Chapter 6

195 24 1
                                    

Malam yang sunyi serta langit yang hitam bersih tak ada bintang, sehingga daerah pegunungan sangat gelap tak tersorot secercah cahaya pun karena sang penerang malam bersembunyi di balik bayangan

Di tengah tengah pegunungan hanya terdengar suara serangga-serangga kecil di temani langkah kaki yang mulai melambat

2 jam berlalu sejak (name) dan muichiro memulai perjalanan mereka untuk mencari bunga wisteria,

Tak hanya itu, (name) juga membutuhkan bunga bakung Laba-laba merah untuk membuat penawar agar kedua gennya stabil seperti semula

Muichiro terus mengikuti (name) tanpa berbicara sepatah kata pun, begitu pula dengan (name) yang tak begitu mempedulikan kehadirannya

Hingga tak lama mereka menemukan sebuah kuil yang tak jauh dari sana, mereka berdua pun bergegas pergi ke sana

"Aku rasa di dalam ada seseorang"

(Name) dan Muichiro bersiap sembari memegang nichirin masing masing, (name) mulai membuka pintu perlahan dengan waspada

Ketika pintu telah terbuka bau amis menyengat, keduanya tahu apa yang terjadi

Kuil itu telah di serang oleh iblis, terdapat 2 orang wanita yang sudah tergeletak tak bernyawa dengan tubuh yang sudah terkoyak di mana mana

"Muichiro-san, lebih baik kau jangan melihat ini. Aku yang akan mengubur mereka,"

(Name) mendekat ke arah keduanya

"Kenapa? Lebih baik berdua agar lebih cepat"

Muichiro hendak mengikuti tapi tangan (name) mencegah

"Tidak, pergilah. Ini privasi," ucap (name) yang membuat Muichiro berpikir sejenak

Muichiro terhenti mengerti apa yang (name) maksud, ia menghela nafas kecil

"Baiklah. Jika kau kesulitan kau bisa memanggilku," ucapnya

(Name) mengangguk mengerti lalu mulai membereskan kekacauan yang terjadi di sana

(Name) menutup mayat keduanya masing masing dengan kain, tapi tak bisa di sangkal sedari tadi (name) terus menerus menelan ludah kasar ketika menghirup udara di sini

'Ugh.. Sial, Baunya harum sekali'

(Name) menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya agar tetap fokus hingga selesai mengubur keduanya

Muichiro pun mendekat saat (name) sedang berdoa untuk kedua wanita yang tewas

"Kau baik sekali sampai sampai mendoakan orang orang sama sekali tidak kau kenal"

(Name) tersenyum tipis sembari menatap kedua kuburan di hadapannya

"Jika bukan aku, siapa yang akan melakukannya? Lagi pula berdoa merupakan perbuatan baik"

Lalu (name) pergi meninggalkan Muichiro yang masih berdiri di samping kedua kuburan

"Benar benar gadis yang aneh," gumamnya sembari kembali mengekor pada (name)

***

4 jam berlalu, kini (name) dan Muichiro tiba di depan sebuah desa bernama desa Akaiyoru.

Tak butuh waktu lama tak jauh dari gerbang masuk sudah terlihat kediaman yang terdapat lambang bunga wisteria

"Lebih baik kita beristirahat di sana sebentar, kita juga bisa bertanya pada pemiliknya mengenai daerah di sini. Mungkin ada informasi mengenai bunganya" ucap (name) sembari menunjuk ke arah kediaman yang di maksud

"Hm,"

Muichiro hanya mengangguk sebagai jawaban, hingga tak sengaja (name) menarik lengan Muichiro agar mengikutinya

ON REVISION ; Moon (Prequel) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang