-----
Hari-hari saat mereka menjelang ujian kampus untuk semester 2 pun kini sudah selesai, Gyuvin sejak jauh hari juga sudah keluar dari rumah sakit.
Hari ini adalah hari dimana untuk terakhir kalinya mereka pergi ke kampus di bulan ini. Selepasnya mereka diberikan liburan selama dua minggu.
"Ohoo~ ada dua bidadari cantik datang ke kelas ini. Wahai para putri, ada apa gerangan datang kesini? Para pangeran akan siap melayani kalian" Ujar Junhyeon sembari menyengir dengan nada yang dibuat sedrama mungkin.
Ketiganya langsung menatap julid dirinya kecuali Reika yang hanya tertawa kecil mendengarnya.
"Sudah jangan banyak basa-basi, kita berangkat sekarang" Ketiga pemuda itu sudah selesai membereskan barang-barangnya dari meja lalu menjinjing tas masing-masing di pundaknya.
"Let's go to time game!"
Time Game, nama tempat yang akan mereka datangi. Tempat bermain didalam pusat perbelanjaan yang letaknya tak jauh dari kampus.
-----
"Wah, Junhyeon! Main tembak-tembakkan yuk!" Ajak Gyuvin yang langsung berlari duluan masuk kedalam tempat bermainnya. Sedangkan Reika sudah merangkul lengan Hee menuju ke tempat pelempar bola kecil.
Jeonghyeon yang hanya mengikuti dari belakang berakhir memilih menemani saja kedua pria inner child yang sedang bermain.
'Kok rasanya seperti aku jadi pengasuh mereka ya?' Jeonghyeon menggaruk kepalanya yang tak gatal. Menoleh ke kanan dan ke kiri seperti orang linglung.
Benar-benar sekarang dirinya dihadapkan dengan situasi yang harus menjaga kedua pria bak anak kecil sekaligus menjaga kedua gadis yang jarak pantauannya cukup jauh disana.
"Kalian! Kesini deh!" Seru Reika pada ketiga pemuda itu yang baru saja menyelesaikan permainannya, lebih tepatnya Junhyeon dan Gyuvin saja yang bermain.
"Coba kalian jepit boneka itu deh, kami gagal terus!"
"Astaga! Sudah kalian habiskan berapa untuk ini?!" Gyuvin cukup khawatir dengan isi saldo kartu khusus bermain mereka yang menipis, sedangkan tadi baru saja terisi banyak.
"Tenang saja, kami baru memakainya 3 kali" Helaan napas lega seketika keluar dari mulutnya.
"Baiklah, mari kita uji coba seperti apa kekuatan sekelas ironman ini" Junhyeon memilih maju duluan. Melipat kedua ujung lengan bajunya keatas dan merenggangkan kepalanya ke kanan juga ke kiri.
Bergaya sebelum berakhir naas tidak bisa mendapatkan boneka yang ia pilih. Padahal ia sudah bertekad untuk menyerahkan boneka itu kepada Hee.
"Banyak gaya sih!" Cibir gadis itu membuat Junhyeon semakin memanyunkan bibirnya.
"Vin, coba Vin" Gyuvin pun mencoba menggapai boneka yang menjadi targetnya saat ini, terus berharap dalam hati agar bisa tercapit.
"Yey, berhasil!" Gyuvin mendapatkan bonekanya. Boneka beruang putih yang begitu lucu dengan pakaian, tas kecil, serta jepitannya berwarna senada, berwarna ungu.
"Ini" Gyuvin menyerahkan bonekanya kepada Reika, membuat pipi gadis itu seketika merona malu. "Te-terima kasih..."
Junhyeon dan Hee yang melihat interaksi keduanya langsung tersenyum penuh arti, "Cie, ciee!"
"Kalau mau pacaran jangan disini ya, tolong" Ujar Junhyeon yang malah semakin membuat keduanya canggung dan malu.
Berbeda dengan seseorang yang merasa tak terima dengan perkataan Junhyeon, hanya saja ia menahannya agar tidak kentara.
"Jeong, kau tidak mau ikutan juga?" Tanya Hee berharap agar dirinya bisa mendapatkan boneka dari pemuda ini.
Setelah berpikir sebentar, akhirnya Jeonghyeon menyetujui usulan Hee. Mengincar sebuah boneka yang menurutnya sangat mirip dengan seseorang.
'Semoga aku mendapatkanmu, wahai monyet' Gumamnya dalam hati, tanpa menyadari bahwa dirinya juga ikut tersenyum.
Sebuah boneka monyet lucu sudah berhasil Jeonghyeon dapatkan. Setelah berada di genggamannya boneka tersebut langsung diserahkannya ke tangan seseorang, membuat yang lainnya sontak terkejut.
Bahkan Hee yang tangannya sudah siap menyodorkan untuk menerima boneka itu pun malah terlewati begitu saja.
"Nih" Dia ternyata menyerahkan boneka itu kepada Gyuvin yang menatapnya meminta penjelasan. "Kok-"
"Cocok denganmu" Gyuvin sontak termisuh-misuh mendengarnya.
Apakah ia harus senang karena sudah diberikan ataukah harus kesal kepada pemuda ini sekarang?
"Diambil, jangan dilihatin doang"
"Iya, gomawo" Ucap Gyuvin sedikit tak ikhlas sembari mengambil boneka itu dalam genggaman Jeonghyeon.
Padahal didalam hati kecilnya sudah berkata, 'Maksudnya aku ini monyet?! Kurang ajar sekali makhluk bumi satu ini!'
Sementara kedua insan disamping mereka yaitu Junhyeon dan Hee hanya terheran-heran menatap Jeonghyeon yang malah memberikan boneka itu pada Gyuvin bukan kepada salah satu gadis dihadapannya.
Walaupun bentuknya seperti monyet, tetaplah itu sebuah boneka. Biasanya pria akan menyerahkannya untuk seorang gadis, bukan malah untuk pria lainnya.
"Ehem, ehem! Baiklah, bagaimana kalau kita foto dulu baru setelahnya kita karaoke?" Tanya Reika berusaha mencairkan suasana yang canggung. Sebab hanya Reika-lah yang tahu mengenai perasaan Jeonghyeon jadi tidak begitu terkejut melihat hal barusan.
Bahkan menurutnya interaksi tadi masih terbilang wajar jika dikatakan sebagai sahabat.
-----
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane (1)
FanfictionBook.6 Genre : Romance, Teenlit, Angst Cast : Lee Jeonghyeon & Kim Gyuvin (JeongVin) ⚠ WARNING ⚠ B×B, BL Ketika seseorang dikatakan sudah gila karena menyukai sesama jenis. "Aku menyukaimu. Jadi jangan membuatku berharap lebih, Kim Gyuvin"