‧͙⁺˚*・༓☾ 𝐸𝑝𝑖𝑙𝑜𝑔 ☽༓・*˚⁺‧͙

247 16 1
                                    

/time skip



(Semua pertemuan pasti ada perpisahan)



Nichirin berayun, menebas semua yang ada di hadapannya.

Decakan keluar dari sang musuh,

Gadis yang begitu tangguh.

Mungkin seperti itulah yang dia pikirkan,

Gadis seusianya, menjalani hidupnya dengan damai, keluarga harmonis, teman teman, kisah romansa.

Dan itu semua itu memang yang di harapkan (name),

Harapannya perlahan mulai pudar, menetes dengan kentalnya cairan merah yang jatuh ke atas permukaan bumi

Hari ini, ketenangan yang selama ini ia jaga sekuat tenaga. Hancur begitu saja.

"MUICHIRO-SAN!"

(Apakah Tuhan menghukumku yang gagal sebagai manusia?)

Wajahnya basah, matanya merah,napasnya tersenggal, bahkan seluruh tubuhnya bergetar.

"Menyerahlah. Semuanya sudah ada di genggamanku, Kazukinara (name)."

Surai hitam legam dengan manik kucing merah menatap lurus ke arah manik biru laut yang sudah putus asa di bawahnya.

Sekuat tenaga, sang gadis bangkit dan bangkit mengerahkan semua titik penghabisan nya untuk melindungi hal yang berharga

(Atau.. Tuhan ingin menghukumku yang gagal sebagai iblis?)

"Kibutsuji. Jangan libatkan mereka."

Suaranya terdengar bergetar, begitu pelan, lembut, dan sangat putus asa. Maniknya yang berkabut, terhalang oleh merahnya usaha dirinya.

(Berpegang teguh, untuk mempertahankan hal yang baru itu bukanlah hal yang mudah)

Gadis itu memeluk tubuh hangat yang tergeletak di hadapannya sembari mengarahkan bilah kehidupannya pada sang iblis.

Rasanya begitu sulit untuk berdiri sendiri, dengan menopang jiwa yang lain yang begitu ia cari.

(Apakah tinta miliknya memang sudah perlahan memudar atau lembarannya yang habis?)

Dengan buram nya penglihatan, seprti mustahil melihat masa depan, ia melangkah maju dan kembali mengayunkan senjatanya

Mulutnya sudah tercekat tak mampu berteriak lagi.

Tubuh terkoyak dan sangat rusak, tapi dia masih bisa berdiri sendiri, bahkan melindungi banyak orang

Kenapa Tuhan menghukum orang sepertinya? Jika memang Tuhan sayang, kenapa dia tak memberinya kesempatan satu kali lagi untuk mendekap sang belahan jiwa?

Seakan hujan penderitaan,

Permukaan bumi sekitar sudah tertutup berubah menjadi merah.

Inilah kejamnya iblis, yang selama ini kalian puja.

(Ini terjadi begitu saja, karena kesalahanku)

Sepanjang malam, gadis itu bergerak, pembelaan, membela semua yang ia harapkan akan terjadi. Menghabiskan semua yang ia miliki

Selama itu pula, batin, raga, jiwa nya menjerit.

Hanya satu yang ia harapkan saat ini,

Manik mint yang ia begitu cari sepanjang malam, berharap tertampang lagi di wajah belahan jiwanya.

Lihat aku..

Batinnya menjerit lagi, sudah tak kuasa menahan semuanya.

Secercah harapan, yang masih membuatnya bertahan hanyalah kehangatannya.

ON REVISION ; Moon (Prequel) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang