15. Dia Sakit

306 35 8
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

"Psst! Kenapa lagi kalian?" Tanya Junhyeon berbisik pada Jeonghyeon disebelahnya. Ia heran ketika mendapati Gyuvin malah memilih menjauh padahal biasanya akan menghampiri mereka dan duduk ditengah.

Jeonghyeon menatap sekilas Gyuvin yang baru saja duduk didepan tak jauh darinya, sebelum kembali membuang wajah. "Tidak ada"

Junhyeon menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung oleh hawa dingin yang dilemparkan keduanya.

'Mereka ini sedang musuhan ya?'

-----

Selama beberapa hari, Gyuvin terus saja menghindari Junhyeon dan Jeonghyeon. Terkhusus pemuda yang kini sedang menatap intens dirinya yang sedang latihan.

Padahal gilirannya tadi sudah di ronde pertama dan patner untuk saling melempar bola juga berbeda.

Tapi matanya masih tak lepas memperhatikan pemuda manis itu bahkan dari jarak jauh. Apalagi saat ini ia sedang beristirahat dan kini giliran Gyuvin-lah yang berlatih.

"Kim Gyuvin, fokus pada bolanya!" Teriak sang pelatih begitu Gyuvin memandang kearah lain.

Dirinya terkadang menjadi hilang fokus karena merasa risih ditatap lama olehnya.

'Kenapa dia terus melihat kesini sih? Menganggu saj-'

"Gyuvin awas!" Duak!

Ia yang tak menyadari ada bola melayang, langsung tepat mengenai kepala. Membuat dirinya oleng dan terjatuh seketika akibat benturan yang cukup keras.

'Aish, kenapa dia harus sial begini sih?!'

"Vin, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Ricky si oknum pelempar bola juga patner berlatih Gyuvin. Pemuda itu langsung menghampirinya dengan nada sangat khawatir, mungkin karena merasa bersalah.

"Aku tidak ap- AKHH!" Gyuvin sontak mencengkram kepalanya karena serangan rasa sakit yang kembali timbul, efek benturan bola tadi.

"Ricky, kau bawa Gyuvin ke klinik sekarang!" Sebelum Ricky hendak memapah, seseorang sudah lebih dulu menggendong dirinya

"Pelatih, biar saya saja" Jeonghyeon. Dia lah yang langsung menggendong Gyuvin bak koala menuju ke klinik kesehatan yang syukurnya letak tempat itu tak jauh dari letak kedua lapangan.

Mungkin sengaja dibuat seperti itu, agar pemain seperti mereka tidak lama tiba disana dan bisa langsung diberikan pertolongan pertama.

-----

"Dokter, tolong teman saya" Mohon Jeonghyeon dengan panik begitu sampai di klinik kesehatan. Gyuvin sedaritadi berusaha menahan serangan rasa sakitnya yang semakin terasa menyakitkan.

Dokter yang menyadari ada yang tidak beres, langsung menelepon ambulans.

"Kenapa dia seperti ini?"

"Tadi kepalanya terkena bola, dok"

Dokter yang merasa terheran dengan bentuk rasa sakitnya langsung bertanya pada Gyuvin, "Kamu sedang masa pengobatan?"

"I-iya, dok..."

"Tolong ambilkan obat dia secepatnya" Pinta sang dokter pada Jeonghyeon. "Vin, obatmu dimana?"

"Di- loker..."

Setelah mengambil kunci, Jeonghyeon langsung berlari secepat kilat menuju ruang perlokeran. Ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, sejak kapan Gyuvin punya obat? Dia sebenarnya sakit apa?

-----

Gyuvin kini sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan Jeonghyeon yang ikut lebih dulu menemaninya kesana. Pihak kampus juga sudah menelepon orang tua Gyuvin dan melaporkan kejadian yang terjadi.

"Apa kau walinya?" Tanya sang dokter melihat pemuda itu yang terus mondar-mandir didepan ruangan. Dokter tau karena di lorong ini hanya Jeonghyeon-lah yang berada disana.

"Saya temannya, dok"

"Tolong hubungi pihak keluarganya, secepatnya ya" Jeonghyeon pun mengangguk lalu setelahnya dokter itu kembali ke ruangan tempat Gyuvin berada- ruang operasi yang sempat menyala.

Sebenarnya Jeonghyeon hanya mengangguk saja, sebab dirinya bahkan tidak memiliki nomor telepon orang tuanya untuk dihubungi.

Dia juga cemas melihat ke ruang operasi juga melihat ke ujung lorong, menunggu orang tua Gyuvin datang.

"Aku harap dia tidak kenapa-napa" Gumamnya dengan pandangan khawatir. Jauh lebih khawatir dari biasanya.

Sebab Gyuvin tak pernah menceritakan masalah ini sedikit pun padanya, soal penyakit yang ternyata sejak dulu sudah dideritanya.

-----

TBC

Insane (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang