Chapter 3

229 27 2
                                    

Aku duduk di teras halaman belakang mansion kupu kupu, pikiranku masih memikirkan jawaban yang akan aku berikan nanti

'Apa sebaiknya aku menerimanya? Tapi, jika aku menjadi pilar aku akan semakin banyak mendapat misi dan kemungkinan besar aku akan bertemu dengan iblis bulan. Dan kemungkinan terburuknya, pemimpin iblis Kibutsuji akan menemukanku'

Aku semakin ragu untuk menerima tawaran Oyakata-sama bukan tanpa alasan, tapi.. Aku sebenarnya salah satu incaran Kibutsuji.

Amane-sama memberiku waktu 2 hari yaitu sampai rapat pilar di adakan 2 hari lagi, aku harus sudah mempunyai jawaban

Kenapa beliau memintaku menjadi pilar? Bukan kah posisi pilar hanya ada sembilan? Jika aku jadi pilar maka aku akan menjadi pilar ke sepuluh.

"Ahh.. Aku tidak tahu harus menjawab apa.. Jika menurut keinginan aku ingin menolak tapi, aku yakin beliau memilihku karna sebuah alasan.. "

Aku mengacak-acak rambutku frustasi sembari menatap bulan yang bersinar terang di langit yang penuh bintang, aku yakin sepertinya ini sudah tengah malam.

"Jika Kibutsuji menemukanku.. Apa yang akan dia lakukan?," gumamku

Kalian mungkin bertanya tanya, bagaimana bisa Kibutsuji tiba tiba mengincar ku.

Beberapa orang tahu mengenai identitas asli ku, tentu saja seperti Oyakata-sama, Amane-sama, Shinobu, Aoi dan Rengoku-san.

Aku terlahir dengan gen yang cukup aneh, yaitu aku setengah manusia dan setengah iblis. Kedua orang tuaku juga heran, karna mereka berdua 100% seorang manusia

Awalnya, aku juga tak bisa terkena cahaya matahari hingga suatu hari,aku tiba tiba kehilangan kendali dan tak sengaja meminum darah ibuku. Darah ibuku yang aku minum terasa aneh dan tiba tiba membakar tubuhku hingga akhirnya aku tiba tiba bisa berdiri di bawah cahaya matahari dengan bebas

Dan setelah kejadian itu pula, aku menyadari ada yang aneh dengan darahku. Yaitu, aku bisa mengendalikan sesuatu dengan darahku. Mau itu membakarnya, membekukannya, atau pun meledakkannya. Tapi tentu saja ada konsekuensi yang aku dapat, semakin kuat teknik yang aku gunakan semakin banyak darah yang aku gunakan

Dan yang paling buruk, aku bisa saja kehilangan kendali dan menjadi ancaman semua orang. Lalu selain karna gen ku yang aneh, kebal cahaya matahari, Kibutsuji mengincarku karna aku terbebas dari kutukannya.

Selama sekitar 6 tahun, aku dapat bersembunyi dengan baik hingga saat misi terakhirku kemarin aku tak sengaja bertemu iblis bulan atas ke dua yang pastinya akan memberikan informasi tentangku pada Kibutsuji

Untuk sekarang prinsip ku adalah melindungi diri sendiri, tapi jika aku menjadi pilar tentu saja aku tak bisa melakukan prinsipku itu karna sebagaimana pun keselamatan orang lain adalah prioritas utama.

Lalu, bukankah pilar adalah seseorang yang menguasai teknik pernapasan dengan baik? Tapi kenapa aku terpilih padahal kedua teknik pernapasanku belum sempurna bahkan terkadang aku gagal melakukan teknik pernapasan karna aku selalu mengandalkan teknik darah iblis ku.

"Kenapa seorang perempuan berkeliaran tengah malam begini?"

Aku membuyarkan lamunanku dan menoleh ke samping ke arah suara, dari lorong kanan terlihat seorang pria menggunakan haori abu abu dengan rambut panjang yang di ikat

'....Kenapa harus dia sih..' batinku ketika mataku bertemu dengan kedua bola mata bermanik mint

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Aku menatapnya malas, "Terserah padaku ingin berkeliaran kapan pun" Aku menjawabnya di sertai tatapan tajam ku

Aku pun langsung memalingkan wajahku dan kembali mendonggak ke atas melihat langit

"Sebaiknya kau masuk ke ruanganmu" Ucap pria itu sembari berjalan melewatiku

"Memangnya siapa kau berhak menyuruhku?" Aku melihatnya kembali dengan ujung mataku tajam

"Aku? Aku adalah Pilar kabut, Tokito Muichiro. Dan karna pangkat ku lebih tinggi darimu maka kau harus menuruti perkataan ku"

Aku menoleh ke arahnya, aku terdiam sebentar

"Kenapa? Terkejut? Karna aku adalah seorang pilar?"

Aku masih terdiam, "pilar kok cebol..eh-"

Aku langsung menutup mulutku, tapi percuma karna sang pilar yang di maksud mendengarnya

"Aku adalah pilar termuda jadi itu adalah hal wajar, dari pada kau, sudah pendek posisi rendah, fft"

Aku mendengar samar samar suara tawa kecil. "Hah? Apa maksudmu, Pilar sombong!?"

Aku berdiri dan berjalan mendekat ke arahnya, dia menatapku remeh. Aku menarik haori yang ia pakai

"Asal kau tahu, aku adalah seorang pilar! Aku adalah pilar bulan--ups"

Aku terdiam membeku 'APA SIH YANG AKU KATAKAN??BODOHH'

Pilar kabut-- Muichiro terdiam, "pilar bulan? Seingatku tak ada posisi pilar pernapasan bulan"

Aku melepaskan cengkraman tanganku pada haorinya. "A-ada.. Y-ya.. Itu aku! Sudahlah.. Mengobrol denganmu hanya merusak mood ku saja" ucapku lalu pergi ke ruangan milikku meninggalkan Muichiro di lorong tadi yang masih memikirkan sesuatu.

"Ya ampun.. Apa yang aku katakan.. (NAME) KAMU ITU KENAPA SIH.. buat masalah aja" aku merebahkan tubuhku pada ranjang pasien

Huh.. Aku tak bisa berbicara santai dengannya. Dia menyebalkan, dia seorang pilar.. Ya ampun sudahlah tamat riwayatku..

Shinobu-san atau Aoi-san belum pernah cerita tentang dia, apa aku bertanya pada mereka saja ya?

Dari pada pusing memikirkan hal seperti itu aku memilih mengganti bajuku dengan yukata tipis untuk tidur lalu kembali merebahkan tubuh pada ranjang dan langsung pergi ke alam mimpi

***

(Author pov)

Cahaya matahari masuk dari celah gorden yang membuat kelopak mata yang awalnya tertutup mulai terbuka menampilkan manik biru bercahaya yang indah, (name) mendudukkan tubuhnya sembari meregangkan tubuhnya yang kaku

(Name) puk mulai beranjak turun dari ranjang pergi ke kamar mandi lalu menuju ke dapur

"Aku merasa aneh hari ini, " gumam (name) sembari memegang lehernya

"Rasanya leherku panas sekali"

(Name) pergi ke dapur dan meminum beberapa gelas minuman yang dingin, tapi anehnya (name) rasa tenggorokannya mulai terasa sangat sakit, begitu pun perutnya

Semakin lama rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuh yang membuat (name) memegang meja makan sebagai tumpuan tubuhnya yang mulai melemas

'ada apa dengan tubuhku..' batinnya

"Aku..harus menemui shinobu-san.." Barang barang di sekitar (name) mulai berjatuhan karna (name) berjalan sempoyongan

Di lorong menuju ruangan shinobu tiba tiba (name) merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya, sampai sampai (name) mulai merintih kesakitan tak seperti biasanya

"Uh.. Sakit" (name) terjatuh ke bawah sembari memegangi perutnya,

".. (Name)..?"

Suara keranjang jatuh terdengar di telinga (name) yang membuatnya menoleh ke arah suara

"A-a..oi..-san..",(name) mulai meringkuk memegangi perutnya

Aoi berlari ke arah (name) dan berjongkok di sampingnya

"A-apa yang terjadi padamu, (name)?"

"Tubuhku.. Sakit.."

Aoi menatap (name) dengan khawatir, tapi...

"A.. -a.. Kau.. (Name)?"

... Aoi tiba tiba menjauh dengan cepat

(Name) tak bisa menjawabnya karna tak tahu apa yang Aoi maksud





















"Matamu.. Kau.. Iblis.. "







ON REVISION ; Moon (Prequel) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang