Mengenal Evan.

498 52 0
                                    

Hari Jumat, pukul 11.00 siang. Ini adalah jam berakhirnya sekolah dihari itu.

*Teng teng teng

"Baik anak anak, pembelajaran kita akhiri sampai disini. Rapikan barang barang kalian, jangan ada yang tertinggal. Pulanglah dengan hati hati dan ibu tunggu kehadirannya pada jam ekstrakulikuler pukul 1 siang nanti. Ibu permisi dan selamat siang", tutur sang Ibu guru dengan jabatannya sebagai wali kelas 10 A.

"Siang bu", seluruh mata murid menatap kepergian wali tanpa terlepas sedikitpun. Hingga wujud ibu guru itu sudah tak terlihat lagi

"Huuuhhhh", semua murid bernafas lega. Lelah rasanya jika harus menghadapi mapel wali kelasnya itu.

Entahlah, Fisika jauh lebih rumit dari pada Matematika bagi mereka. Hasil akhir dari soal Fisika tak ada satupun yang tepat, jawabanya selalu mendekati. Bisa 46,7 atau 46,9 dan bahkan 47. Sama sekali tak ada nilai pastinya.

"John!", panggil Terry dari tempat ia duduk.

"Apa?", jawab Johnny sekenaknya karena sedang sibuk memasukkan buku buku kedalam tas.

"Mau ikut gak?", ajak Terry setengah setengah.

Johnny menatap temannya itu malas. "Kemana?"

"Santai santai aja dirumah gua sambil nunggu jam 1"

"Gua gak bawa baju ganti Ter. Kapan kapan aja gua kerumah lu"

Saat Johnny hendak beranjak dari bangkunya, satu buah tangan penuh harap menggenggam cukup erat tangan Johnny.

"Temenin gua dirumah pleaseeee...., lu bisa pinjem baju gua dulu, Besok lu kembaliin", Terry masih berusaha membujuk.

"Kenapa gak ajak tim futsal lu?"

"Mending gua ngajak elu daripada rumah gua hancur rata dengan tanah"

Johnny terdiam, otaknya sedang memikirkan jawaban terbaik untuk menolak ajakan temannya itu.

"Udahlah lu kebanyakan mikir", satu tarikan kuat membawa tubuh Johnny pergi dari kelasnya.

Johnny menyerah, dia sudah buntu.

◇•○●○•◇

*Kelas 10 B

"William!"

Dari tempat duduknya ia menengok kearah suara yang memanggil namanya.

"Kenapa?"

"Dicari kak Natan, dia tunggu di taman belakang sekolah"

"Oh oke"

"Iya, kalo gitu gua balik duluan ya...dahh", William mengangguk.

William sudah selesai memasukkan semua peralatan belajarnya, menghela nafas dan berjalan keluar menuju taman.

"Apalagi hal jelek yang akan dikatakan oleh kak Natan tentang kak Ethan ya???", monolog William disela sela langkahnya.

*Di Taman belakang

"Kak Natan mana sih?"

William frustrasi, sudah hampir 15 menit ia mencari tapi batang hidung mancung dari Natan belum juga ketemu.

Ia lelah, hingga memutuskan untuk duduk dikursi taman sembari memainkan handphonenya.

Saat laki laki mungil itu hendak menelpon Natan, pandangannya tiba tiba saja menggelap ditutupi oleh dua buah tangan dari arah belakang.

Welcome Little One [Sunoo Harem] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang