Chapter 8

211 22 5
                                    

(Name) Pov--

Aku tak bisa menggerakkan seluruh tubuhku, bahkan napasku sebentar lagi akan habis

Tak ada yang bisa menyelamatkanku, ini memang sudah takdirku sepertinya

Aku menatap ke atas permukaan air yang jauh, tubuhku terus terbawa ke bawah menuju dasar

Aku hanya dapat melihat cahaya kecil dari atas yang tak lain adalah cahaya bulan, ini gelap tak bisa ku pungkiri aku benar benar takut

Benar, aku takut untuk mati.. Tapi sekarang aku tak bisa melakukan apapun lagi..

Dan sekarang adalah hembusan terakhirku, sebelum air mulai memasuki tubuhku

Aku ingin sekali meraih cahaya di atas permukaan, aku masih ingin bersama mereka.

Banyak sekali hal yang belum ku selesaikan, aku belum menyelesaikan tugasku.. Maaf oyakata-sama..

Maaf semuanya.. Aku terlalu lemah untuk menjadi seperti kalian..

Aku menutup mataku, menunggu untuk akhirnya aku benar benar kehabisan napas.

Hingga tiba tiba aku merasakan sebuah kehangatan pada tanganku, aku sontak membuka mataku

Hal yang pertama kali aku lihat adalah wajah Muichiro-san, dia pun menarik lenganku pelan dan membawaku menuju permukaan

Dia mencengkram kuat lenganku, aku sedikit tersadar bagaimana dia bisa kemari? Bukankah dia terluka? Lagipula bagaimana dengan Urime?

Muichiro-san tiba tiba menarikku dengan cepat, lalu dia menarik pinggang ku agar aku mendekat

Tunggu, apa yang akan dia lakukan--

Tak berbasa basi wajahnya tiba tiba mendekat bahkan aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku

Aku terdiam membeku, setelah selesai memberi sedikit napas Muichiro pun melepaskannya dan kembali berenang sembari menarik tubuh (name) menuju ke atas

***

(Author pov)--

Dua atma kini sedang menghirup udara dengan rakus di tepi sungai, salah satunya masih terdiam membeku jantungnya berdetak tak karuan

Muichiro mendesah pelan " hah.. Kau.. Tak apa?" tanyanya

Dan orang yang di tanya-- (name) masih membeku, semburat merah tipis terlihat di wajahnya

"Aku.. Baik" jawab (name)

San akhirnya Muichiro menyadari apa yang terjadi pada (name), yang tak lain adalah karna dirinya juga.

"Ah, itu.. Maaf.. Aku tak sopan karna--"

"Tak perlu. Harusnya aku berterima kasih, karna jika tidak.. Aku akan kehabisan napas lebih dulu sebelum sampai kemari" potong (name) sembari memalingkan wajah memerahnya

Aku terdiam, keheningan melanda. Hanya terdengar suara air dari sungai dan pawana yang terus bersemilir membuatku bergidik

Tak ada dari aku dan Muichiro-san yang berniat mengatakan sesuatu, aku dapat merasakan atmosfer yang aneh di sekitar kami. Jantungku belum stabil dan terus berdetak tak karuan

Bahkan aku merasa wajahku benar benar panas, sudah di pastikan wajahku memerah total. Aku menunduk menyembunyikan wajahku yang memerah bak kepiting rebus

Walau tak bisa melihat wajah Muichiro-san yang sedang membelakangi ku, aku dapat melihat ujung telinganya memerah

'Ada yang aneh dengan ku'

Begitulah sekiranya yang kami berdua pikirkan secara bersamaan sebelum penglihatanku mulai sedikit kabur.

***

ON REVISION ; Moon (Prequel) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang