnya dengan kekacauan yang berada di lantai 3 itu, semua nya berantakan.

Buku-buku itu berserakan dimana-mana, sangat kacau. Rui yang baru tiba, ikut terkejut.

Ada sekitar empat orang yang tiba-tiba muncul di lantai tiga itu, mereka, tidak menampakkan kaki ke lantai..

Aku sontak sangat terkejut, Rui melindungi Sanao dari hadapan mereka. Tiba-tiba semua gorden yang ada di jendela tertutup, tanpa di sentuh.

Sanao sangat ketakutan, bahkan sampai gemetar. Karena, dia belum pernah mengalami hal semacam ini sebelumnya.

"Apa mau kalian?? Mengapa datang ke rumah ku??" Bentak Rui

"K-kami ingin, berbicara d-dengan anda, tuan..." ucap nya salah satu dari mereka dengan terbata-bata

Ruangan itu di penuhi dengan suara aneh mereka, suaranya sangat aneh sekali, sehingga ada beberapa kata yang tidak bisa di dengar.

"Silakan! Kalian semua ingin berbicara apa?? Dan sebutkan asal kalian dari mana." Kesal Rui

"Baiklah.. jika tuan memaksa, perkenalkan kami berempat dari kawasan sebrang, kami berempat di tugaskan ke tempat anda dengan tuan raja." Jelas salah satunya

"Oh, tuan raja, ya??" Rui berdecak dan menatap malas, "mengapa Ia sangat repot-repot menyuruh orang dari kawasan sebrang untuk menemui ku? Merepotkan." Nada Rui dengan kesal dan Ia menekankan kata 'Merepotkan.' di akhir kata.

"Iya, tuan. Tuan raja menyuruh anda untuk pulang dan berhenti meminum ob-" ucapan salah satu dari mereka terpotong

"Diam! Sudah berkali-kali aku mendengar alasan yang bodoh seperti itu, tidak ada guna nya aku pulang, mereka hanya menjadikan ku budak dan aku kan sudah bilang kalau SAYA MENOLAK!" Ucap Rui dengan bentaknya

Sanao yang melihat mereka berdebat hanya ketakutan dan memegang pergelangan Rui untuk menenangkan nya. Tetapi, Sanao melihat warna pupil mata Rui berubah menjadi merah dan sangat bersinar!

Sanao yang menyadari hal itu, sangat terkejut, dan membulatkan mata nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?? Mengapa seperti ini??" Pikiran itu terus menyerang Sanao selama mereka berdebat, Sanao ingin melerai mereka tetapi tidak bisa di karenakan Sanao tidak mengetahui masalah mereka, bisa saja kalau Sanao melerai mereka tetapi malah membuat masalah itu menjadi sangat kacau.

"Tapi, tuan.. ini perintah dari tuan raja. Jika saya dan yang lainnya tidak membawa anda pulang, saya dan lainnya akan di penjara."

"Saya tidak peduli!" Ucap Rui

"Baiklah, kami terpaksa, tuan.." ujarnya

Setelah mereka mengucapkan kata seperti itu, mereka melepaskan dengan paksa tangan Sanao yang merangkul lengan Rui.

Dua orang memegangi Sanao dan membekap mulutnya agar tidak bisa berbicara, dan dua orang lagi memegangi Rui agar tidak memberontak.

"Jika tuan tidak ingin kembali, kami terpaksa membawa perempuan ini pulang, karena ini perintah dari tuan raja." Ujar nya yang membekap mulut Sanao

Sanao hanya memberontak, tetapi tidak ada hasilnya karena mereka sangat kuat.

"TIDAK!! JANGAN BAWA DIA!" Bentak Rui dengan berusaha melepaskan diri nya dari cengkraman orang-orang suruhan itu.

"Baiklah.. berarti anda harus ikut dengan kami, tuan." Suruh orang itu

"Tidak, tetapi aku akan berkelahi dengan kalian!" Ujar Rui

Di ruangan lantai 3 itu di penuhi dengan aura mencekam, aura yang sangat kuat! Entah aura apa itu, Sanao tidak bisa mengenali aura itu.

Rui menyuruh Sanao untuk bersembunyi, dan Sanao pun bersembunyi di ruangan rahasia itu.

Mereka berempat pun maju untuk menyerang Rui, Rui bisa menghindari pukulan-pukulan itu. Rui tambah marah, dan mengeluarkan aura yang sangat sangat kuat! Mata nya memerah menyala, tangan nya mengeluarkan sihir yang sangat misterius.

Suara kehancuran terdengar sangat keras, Sanao mengintip dari ruangan itu untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sanao terkejut sekali dengan Rui yang seperti itu, sebenarnya Rui itu siapa??

Hari ini sangat aneh sekali, aneh! Pertama, ada sekelompok orang yang tiba-tiba muncul di lantai 3,

Kedua, orang-orang itu tidak menampakkan kaki nya di lantai,

Ketiga, apa maksudnya "tuan raja"??

Keempat, mengapa Rui jadi seperti itu? Bisa mengeluarkan sihir entah sihir apa, dan warna pupil mata nya berubah menjadi merah menyala??

Kekuatan Rui berhasil mengenai keempat orang itu, Rui berpikiran "apakah aku bisa mengendalikan kekuatan ku ini?? Sudah sangat lama sekali aku tidak menggunakan nya."

Perkelahian tersebut terjadi selama satu jam, yang di akhiri dengan seri.

"Tuan, ku mohon.. pulang lah walau hanya sebentar.." mohon salah satu orang tersebut

Rui hanya diam, dan mengambil napas yang panjang. Keringat bercucuran sangat banyak, ruang itu di penuhi hawa panas, walau sudah memakai pendingin ruangan.

Sanao masih mengintip di balik rak buku itu, Rui melihat Sanao dan berakhir eye contact. Rui melihat nya hanya beberapa detik saja, dan beralih melihat keempat orang tersebut. Lagi-lagi Rui hanya diam, tidak menjawab permintaan tersebut.

"Benar, tuan! Pulang lah walau hanya sebentar, raja ingin berbicara dengan anda.." mohon nya

"Jika tuan tidak ingin pulang, kami terpaksa membawa perempuan yang bersama dengan tuan, entah mau bagaimana pun caranya. Karena ini tugas dari tuan raja, jadi bagaimana? Apakah tuan ingin pulang walau hanya sebentar??"

Keempat orang tersebut berlutut memohon kepada Rui, Rui mengalihkan pandangannya ke jendela yang terbuka itu.

"Apa yang harus ku lakukan?? Aku tidak ingin melukai Sanao.." batin Rui.

꒰。⁠• BERSAMBUNG ⁠•⁠。꒱⁠

Heyhooo!!
Dukung cerita ini dengan Vote dan Komen, tunggu kelanjutannya yaa!

I hope you like it! And thank you~

✧✧✧

AR-2023!!

Love, For Unreality..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang