Prolog

510 41 3
                                    

Suara pedang yang memotong sesuatu terus terdengar di telingaku, bau amis mencemari udara, genangan berwarna merah memenuhi lantai,tapi aku tak bisa melakukan apa apa tubuhku mati rasa, nichirinku sudah terlempar jauh ke luar. Aku sudah pasrah dan menyerah, kematianku sudah di depan mata

Makhluk menjijikan yang sering di sebut iblis masih beraksi dengan brutal membunuh semua rekan kisatsutai ku yang melakukan misi bersamaku, iblis itu iblis bulan atas.

Aku terus merutuki diriku yang lemah dan langsung tumbang hanya dengan beberapa serangan, kenapa, kenapa harus kami yang lemah yang selalu jadi korban?

"Gadis manis, kau masih muda aku tidak ingin kau merasakan kejam nya dunia. Bagaimana jika aku mengirim mulai ke tempat yang sangat indah?"

Aku mendongggak melihat iblis itu tersenyum padaku, aku menatap matanya

'Iblis bulan atas nomor 2'

Aku melihat di matanya tertulis bahwa dia iblis bulan atas nomor 2,kenapa? Bukankah para hashira yang harus melawan iblis bulan atas? kenapa harus kami?. Aku melihat ke belakang iblis itu, sahabatku, dan teman teman ku yang lainnya sudah tergeletak tak sadarkan diri

"Hana!! Miya-senpai!!" Aku berteriak dengan keras berharap mereka akan bangun mendengar teriakan ku tapi nihil, mereka sudah pergi meninggalkan ku sendiri

"Sstt.. Jangan berteriak, lagi pula mereka tidak akan mendengarmu. Mereka sudah mati lohh"

Saat dia mengatakan hal itu hatiku benar benar bergejolak, amarah menguasaiku. Aku bangkit dan berjalan ke luar dari rumah itu

"Kau tidak bisa lari, gadis kecil~"

Iblis itu berjalan mengikutiku dari belakang, Aku pun menghentikan langkahku dan mengambil nichirin yang ada di depan ku

"Siapa yang lari darimu, brengsek"

Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya dingin

"Wahh, ekspresi yang bagus! Kau jadi lebih cantikk!"

Aku menggertakan gigiku lalu berlari ke arah iblis itu

"Tsuki no kokyu, Shi no kata : Kumori no yoru"

Seketika dengan cepat tebasanku mengenai perutnya dan hampir membelahnya menjadi dua

"Hm? Rasanya pedangmu itu membakarku secara perlahan" iblis itu menyentuh perutnya yang robek dan menghitam karna seranganku

"Aku juga tidak bisa meregenerasinya"
Dia tersenyum kesal dengan urat perempatan di pelipisnya

"Cepatlah pergi ke neraka iblis sialan"

Aku kembali melancarkan seranganku dari belakang dengan menggunakan kecepatan maksimal

"Moeru yōna... burū ​​mūn no kokyū, kyūkyoku no nagare: Moeru yōna burū ​​mūnmisuto!"

Aku menyerangnya dengan menggabungkan kedua pernapasanku yaitu pernapasan bulan dan pernapasan api biru, tapi dengan mudahnya ia menghindar dengan lihai sehingga tebasanku yang membentuk bulan sabit hanya bisa memotong lengan kanannya dan merobek perutnya lagi

"Takkan ku biarkan kau lolos sebelum menebus kematian sahabatku dengan kematianmu!"

Aku ingin kembali melancarkan serangan, Aku berlari hingga sangat dekat dengannya

"Aoi Hi no kokyu, ichi no kata :Hi no--uhkk!"

Belum melakukan tebasan, Aku tiba tiba memuntahkan banyak darah Aku tersungkur di depan iblis itu menutupi mulutku yang terus memuntahkan darah

"Lihat, mau berusaha sekuat apapun. Kau itu tetap seorang manusia"

Aku menatap tanganku yang bergetar hebat, nichirinku terlepas dari genggamanku telinga ku berdengung keras, penglihatanku sedikit mulai kabur

ON REVISION ; Moon (Prequel) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang