zwei

647 59 1
                                    

Happy reading!

📍Bandung, 2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍Bandung, 2014

"Langit sama Bina emang pinter gak sihhh, gak salah lagi kalau mereka suka dijodoh-jodohin, karena emang secocok itu kalau mereka pacaran. Sama-sama pinter, sama-sama cantik dan ganteng pula." Ucap salah satu siswi yang duduk tak jauh dari kursi yang tengah Awan duduki.

"IYAA IHH!! beneran Binn kamu sama Langit tuh emang secocok itu. Kita jodoh-jodohin kalian tuh bukan tanpa sebab tauu." Ujar gadis lain menimpali.

Awan kini tengah berada di kantin untuk menunggu Langit selesai memesan makanan.

"Ah nggak kok. Lagian kan Langit udah punya pacar, masa kalian tetep jodoh-jodohin dia sama aku." Ucap gadis yang Awan yakini adalah Bina.

Lagi-lagi Awan memainkan jarinya. Gadis itu tidak membawa airpods atau earphone milik Langit untuk menutupi pendengaran nya dari hal-hal yang tidak perlu ia dengar.

Tak lama dari itu, Langit datang membawa pesanan makanan keduanya. Dan memakan makanan itu bersama.

.

.

.

.

"How lucky I am." Langit menaikkan sebelah alisnya sembari menatap gadisnya dengan tatapan lembut.

"Hm? Kenapa?" Langit bertanya-tanya apa maksud kalimat yang dilontarkan Awannya kali ini.

"I have you who is so perfect. Has a handsome face, smart, cool, and very kind to me. How lucky I am.

Then, how long will this luck remain mine?? Sampai kapan kamu yang sebegitu sempurnanya akan terus sama aku yang banyak kurangnya ini, Langit?" Tanya Gadis itu. Lagi, Langit menaikkan sebelah alisnya.

"Manusia itu nggak ada yang sempurna, Ocean," Ucap Langit yang kemudian menunjukkan senyuman kecilnya. Tak ada jawaban pasti yang Langit berikan atas pertanyaan yang Awan berikan.

"Kenapa? Lo denger apalagi Awan?" Mendengar pertanyaan yang Langit lontarkan, Awan hanya menjawabnya dengan gelengan pelan.

"Langit, can I ask you to stay with me?" Pertanyaan itu Awan lontarkan tanpa menjawab pertanyaan Langit. Awan lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.

"Selamanya kan, Langit??" Tanya Awan Lagi. Lagi-lagi Langit hanya mengangguk.

"Selama yang kamu inginkan, Ocean." Ujar Langit dalam hati. Langit mendekap gadisnya, kemudian mengelus surai hitam legam milik Awan.

"Terimakasih dan maaf untuk hari ini, Awan." Ucap Langitnya.

" Ucap Langitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua Aku Dirayakan - SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang